10 Satwa Endemik Papua yang Terancam Punah Beserta Gambarnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Papua tidak hanya mempunyai pemandangan alam yang indah dan sumber daya yang melimpah. Papua juga memiliki satwa endemik yang keberadaannya memprihatinkan dan terancam punah. Apa saja binatang yang perlu dilindungi tersebut?  Simak daftar dan penjelasannya berikut ini. 

1. Kanguru Pohon Mantel Emas 

Kanguru Pohon Mantel Emas

Papua dan Australia memang memiliki beberapa kesamaan seperti dalam hal flora dan fauna. Salah satunya adalah binatang berkantung atau kanguru. Kanguru yang ada di Papua dan di Australia sebenarnya hampir mirip hanya saja ukuran kanguru Papua lebih kecil. Beratnya tidak lebih dari 20 kg dengan ukuran tubuh 22 cm.

Binatang herbivora ini memiliki kaki depan yang pendek dan kaki belakang lebih panjang dengan tungkai yang besar. Kaki dan tungkai tersebut digunakan untuk melompat. Kanguru pohon Papua merupakan hasil evolusi dari kanguru tanah yang beradaptasi dengan lingkungannya. 

Daerah kanopi di Papua yang harusnya terisi justru kosong sehingga mereka harus memanjat pohon agar mendapatkan daun di pucuk sebagai makanannya. Selain itu hal tersebut juga untuk menghindar dari predator. Kondisi hewan menggemaskan ini turun drastis sejak 30 tahun terakhir. Berdasarkan hasil catatan UICN jumlah mereka tidak lebih dari 50 ekor. 

2. Labi-labi Moncong Babi

Labi-labi Moncong Babi

Labi-labi adalah sebutan untuk kura-kura. Binatang yang memiliki tempurung ini tersebar di berbagai dunia termasuk Indonesia. Bahkan salah satu spesies paling unik dari kura-kura ini merupakan hewan endemik Indonesia tepatnya dari Papua. Kura-kura tersebut adalah kura-kura moncong babi. Disebut demikian karena kura-kura ini memiliki bentuk hidup yang serupa dengan hidung babi. 

Reptil dengan ukuran tubuh 70 cm dengan berat tubuh 22kg ini memiliki sirip di bagian kaki belakang. Sirip tersebut membuat mereka dapat mengarungi lautan lebih luas. Kura-kura ini dapat ditemukan di wilayah Timika, Asmat, Mappi, Boven Digul, Yahukimo, dan sebagian Merauke. Namun kondisinya kini tidak begitu banyak bahkan dikatakan menuju kepunahan. Populasinya menurun sebanyak 57% sejak 30 tahun terakhir. Penyebabnya adalah perburuan liar untuk koleksi dan konsumsi

3. Hiu Karpet Berbintik

Hiu Karpet Berbintik

Hewan asli Papua ini merupakan salah satu keindahan yang ada di Raja Ampat. Jika pada umumnya hiu memiliki ciri fisik yang menyeramkan namun tidak dengan hiu jenis ini. Hiu karpet berbintik memiliki penampilan yang cantik dengan warna tubuh coklat dengan pola berbintik hitam tidak beraturan. Panjang tubuh dari hiu pemangsa invertebrata kecil  ini tidak lebih dari 50 cm. 

Kamu dapat menjumpai hiu cantik ini di laut dangkal dengan kedalaman 0-12 m. Hiu dengan nama ilmiah Hemiscyllium Freycineti ini terdaftar di World Wildlife Fund atau WWF sebagai salah satu hewan terancam punah dan harus dilindungi. Menurut para ahli kepunahan hiu ini karena rusaknya terumbu karang yang merupakan tempat tinggal mereka. Hiu ini diperkirakan akan punah dalam kurun waktu 10 tahun yang akan datang. 

4. Kasuari Gelambir Tunggal

Kasuari Gelambir Tunggal

Kasuari merupakan salah satu jenis burung besar yang tidak dapat besar. Burung kasuari gelambir tunggal merupakan binatang endemik Papua yaitu di wilayah hutan tropis dan pegunungan di Papua Barat. Burung yang memiliki nama ilmiah Casuarius unappendiculatus ini lebih dikenal dengan sebutan kasuari leher emas. 

Penampilan dari kasuari jenis ini adalah mempunyai bulu berwarna hitam legam yang mengkilap sedangkan bagian wajah dan kepalanya berwarna biru yang kontras dengan warna tubuhnya. Sementara itu gelambir yang menempel pada bagian leher berwarna kuning keemasan. 

Burung dengan ukuran mencapai 1,8 m ini masuk ke dalam kategori binatang yang dilindungi. Berdasarkan catatan IUCN Red List, jumlah populasi burung kasuari gelambir tunggal ini tidak lebih dari 10.000 ekor. Langkanya burung besar ini dikarenakan perburuan liar dan rusaknya habitat mereka yang terus terjadi hingga saat ini. 

5. Kasuari Kerdil

 Kasuari Kerdil

Selain kasuari jenis gelambir tunggal atau leher emas, spesies kasuari kerdil juga terancam punah. Berbeda dengan kasuari lainnya yang berukuran besar, kasuari kerdil memiliki ukuran yang paling kecil. Meski bernama kerdil namun kasuari ini tetaplah berukuran besar di kalangan keluarga aves yaitu berukuran 1 m dengan boot 26 kg. Ciri khas yang dimiliki oleh kasuari kerdil adalah tanduknya yang berbentuk segitiga dan pipih di bagian belakangnya, Selain itu gelambirnya juga berbeda yaitu tidak menggantung seperti kasuari lainnya dan memiliki bulu lebih pekat. 

Wilayah persebaran burung kasuari kerdil mencakup pulau Seram, pulau Yapen, dan New Britania. Populasinya tidak diketahui secara pasti namun mengalami penurunan yang diakibatkan oleh perburuan liar dan habitatnya yang rusak. 

6. Mambruk Victoria 

Mambruk Victoria

Mambruk Victoria adalah jenis burung merpati yang terbesar. Burung dengan nama ilmiah Goura Victoria ini menjadi salah satu burung Endemik Papua yang paling indah namun tidak banyak yang tahu. Burung Mambruk yang merupakan maskot Manokwari memiliki ukuran tubuh 74 cm. Tubuh burung ini dipenuhi oleh bulu berwarna biru ke abu-abuan dan jambul yang membentuk kipas. Bagian atas jambul berwarna putih sedangkan bagian dada berwarna merah marun dan paruh abu-abu. 

Mambruk Victoria hidup di hutan dataran rendah, hutan sagu, serta di hutan rawa yang ada di Pulau Yapen, Pulau Biak dan sekitarnya. Status burung mambruk victoria saat ini adalah terancam punah. Kamu bisa menjumpai burung ini di tempat konservasinya yaitu di Mamberamo Foja. Kelangkaan mambruk victoria disebabkan oleh perburuan liar untuk diambil bulu dan juga dagingnya. 

7. Nuri Sayap Hitam

Nuri Sayap Hitam

Jenis burung nuri yang memiliki nama latin Eos cyanogenia ini dikenal juga sebagai nuri merah Biak. Disebut demikian sebab burung ini memiliki bulu dominan berwarna merah serta hanya ada di hutan pesisir pulau Biak. Burung ini memiliki ukuran sekitar dengan warna bulu bercak merah pada bagian telinga dan paruh berwarna merah sedikit kuning. Burung ini umumnya hidup secara berkelompok dengan anggotanya sekitar 40 hingga 60 ekor. 

Populasinya di alam liar semakin menurun dan masuk kedalam kategori rentan berdasarkan IUCN Red List. Burung ini bahkan sudah didaftarkan di CITES Appendix II. Jumlah pasti dari populasi burung ini sulit diidentifikasi karena sifat mereka yang gemar berpindah-pindah tempat.

8. Kura-kura Remaini

Kura-kura Remaini

Kura-kura yang memiliki nama ilmiah Chelodina Mccordi ini merupakan hewan endemik pulau Rote. Kura-kura eksotis ini memiliki leher panjang yang menyerupai leher ular. Oleh sebab itu kura-kura ini disebut juga dengan kura-kura leher ular. Leher panjang tersebut membuat kura-kura ini berbeda dari kura-kura jenis dan juga mereka tidak dapat menyembunyikannya di dalam tempurung. 

Ciri dari penampilan kura-kura ini adalah memiliki ukuran tubuh yang kecil dan tempurung yang melengkung ke atas.Kura-kura leher ular termasuk kura-kura air tawar yang biasa dijumpai di rawa, sawah, dan juga danau. Jenis ini menjadi salah satu dari 25 spesies kura-kura yang terancam punah. Kura-kura remaini saat ini sudah terdaftar dalam CITES yang artinya perdagangan reptil ini diawasi ketat.

9. Bondol Arfak

Bondol Arfak

Bondol adalah sejenis burung yang memiliki ukuran mungil. Sesuai dengan namanya bondol arfak adalah burung kecil yang berasal dan hanya dapat dijumpai di pegunungan Arfak, Papua. Burung ini berhabitat di padang rumput yang berada di dekat danau Anggi. Burung yang hanya memiliki ukuran 10 cm ini memiliki bulu berwarna coklat keabu-abuan dengan kepala bagian atasnya berwarna putih. Sementara itu bagian ekornya berwarna kuning terang. IUCN memperkirakan jumlah burung ini di alam liarnya tidak lebih dari 10 ribu ekor sehingga statusnya saat ini adalah rentan. 

10. Burung Cendrawasih 

Burung Cendrawasih

Papua memiliki burung endemik yang sudah terkenal hingga ke berbagai penjuru dunia yaitu burung cendrawasih. Keindahan warna bulu yang dimilikinya membuat burung dengan berbagai spesies ini mendapat julukan sebagai burung surga atau birds of paradise. Keindahannya ini menjadikan mereka sebagai target perburuan liar oleh oknum manusia yang tidak bertanggung jawab.

Akibatnya adalah burung ini menjadi langka bahkan menuju kepunahan. Diantara banyaknya spesies burung cendrawasih yang berstatus dilindungi antara lain cendrawasih kuning kecil, cendrawasih botak, cendrawasih raja, cendrawasih merah, dan toowa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn