Sejarah Perkembangan Kehidupan di Bumi Terlengkap

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apakah pernah ada yang terpikir tentang bagaimana bentuk bumi yang kita huni ini dahulunya? Apakah sudah langsung terbentuk seperti yang kita lihat sekarang atau ada proses panjang yang terjadi sebelumnya hingga akhirnya terciptalah bumi yang sangat nyaman untuk kita tinggali ini? Bagaimana dengan kehidupan di bumi ini sebelumnya? Apakah dinosaurus itu nyata atau hanya fiktif belaka?

Pertanyaan-pertanyaan ini pasti pernah muncul di benak sebagian manusia. Bumi yang kita huni ini sudah terbentuk bahkan sejak miliaran tahun yang lalu, mulai dari belum adanya kehidupan sampai era modern dengan beragam kehidupan dan gaya hidup. Bumi tidak seketika terbentuk dengan gunung yang sudah berdiri, laut, danau, tumbuh-tumbuhan dan makhuk hidup lainnya.

Ada beberapa fase/zaman dari pembentukan bumi beserta perkembangan kehidupannya. Berikut penjelasan dan ciri masing-masing fase pembentukan dan kehidupan bumi.

Zaman Azoikum/Zaman Arkaekum

Pada zaman ini, bentuk bumi masih berupa bola pijar dan memiliki suhu yang sangat tinggi. Pada zaman ini ditemukan belum adanya tanda-tanda kehidupan dari makhluk hidup jenis apapun. Zaman Azoikum diperkirakan terjadi sekitar 2.500 juta tahun yang lalu.

Adapun organisme pertama yang ditemukan berasal dari bakteri Cyanobacteria. Bakteri ini menggunakan senyawa metana, amonia dan sulfat untuk proses fotosintesis yang bertujuan untuk menghasilkan oksigen. Penumpukan oksigen yang dilakukan oleh bakteri ini memerlukan waktu yang sangat lama untuk selanjutnya digunakan untuk kelangsungan hidup organisme selanjutnya.

Zaman Paleozoikum

Pada zaman ini, keadaan bumi masih belum stabil, suhu masih berubah-rubah dan masih sangat panas dan curah hujan juga sangat besar. Zaman Palezoikum ini diperkirakan terjadi sekitar 340 juta tahun yang lalu. Namun pada zaman ini sudah mulai terlihat adanya tanda-tanda kehidupan. Makhluk hidup yang hidup pada zaman ini masih berupa mikroorganisme (makhluk hidup bersel satu), hewan avertebrata (tidak mempunyai tulang punggung), ganggang dan jenis rumpu-rumputan lainnya.

Alasan mengapa pada zaman ini disebut sudah ada tanda-tanda kehidupan dikarenakan adanya penemuan fosil yang umumnya ditemukan di batu karang. Zaman Paleozoikum ini juga disebut dengan zaman primer (zaman pertama). Zaman ini terbagi menjadi enam periode yaitu: Kambrium, Ordovisum, Silur, Devon, Karbon dan Perm.

Pada masa kambrium ganggang mulai berkembang dan iklim di bumi cenderung hangat. Pada masa ordovisum, ditemukan fosil ikan tanpa rahang yang merupakan hewan bertulang belakang. Pada akhir masa ordovisum, bumi mengalami pembekuan yang mengakibatkan kepunahan ordo-visium. Masa silur ditandai dengan adanya peralihan kehidupan dari air ke darat dan tumbuh-tumbuhan mulai tumbuh di daratan.

Selanjutnya masa devon, terjadi perkembangan besar-besaran dari jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan darat. Pada zaman ini hewan amfibi mulai muncul. Yang kelima adalah periode karbon yang ditandai oleh menyatunya benua-benua membentuk masa daratan yang disebut pangea. Ganggang tumbuh sangat banyak dan tumbuhan lumut muncul untuk pertama kalinya. Terakhir, pada masa perm, daratan raksasa pangea dengan satu samudra besar yang disebut Panthalassa sudah terbentuk.

Zaman Mesozoikum

Zaman Mesozoikum diperkirakan berada sekitar 150 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini hewan-hewan reptil berukuran besar seperti dinosaurus mencapai puncak perkembangannya. Zaman ini ditandai dengan aktivitas tektonik, evolusi dan iklim. Benua dan wilayah mulai mengalami pergeseran dan pemisahan dari yang awalnya menyatu satu sama lain. Iklim di bumi mulai hangat dan zaman ini merupakan dasar dan awal dari kehidupan modern.

Zaman Neozoikum

Zaman Neozoikum diperkirakan terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini, telah muncul hewan-hewan mamalia seperti kera dan monyet, dan hewan-hewan reptil berukuran besar sudah punah. Iklim di bumi sudah mulai stabil. Zaman Neozoikum terbagi menjadi dua yaitu zaman tersier dan zaman kuarter.

Zaman Tersier

Zaman ini diperkirakan terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini telah muncul beragam jenis hewan mamalia seperti kera. Zaman tersier juga terbagi lagi menjadi beberapa zaman yaitu zaman pliosen, miosen, oligosen, eosen dan paleosen. Pada zaman tersier ini telah muncul berbagai jenis manusia purba dan juga terjadi migrasi hewan ke berbagai belahan dunia untuk menyesuaikan iklim supaya dapat bertahan hidup.

Hewan sejenis orangutan muncul di zaman miosen. Pada akhir zaman miosen ini terjadi perubahan besar pada kulit bumi dan lingkungan alamnya. Zaman pliosen yang diperkirakan terjadi sekitar 10 juta tahun yang lalu, telah hidup hewan berukuran besar bernama Giganthropus (kera manusia raksasa). Hewan ini ditemukan di Pegunungan Himalaya. Hewan ini akhirnya punah dan masih belum diketahui penyebabnya.

Zaman Kuarter

Zaman kuarter telah terjadi sejak 600.000 tahun yang lalu, yang ditandai dengan telah munculnya kehidupan manusia modern (homo sapiens) seperti sekarang. Zaman ini manusia purba telah punah. Untuk kondisi alam, alam masih liar dan labil. Permukaan bumi masih diselimuti es dan mulai mencair pada akhir zaman pleitosen. Selanjutnya, daratan di bumi mulai terpecah karena es yang mulai mencair.

Zaman kuarter juga terbagi menjadi beberapa zaman, yaitu: Zaman Holocen (Holosin) dan Zaman Pleistocen.

Zaman Pleitosen (Dilivium)

Zaman yang diperkirakan berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu ini mulai muncul manusia purba. Keadaan alam masih labil dan juga terjadi pergantian zaman glasial dan zaman interglasial. Zaman glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di kutub utara yang menyebabkan Eropa dan Amerika bagian utara tertutupi oleh es. Permukaan air laut turun dan terjadinya kenaikan permukaan bumi di berbagai wilayah.

Sedangkan zaman interglasial adalah zaman diantara dua zaman es. Suhu mengalami kenaikan yang menyebabkan mencairnya lapisan es di kutub utara sehingga permukaan air laut menjadi naik dan terjadi banjir besar di berbagai wilayah.

Pada zaman pleitosen ini, hanya hewan yang memiliki bulu tebal yang dapat hidup dengan baik, sedangkan hewan berbulu tipis bermigrasi ke daerah tropis. Masa ini juga terjadi perpindahan manusia purba dari daratan Asia ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil manusia purba Sinanthropus Pekinensis di wilayah Peking China dalam jumlah yang banyak yang sejenis dengan fosil Pitecanthropus Erectus di Indonesia tepatnya daerah Trinil, Ngawi Jawa Timur.

Penemuan lainnya yang mendukung teori ini adalah ditemukannya alat-alat pacitan di daratan China, Myanmar dan Malaysia. Sedangkan manusia purba Homo wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa Austrolid pada zaman pleitosen tengah dan pleitosen atas menyebar dari daratan Asia ke bagian selatan. Sebagian dari mereka sampai ke benua Australia dan menjadi cikal bakal penduduk asli Australia yaitu suku Aborigin.

Zaman Holosen

Pada awal zaman holosen, sebagian besar es di kutub utara sudah hilang yang menyebabkan permukaan air laut semakin naik. Manusia purba sudah mulai punah dan muncul manusia modern (Homo Sapiens) seperti sekarang. Dan dimulailah zaman yang menjadi cikal bakal modernisasi dan kemajuan teknologi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn