Sejarah Hari Buku Nasional Beserta Manfaat Memperingatinya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hari buku nasional diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tercatat di dalam sejarah bahwa peringatan hari buku nasional telah berlangsung sejak tahun 2002 yang merupakan hasil dari ketetapan Menteri Pendidikan Nasional kala itu dengan didasari oleh momentum berdirinya Perpustakaan Nasional Indonesia pada 17 Mei 1980. Pencetus hari buku nasional ialah pemerintah serta para komunitas pencinta buku.

Awal mula berdirinya Perpustakaan Nasional yaitu pada abad ke-16 dari kedatangan bangsa barat ke Indonesia, dengan tujuan untuk bisa mempermudah penyebaran agama. Perpustakaan yang berdiri pertama kali adalah perpustakaan gereja pada masa VOC pada tahun 1624, namun baru diresmikan pada tahun 1643 karena pada saat itu mengalami beberapa kesulitan.

Perpustakaan diperuntukan oleh masyarakat secara umum. Pada abad ke-17 muncul layanan jasa baru yaitu layanan pinjam-antar. Pada tahun 1778 pemerintah mendirikan perpustakaan khusus untuk mengumpulkan buku serta manuskrip dengan tujuan menambah koleksi perpustakaan. Pada tahun 1950 perpustakaan tersebut berganti nama menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia, dan berubah lagi menjadi Museum Pusat pada tahun 1962. Hingga pada akhirnya menjadi Perpustakaan Nasional.

Pada peringatan hari buku nasional tahun 2021 walaupun dihadapi dengan pandemi Covid-19 Perpustakaan Nasional terus meningkatkan budaya kegemaran dan literasi masyarakat dengan mengalihkan sebagian besar pelayanannya secara online dan aktif dalam berbagai konten digital. Sejak tahun 2019 Perpustakaan Nasional sudah menjadi perpustakaan terbaik di dunia dalam menyediakan berbagai macam jurnal ilmiah.

Perkembangan Literasi di Indonesia

  • Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda buku-buku dikuasai, sehingga pemerintah sangat mengatur dan mengawasi peredaran buku pada masa tersebut dan membentuk Komisi Bacaan Rakyat, dengan tujuan supaya masyarakat tidak mendapatkan informasi yang dapat mengancam keberlangsungan pemerintahaan pada masa tersebut.
  • Pada masa orde lama isu budaya literasi sangat diperhatikan oleh pemerintah, namun dengan adanya isu-isu politik membuat perhatian terhadap isu budaya literasi terpinggirkan.
  • Pada masa orde baru kondisinya tidak jauh berbeda dengan kondisi di masa orde lama. Di tahun 1973 Indonesia mengalami krisis buku karena tidak ada satu pun buku yang terbit di tahun tersebut. Presiden Soeharto juga banyak memenjarakan para intelektual karena menentang kebijakannya. Di masa akhir jabatannya presiden Soeharto sempat mengadakan Bulan Buku Nasional namun tidak berjalan lama. Pada rezim orde baru buku-buku dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan pemerintahan dan militer.
  • Pada masa reformasi harapan terhadap budaya literasi di Indonesia muncul kembali karena dihapusnya kebijakan-kebijakan yang melarang buku-buku. Seiring berjalannya waktu buku-buku mulai banyak diterbitkan. Namun, karena mahalnya harga buku pada saat itu masyarakat tidak minat lagi untuk membeli buku-buku. Kemudian pada masa presiden Joko Widodo Dewan Buku Nasional yang telah dibentuk pada masa presiden SBY dibubarkan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh PISA (Program for International Student Assessment) Indonesia menjadi negara urutan 10 terbawah dengan tingkat literasi yang rendah.

Pentingnya Merayakan Hari Buku Nasional

Peringatan hari buku nasional merupakan salah satu peringatan yang penting, karena peringatan hari buku nasional digunakan sebagai upaya untuk dapat meningkatkan budaya literasi di Indonesia.

Berdasarkan data yang dikeluarkan UNESCO pada tahun 2011 mencatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat minat baca yang baru mencapai 0,0001 artinya hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca diantara 1.000 orang. Hal tersebut membuat negara Indonesia menjadi negara dengan minat baca yang rendah dibandingkan dengan negara-negara angota ASEAN. Oleh karena itu, tujuan utama dari memperingati hari buku nasional yaitu supaya masyarakat terutama anak-anak Indonesia bisa meningkatkan kegemarannya dalam membaca buku, karena dengan membaca buku bisa menambah wawasan dan pengetahuan seluas-luasnya seperti salah satu kutipan yang sering kita dengar “Buku adalah jendela dunia”. Apalagi di era digital seperti sekarang ini yang memberikan banyak manfaat positif bagi kita, salah satunya yaitu kita dipermudah untuk bisa membaca buku secara online tanpa harus membawa bukunya secara fisik.

Beberapa manfaat membaca yang perlu diketahui diantaranya yaitu

  • Membaca buku dapat mengurangi stress, karena ketika membaca buku akan mengurangi ketegangan di jantung dan otot sehingga bisa membuatmu lebih rileks
  • Dengan membaca buku maka akan memperluas pengetahuan dan wawasan sehingga bisa mendapatkan kemampuan yang baru dalam bidang-bidang tertentu
  • Meningkatkan kreativitas
  • Membantu membentuk opini hasil dari informasi yang telah diperoleh dari kegiatan membaca
  • Meningkatkan semangat untuk bisa memiliki kehidupan yang lebih baik lagi
  • Membantu meningkatkan konsentrasi atau fokus

Manfaat Memperingati Hari Buku Nasional

  • Mengunjungi perpustakaan yang dekat dengan tempat tinggal atau bahkan bisa mengunjungi perpustakaan nasional
  • Membeli buku baru
  • Membaca ulang buku-buku kesukaan
  • Meramaikan media sosial dengan hashtag, kampanye dan lainnya
  • Mengikuti lomba-lomba, seperti lomba membaca ataupun lomba menulis
  • Mendonasikan buku-buku lama yang masih layak.

Upaya untuk bisa meningkatkan minat dan kegemaran dalam membaca bisa dimulai saat usia belia. Untuk bisa meningkatkan budaya literasi di Indonesia mengalami banyak tantangan, sehingga perlu melibatkan berbagai pihak untuk bisa mencapai tujuan tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn