Sejarah Jong Islamieten Bond : Latar belakang, tujuan, Peran, dan tokohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jong Islamieten Bond (JIB) merupakan salah satu dari beberapa organisasi yang muncul sebelum Indonesia merdeka. Jong Islamieten Bond sendiri adalah perkumpulan pelajar dan pemuda Islam Hindia Belanda yang memiliki prinsip dasar perjuangan agama Islam.

Jong Islamieten Bond dibentuk pada 1 Januari 1925 di Jakarta yang diketuai oleh Raden Syamsurizal (Raden Syam). Organisasi yang beranggotakan pemuda dan pelajar Islam ini bukanlah organisasi yang dibentuk untuk kepentingan politik.

Melainkan untuk memajukan pendidikan, mengajarkan agama Islam, dan menanamkan sikap toleransi antar sesama umat muslim kepada pemuda Islam Hindia Belanda serta mengajarkan untuk saling menghargai perbedaan agama yang ada.

Jong Islamieten Bond berdiri lebih dari 15 tahun dan resmi dibubarkan pada 7 Maret 1942 ketika penjajahan Jepang dimulai. Pada tahun tersebut, seluruh organisasi yang berdiri pada masa kolonial Belanda dilarang dan dihentikan.

Latar Belakang Jong Islamieten Bond

Terbentuknya perkumpulan Jong Islamieten Bond ini dikarenakan pada masa sebelum kemerdekaan sekitar tahun 1925 banyak terbentuk organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan. Banyak organisasi yang membawa nama daerahnya masing-masing seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Batak dan lainnya yang menimbulkan kekhawatiran akan timbulnya sikap primordialisme.

Namun, terdapat beberapa pemuda Islam yang berasal dari Jawa dan Madura yang tergabung dalam JIB mengusulkan untuk membentuk organisasi sendiri yang berlandaskan agama Islam. Ide untuk mendirikan organisasi pemuda Islam ini diprakarsai oleh Raden Syam.

Dan mendapat banyak penolakan para anggota lain karena latar belakang berdirinya Jong Java dulu tidak didasarkan oleh agama tertentu. Sebagian anggota berasumsi bahwa agama justru akan menimbulkan perpecahan karena agama masih dianggap terbelakang dan kolot.

Akibat adanya penolakan ini, Raden Syam kemudian pergi menemui H. Agus Salim, Ahmad Dahlan, dan HOS Cokroaminoto untuk meminta nasehat dan mengutarakan niatnya dalam mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) pada Desember 1924.

Kemudian, disebarkanlah formulir kesediaan untuk menjadi anggota JIB yang terbuka bagi semua pemuda Islam yang berminat. Dan hasilnya terdapat 200 lebih pemuda Islam yang bersedia bergabung dengan Jong Islamieten Bond yang mayoritas termasuk pelajar dari MULO dan AMS.

Dengan anggota yang telah menyatakan kesediaannya bergabung Jong Islamieten Bond, akhirnya pada 1 Januari 1925 Jong Islamieten Bon (JIB) resmi berdiri.

Tujuan Berdirinya Jong Islamieten Bond

Sesuai dengan latar belakang berdirinya Jong Islamieten Bond, tak lain tujuan dari pembentukan organisasi pemuda Islam ini terfokus pada dua tujuan, yakni:

  • Mendalami ajaran Islam dan membiasakan untuk menerapkan amalan yang diajarkan sesuai dengan syariat agama Islam. Dalam hal ini, JIB berusaha mengubah cara pandang masyarakat yang masih terpengaruh doktrin Belanda bahwa perempuan derajatnya lebih rendah dengan menaruh perhatian besar terhadap persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan sebagaimana ajaran dalam Islam.
  • Menumbuhkan rasa toleransi sesama umat Islam juga mengajarkan untuk saling menghargai agar tumbuh rasa toleransi terhadap agama lain yang berbeda agar tercipta kerukunan antar umat beragama.

Tokoh dalam Jong Islamieten Bond

Dalam sejarah JIB, terdapat tokoh-tokoh yang berjasa dalam pembentukan organisasi ini. Berikut daftar tokoh yang berjasa dalam pendirian Jong Islamieten Bond.

  • Raden Syamsurizal

Atau yang akrab dikenal dengan Raden Syam adalah pendiri Jong Islamieten Bond sekaligus menjabat sebagai ketua Jong Java pada tahun 1925. Raden Syam merupakan politisi berkebangsaan Indonesia yang memilih keluar sebagai ketua di Jong Java dan mulai membentuk Jong Islamieten Bond meski mendapat banyak penolakan.

  • H. Agus Salim

H. Agus Salim merupakan salah satu pahlawan nasional Indonesia yang juga pernah memimpin organisasi Islam besar di Indonesia yaitu Sarekat Islam. Selain berjasa dalam mengembangkan Islam di organisasi yang ia pimpin, Agus Salim juga sangat berjasa dalam pembentukan Jong Islamieten Bond.

Atas persetujuannya lah Raden Syam akhirnya menyebarkan formulir kesediaan bagi pemuda Islam Hindia Belanda untuk bergabung ke dalam keanggotaan Jong Islamieten Bond. Agus Salim juga mengajarkan agama Islam bagi anggota Jong Islamieten Bond melalui ceramah-ceramah yang diadakan.

  • Ahmad Dahlan

Sebagai seorang ulama tersohor di Masjid Besar Kesultana Yogyakarta, Ahmad Dahlan juga merupakan pendiri organisasi masyarakat Islam yang memiliki banyak pengikut, yakni Muhammadiyah. Dalam sejarah pembentukan JIB, Raden Syam mendatangi Ahmad Dahlan untuk meminta nasehat terkait organisasi pemuda Islam yang akan dibentuk.

  • HOS Cokroaminoto

Serupa dengan kedua tokoh sebelumnya, HOS Cokroaminoto berjasa dalam pembentukan Jong Islamieten Bond karena sebelum JIB resmi berdiri, Raden Syam selaku tokoh yang memprakarsai berdirinya organisasi ini meminta saran kepada beliau. Hal ini dikarenakan HOS Cokroaminoto merupakan salah satu tokoh pemimpin organisasi Islam pertama di Indonesia, yakni Sarekat Islam.

Peran dan Tugas Jong Islamieten Bond

Meski pada awalnya Jong Islamieten Bond banyak mendapat penolakan, namun selama organisasi ini berdiri telah memberikan dampak positif atas peran dan tugas yang telah dilakukannya. Beberapa peran JIB selama organisasi ini berdiri antara lain:

  • Anggota JIB terkenal berani dan aktif menyuarakan ide dan gagasannya dalam menangani situasi yang ada. Para tokoh JIB tidak gentar dalam mengungkapkan protesnya terhadap pihak Belanda.
  • Mengadakan kajian untuk mempelajari agama Islam seperti ceramah-ceramah dan kursus sebagai tempat memperdalam ajaran-ajaran dalam agama.
  • Membentuk beberapa organisasi termasuk organisasi kepanduan yang serupa dengan organisasi pramuka milik Belanda dengan istilah Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ) dan organisasi yang fokus kajiannya di bidang kewanitaan yakni Jong Islamieten Bond Dames Afdeling (JIBDA).
  • Menerbitkan surat kabar dan majalah dengan nama An-Nur (Het Licht) yang diedarkan secara umum sejak Maret 1925.
  • Mendirikan Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Tegal pada Oktober 1931 dan Tanah Tinggi, Batavia pada bulan November 1931 sebagai bentuk perhatiannya untuk memajukan pendidikan masyarakat lokal.
fbWhatsappTwitterLinkedIn