Daftar isi
Siapa yang tidak tahu Bali, sebuah pulau yang keindahannya sudah mendunia.
Perlu kita ketahui Bali berabad-abad lalu adalah sebuah kerajaan Hindu tua selain kerajaan Majapahit.
Latar Belakang Kerajaan Bali
Kerajaan Bali terletak di pulau Bali, wilayahnya sampai di kepulauan Sunda Kecil, yang sekarang termasuk provinsi Nusa Tenggara Timur.
Raja pertama Kerajaan Bali bernama Kesari warmadewa atau Sri Kesari Warmadewa yang juga pendiri dinasti Warmadewa.
Kerajaan ini sudah berdiri sejak tahun 1300an. Ada tiga dinasti yang pernah berkuasa pada masa Kerajaan Bali.
Tiga dinasti kerajaan Bali yaitu Wangsa Warmadewa, Wangsa Jaya dan Wangsa Singasari.
Runtuhnya Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 14 menjadi keuntungan bagi Kerajaan Bedahulu untuk memulai kembali kekuasaannya.
Akan tetapi Kerajaan Gelgel yang juga merupakan wilayah Bali, terlebih dahulu mengambil alih Kerajaan Majapahit.
Setelah Kerajaan Gelgel hancur, wilayah kekuasaan Majapahit dikuasai oleh Kerajaan Klungkung.
Banyak masalah yang terjadi di Kerajaan Klungkung sehingga banyak wilayah yang melepaskan diri.
Kemudian ada 8 kerajaan kecil yang terbentuk. Kerajaan-kerajaan ini dinamakan wilayah Swapraja. Salah satunya adalah Kerajaan Bali.
Raja-raja yang Pernah Menjabat di Kerajaan Bali
- Sri Kesari Warmadewa (914 M)
Raja pertama kerajaan Bali. Hal ini tertulis di dalam prasasti Blanjong, salah satu peninggalan Kerajaan Bali.
- Sri Ugrasena (915-942)
Di tangan Ratu Sri Ugrasena, banyak perubahan yang dilakukan untuk rakyat Bali.
Antara lain pembangunan tempat-tempat suci untuk ibadah rakyat Hindu Bali dan pembebasan pemungutan pajak untuk beberapa daerah Bali.
- Tabanendra Warmadewa (955-967 M)
Raja ke tiga ini adalah keturunan raja pertama Bali. Gelarnya adalah Sang Ratu Aji Tabanendra Warmadewa.
Pada masa pemerintahannya dia memberikan izin kepada rakyat untuk membuat Air Madaru, yaitu tempat pemakaman raja.
- Jayasingha Warmadewa (960-975 M)
Raja ke 4 adalah Putra Tabanendra Warmadewa raja sebelumnya.
Pada masa pemerintahannya Raja Jayasingha Warmadewa membangun tempat pemandian suci Tirta Empul di Tampaksiring.
Pemandian ini mengambil sumber air yang ada di Desa Manukraya.
- Jayashadu Warmadewa (975-983 M)
Jayashadu Warmadewa meneruskan tahta ayahnya, raja Bali yang ke 4.
Pada masa pemerintahannya ia banyak memerintahkan rakyatnya untuk merawat dan memperbaiki Pura-pura dan tempat pertapaan.
Armada militer juga turut diperkuat dengan persenjataan yang lengkap.
- Sri Wijaya Mahadewi
Raja Bali ke 6 adalah seorang ratu yang bernama Ratu Sri Wijaya Mahadewi yang bergelar Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi.
Ia adalah putri Mpu Sendok dari Jawa Timur dari Kerajaan Sriwijaya.
- Dharma Udayana Warmadewa (1001- 1011 M)
Berpermaisurikan putri dari Jawa Timur, sehingga pengaruh budaya Jawa semakin kental di Bali.
Salah satunya adalah penggunaan huruf jawa yang terdapat pada peninggalan-peninggalan kerajaan Bali.
Masa pemerintahan Raja ke 7 ini adalah puncak kejayaan kerajaan Bali.
- Marakata (1011-1022 M)
Raja Marakata adalah anak ke dua Raja Udayana. Bergelar Dharmawangsawardhana Marakata Pangkajasthana Unttunggadewa.
Raja Marakata adalah adik dari Raja Airlangga yang memimpin Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur.
Raja Marakata disukai oleh rakyat Bali karena dapat memlihara rakyatnya dengan baik dan bijaksana.
- Anak Wungsu (1049-1077 M)
Setelah Marakata lengser, pemerintahan Kerajaan Bali digantikan oleh Anak Wungsu saudara dari Raja Marakata.
Pada masa pemerintahannya banyak dituliskan prasasti-prasasti.
Sejumlah 28 prasasti tersebar ke seluruh bali. Raja Anak Wungsu tidak memiliki keturunan sebagai putra mahkota.
- Jaya Sakti (1133-1150 M)
Pada masa pemerintahan Raja Jaya Sakti dibuatlah sebuah undang-undang.
Undang-undang tersebut digunakan untuk mengatur pemerintahan di Kerajaan Bali.
Nama undang-undang tersebut adalah Kitab Utara Widdhi Belawan dan Rajawacana.
- Bedahulu (1343 M)
Raja ke 10 ini bergelar Sri Astasura Ratna Bhumi Banten Bedahulu. Dibantu oleh dua patih dalam menjalankan pemerintahannya.
Patih Raja Bedahulu bernama Patih Pasunggrigis dan Patih Kebo Iwa. Sistem pemerintahan ini adalah warisan dari raja sebelumnya.
Masa Kejayaan Kerajaan Bali
Masa kejayaan Kerajaan Bali ada pada masa pemerintahan raja Bali ke 7 yaitu Raja Dharma Udayana Warmadewa.
Pada tahun 1001-101, saat masa pemerintahannya hasil pertanian yang melimpah mendukung kegiatan Ekonomi kerajaan.
Selain itu sistem pemerintahan dan pasukan militer sebagai pertahanan kerajaan menjadi semakin kuat.
Raja Dharma Udayana memiliki permaisuri seorang putri Raja yang berasal dari kerajaan di Jawa Timur.
Dengan demikian kerajaan Bali mendapat dukungan dari Jawa dan menjadikan hubungan Bali Jawa semakin baik.
Runtuhnya Kerajaan Bali
Majapahit berambisi untuk memperluas wilayahnya termasuk wilayah kerajaan Bali.
Berawal dari taktik politik patih Gajah Mada dari Majapahit, Kebo iwa patih kerajaan Bedahulu datang ke Majapahit.
Kebo Iwa adalah seorang patih kerajaan Bali yang konon memiliki kesaktian.
Sesampainya di Majapahit, Kebo Iwa diminta membuat sumur kemudian ditimbun dengan tanah dan Batu untuk dibunuh.
Tetapi menurut cerita Kebo Iwa tidak dapat dibunuh karena kesaktiannya, tetapi ia menyerahkan diri untuk dibunuh.
Kematian Kebo Iwa menutup masa pemerintahan Kerajaan Bali. Raja Bedahulu, raja ke 10 adalah raja terakhir yang memimpin kerajaan Bali.
Peninggalan Kerajaan Bali
- Prasasti Panglapuan
Prasasti ini berisi tentang badan Penasihat Pusat yang dibentuk oleh raja Udayana dalam membantu proses pemerintahannya.
Para anggota badan penasihat ini adalah para pendeta Buddha dan Hindu.
- Prasasti Gunung Panulisan
Ditemukan di dalam pura panulisan, pura ini dikenal sebagai tempat pemujaan roh leluhur.
- Prasasti Blanjong
Diemukan di dekat banjar Blanjong, desa Sanur Kauh, di daerah Sanur, Denpasar, Bali.
Prasasti ini berisi sejarah tertua tentang Bali. Dibuat pada masa raja Bali yang bernama Sri Kesari Warmadewa.
- Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu
Ada 31 prasasti yang ditemukan yang ditulis pada masa Anak Wungsu
- Candi Padas di Gunung Kawi
Terdapat di Tampak Siring, Gianyar. Candi ini memiliki 315 anak tangga. Di dalam kompleks candi ini terdapat pemandian.
- Candi Mengening
Candi ini juga terdapat di Gianyar, berada di tepi sungai Pakerisan
- Candi Wasan
Terletak di saerah Sukawati terdapat arca yang umurnya sudah sangat tua di dalam candi.
- Pura Agung Besakih
Pura ini adalah pura yang paling terkenal, terletak di Karangasem.
Pura ini adalah situs bersejarah yang dilindungi. Dan sampai saat ini menjadi tempat wisata yang ramai.