Daftar isi
Sistem Informasi Geografis berhubungan erat dengan pengoperasian komputer baik memasukkan, menyimpan, memeriksa, manipulasi, melakukan analisis, integrasi serta menunjukkan tampilan mengenai data yang berkaitan erat dengan seluruh lokasi yang ada di permukaan bumi.
Pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara detail mengenai Sistem Informasi Geografis (SIG), mulai dari pengertiannya, komponen, fungsi, tahapan, serta analisisnya. Mari simak pembahasan berikut ini!
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Sistem Informasi Geografis tersusun dari tiga kata yakni Sistem, Informasi, dan juga Geografis yang mana ketiganya dapat diartikan bahwa penggunaan sistem yang memiliki informasi terkait dengan kondisi dan keadaan bumi dalam konteks dan sudut pandang keruangan.
Sistem Informasi Geografis memiliki ikatan yang erat dengan penginderaan jauh. Yang mana SIG sendiri dikhususkan sebagai sistem yang melakukan pengolahan data base atau basis data terkait dengan data referensi geografis serta informasi spasial.
Citra penginderaan jauh, semua masukan data SIG dapat diperoleh. Informasi tersebut kemudian akan diproses dengan bantuan komputer untuk menghasilkan informasi yang diinginkan dengan adanya suatu kombinasi.
Secara singkat, SIG adalah sistem yang berperan dalam mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan juga menyediakan berbagai jenis data yang memiliki hubungan erat dengan keadaan atau kondisi geografis yang ada di dalam sebuah wilayah.
Adapun beberapa tanggapan pengertian Sistem Informasi Geografis menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
Menurut Murai (1999), Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sebuah sistem informasi yang diperuntukkan untuk melakukan penyimpanan, memasukkan, mengolah, memanggil kembali, melakukan analisis dan menghasilkan sebuah data dilengkapi dengan referensi geografis maupun data geospasial.
Tujuan dari SIG itu sendiri adalah mendorong dan membantu dalam memutuskan sesuatu terkait dengan pengelolaan hingga perencanaan penggunaan lahan, lingkungan, fasilitas kota, transportasi, sumber daya alam, hingga pelayanan umum yang lain.
Menurut Bernhardsen (2992), Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan sebuah sistem komputer yang berperan dalam melakukan manipulasi data terkait geografi.
Sistem Informasi Geografis (SIG) juga dapat diimplementasikan pada perangkat keras maupun perangkat lunak sekalipun dalam melakukan verfikasi data, penyimpanan, akuisisi, kompilasi, perubahan data, hingga melakukan pembaharuan data.
Selain itu, adapun fungsi lain dari SIG ini, yakni berguna dalam pemanggilan serta dalam melakukan presentasi data, manajemen, tukar menukar data, memanipulasi data, dan juga menganalisis sebuah data.
Gistut 1994 memaparkan bahwa, Sistem Informasi Geografis adalah sebuah sistem yang berguna dalam membuat sebuah keputusan yang bersifat spasial serta membantu mengintegrasikan beberapa karakteristik sebuah fenomena beserta dengan deskripsi – deskripsi lokasi di mana lokasi tersebut ditemukan.
SIG itu sendiri meliputi teknologi dan juga metodologi yang dibutuhkan, beberapa di antaranya seperti data spasial yang ada pada perangkat keras maupun perangkat lunak beserta dengan struktur organisasi.
Pada Sistem Informasi Geografis, terdapat tiga komponen utama antara lain perangkat keras, perangkat lunak, dan pengguna atau manusia. Berikut penjelasannya.
Perangkat keras di sini merupakan komponen pertama yang sangat mendukung sistem kerja dari SIG mulai dari COPU, monitor, scanner, plotter, printer, digitizer, flash disk, CD rom, hingga VDU. Berikut kami jelaskan masing – masing fungsinya.
Perangkat lunak ini merupakan salah satu komponen Sistem Informasi Grafis yang terdiri dari beberapa program yang mendukung dan membantu seluruh kerja SIG mulai dari memasukkan data, memprosesnya, hingga menghasilkan sebuah data. Contoh dari perangkat lunak SIG antara lain Q-GIS, ArcGis, dan juga ArchView yang merupakan program kerja.
Komponen yang terakhir adalah manusia sebagai pengguna atau brainware. Manusia di sini berperan menjadi pelaksana yang memiliki tanggung jawab penuh atas pengumpulan data, pemrosesan, analisis, serta publikasi terkait data geografis itu sendiri.
Komponen dari user atau brainware inilah yang mengolah data yang didapatkan dan dikumpulkan dari lapangan agar diproses maupun didigitasi dan menghasilkan sebuah peta yang berguna untuk kebutuhan tertentu manusia sesuai dengan fungsinya masing – masing.
Dalam banyak bidang, Sistem Informasi Geografis memiliki berbagai manfaat dan fungsi mulai dari Sumber Daya Alam (SDA), pembangunan, transportasi, perencanaan ruang, dan fungsi terkait bencana. Berikut beberapa fungsi SIG beserta penjelasannya.
Dalam hal ini, SIG memiliki peran yang lebih terperinci antara lain sebagai berikut :
Dalam melakukan perencanaan ruang dalam suatu wilayan, SIG memiliki manfaat yang besar terutama terkait pendataan dan juga bagaimana mengembangkan beberapa pusat pertumbuhan.
Tak hanya itum pembangunan dengan menggunakan SIG dapat berguna dalam memantau bagaimana persebaran penduduk serta penggunaan lahan mulai dari pemukiman penduduk, kawasan industri, rumah sakit, sekolah, hingga seluruh penggunaan yang lainnya yang menggunakan SIG.
SIG memiliki manfaat yang besar dalam melakukan perencanaan pembangunan dengan melakukan analisis pada sejumlah peta tematik. Karena dengan melakukan analisis tersebut, semua dapat mengetahui bagaimana kemampuan lahan.
Misalnya terdapat perencanaan pembangunan terminal dengan bantuan peta jaringan jalan, peta kepadatan penduduk, peta tata guna lahan, peta trayek angkutan, atau juga peta harga tanah.
Adlam mitigasi bencana, SIG berfungsi dalam memutuskan dan menentukan wilayah atau daerah mana yang dijadikan sebagai prioritas utama untuk melakukan penanggulangan terhadap bencana.
Tak hanya itu, SIG juga berperan dalam mengidentifikasi sumber becana, lokasi evakuasi, serta seberapa besar luas area yang terkena dengan bencana, maupun peran lainnya.
Di dalam bidang transportasi ini, SIG digunakan dalam melakukan inventarisasi jaringan transportasi publik untuk menyesuaikan rute alternatif, merencanakan seberapa besar perluasan sistem jaringan jalan, dan juga menganalisis kawasan mana yang rawan terhadap kemacetan dan laka lantas.
Sebelum masuk kepada tahapan kerja SIG, perlu kita catat bahwa terdapat tiga tahapan utama yakni tahap masukan, dan tahap pengeluaran. Kami akan membahasnya lebih lanjut.
Tahap yang pertama adalah tahap masukan yang terbagi menjadi dua yakni sumber data dan proses memasukkan data.
Pada sumber data, adapun beberapa data yang perlu disiapkan biasanya dapat mengambil sumber dari :
Sedangkan pada proses pemasukkan data, terbagi menjadi dua jenis yakni data spasial dan juga data atribut.
Data kualitatif tersebut merupakan hasil pengamatan yang berupa deskripsi melalui pengisian angket, tanya jawab, maupun wawancara. Sedangkan data kuantitatif didapatkan dari pengamatan yang menyatakan angka atau sebuah bilangan untuk menunjukkan perbedaan nilai pada masing – masing objek.
Data – data yang sudah diperoleh tersebut kemudian akan lanjut diproses pada tahap pengolahan data ini baik dengan memanipulasinya maupun menganalisis data tersebut dengan membuat database baru, menghapus, mengedit, mengisi, hingga menyisipkan sebuah data di dalam tabel.
Tahap yang terakhir adalah tahap keluaran yang artinya menyajikan data SIG yang sudah diperoleh dan diproses dengan tiga bentuk antara lain softcopy, hardcopy, maupun dalam bentuk digital / elektronik yang menyerupai biner.
Dalam melakukan analisis data Sistem Informasi Geografis terdapat lima analisis yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
Analisis klasifikasi dilakukan dengan pengelompokkan sejumlah data ke ruangan / spasial. Misalnya dalam mengklasifikasikan pola tata guna lahan pada pertanian, hutan, pemukiman, dengan mengacu pada sebuah analisis data.
Analisis ini dilakukan dengan menganalisis serta melakukan integrasi terhadap dua data atau lebih ke dalam ruangan yang berbeda – beda. Misalnya dalam menganalisis daerah yang rawan erosi dilakukan penggabungan data ketinggian, kadar air, dan juga jenis tanah dalam sebuah wilayah.
Analisis yang ketiga ini memiliki titik tolak yakni jaringan dengan beberapa garis dan titik yang saling berhubungan satu sama lain. Biasanya analisis ini digunakan dalam sistem jaringan telepon, pipa air minum, saluran pembuangan, maupun kabel listrik.
Analisis buffering dilakukan untuk menghasilkan sebuah penyangga yang bentuknya lingkaran maupun poligon dengan adanya objek sebagai pusat. Analisis ini berguna untuk mengetahui berapa parameter sebuah objek serta luas sebuah wilayah.
Analisis tiga dimensi berfungsi untuk membantu memahami sebuah data dengan memvisualisasikannya ke dalam bentuk tiga dimensi. Biasanya analisis ini digunakan dalam menganalisis sebuah wilayah yang rawan bencana.