Taman Nasional Lore Lindu – Peninggalan Megalitikum

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Taman nasional merupakan Kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi, dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Salah satu contohnya adalah Taman Nasional Lore Lindu.

Taman Nasional Lore Lindu atau TNLL adalah taman nasional yang terletak di provinsi Sulawesi Tengah. Kawasan TNLL memiliki flora dan fauna yang beragam serta panorama alam yang bagus karena berada di garis Wallace.

Sejarah Taman Nasional Lore Lindu

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan Kawasan pelestarian alam yang terbentuk dari penyatuan tiga Kawasan lindung. Kawasan pertama dimulai pada tahun 1973 melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 522/Kpts/Um/1973 tanggal 23 Oktober memutuskan untuk mendirikan Suaka Margasatwa Lore Kalamata dengan luas sebesar 131.000 Ha.

Kawasan kedua ada pada tahun 1978 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 46/Kpts/Um/1978 tanggal 25 Januari 1978 memutuskan untuk mendirikan Hutan Wisata atau Hutan Lindung Danau Lindu dengan luas sebesar 31.000 Ha.

Kawasan ketiga ada pada tahun 1981 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 1012/Kpts/Um/1981 tanggal 10 Desember 1981 memutuskan untuk mendirikan Suaka Margasatwa Sungai Sopu dengan luas sebesar 67.000 Ha.

Kemudian berdasarkan Surat Instruksi kedua oleh Menteri Kehutanan No. 593/Kpts-II/1993 tanggal 5 Oktober 1993 maka ditetapkan bahwa ketiga kawasan tersebut disatukan dalam kawasan konservasi sehingga menjadi Taman Nasional yang memiliki luas sebesar 229.000 Ha.  

Selanjutnya pada tahun 1999 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No, 464/Kpts-II/1999 tanggal 28 Juli 1999 memutuskan untuk melakukan pengukuran dan tata batas, hingga secara resmi luas Taman Nasional Lore Lindu ditetapkan sebesar 217.991,18 Ha.

Pada tahun 2014 perubahan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki hubungan keterlibatan pada perubahan kawasan hutan termasuk Kawasan Taman Nasional Lore Lindu itu telah disahkan. Kemudian perubahan tersebut juga telah di akomodasi melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.869/Menhut-II/2014 tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Tengah.

Berakhir pada tanggal 29 September 2014 diketahui luas Taman Nasional Lore Lindu menjadi sebesar 215.733,70 Ha. Dan pada tanggal tersebut juga telah dilakukan penataan zonasi yang sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal KSDAE No.SK.456/KSDAE/SET/KSA.0/12/2018 tentang Zona Pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu Kab. Sigi dan Kab. Poso Provinsi Sulawesi Tengah.

Peninggalan Megalitikum

Pada kawasan Taman Nasional Lore Lindu banyak ditemukan adanya peninggalan megalitikum. Peninggalan megalitikum dapat berupa patung-patung batu yang dapat menjadi wisata menarik bagi wisatawan. Patung-patung ini telah berusia ratusan hingga ribuan tahun dan tersebar di Lembah Napu, Bada dan Besoa.

Patung di TNLL diklasifikasikan menjadi 5 jenis yaitu patung-patung biasa yang memiliki ciri mirip dengan bentuk manusia, kalimba yang memiliki bentuk mirip seperti jambangan, tutu’na yang memiliki bentuk seperti piringan-piringan batu, batu dakon yang berbentuk rata sampai cembung dan patung-patung lain seperti tiang penyangga, mortar batu dan sebagainya.

Kondisi Alam Taman Nasional Lore Lindu

Kondisi alam merupakan bentang wilayah yang berdasarkan pada ketinggian dan sumber daya tertentu. Kondisi alam pada Taman Nasional Lore Lindu yaitu sebagai berikut :

1. Letak dan Posisi Geografis

Secara geografis Taman Nasional Lore Lindu terletak di koordinat 119°90’-120°16’BT dan 1°8’-1°3’LS. Sedangkan secara administratif letak Taman Nasional Lore Lindu berada pada dua Kabupaten yaitu Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso.

TNLL di Kabupaten Sigi berada pada Kec. Sigi Biromaru, Palolo, Nokillaki, Tanambulaya, Gumbasa, Kulawi, Lindu dan Kulawi Selatan dengan luas sebesar 112.792,08 Ha. Kemudian TNLL di Kabupaten Poso berada pada Kec. Lore Utara, Lore Tengah, Lore Peore, Lore Barat, dan Lore Selatan dengan luas sebesar 102.941,62 Ha.

2. Topografi Kawasan

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu ini terdiri atas sebagian besar hutan berada di pegunungan dan sebagian kecil hutan berada di dataran rendah.

Taman Nasional Lore Lindu sebagian besar hutan di pegunungan dan sebagian kecil hutan di dataran rendah.

Titik terendah di TNLL berada di dekat ujung barat laut yang memiliki ketinggian sekitar 200 mdpl diatas permukaan laut. Sedangkan titik tertinggi di TNLL berada di puncak Gunung Rorekatimbu 2610 mdpl yang berada di batas TNLL bagian timur.

3. Iklim dan Hidrologi

Suhu maksimum dan minimum Taman Nasional Lore Lindu itu sangat bervariasi. Suhu maksimum sekitar 26 sampai 35 derajat celcius. Sedangkan suhu minimum sekitar 12 sampai 17 derajat celcius. Selain itu, curah hujan di kawasan TNLL bervariasi dan tidak merata sepanjang tahunnya.

Dari aspek hidrologi, wilayah TNLL termasuk area yang sangat penting bagi Provinsi Sulawesi tengah sebab areanya merupakan daerah tangkapan hujan bagi dua sungai besar yaitu Gumbasa di bagian utara yang bergabung dengan sungai Palu dibagian barat dan sungai Lariang di bagian timur, selatan dan sebagian di bagian barat. Kedua sungai tersebut memiliki tipe aliran dendritic dengan pola yang bervariasi.

Flora dan Fauna Taman Nasional Lore Lindu

Kawasan Taman Nasional Lore Lindu juga memiliki kekayaan flora dan fauna yang begitu berlimpah sehingga pada wilayah tersebut terdapat beberapa jenis tumbuhan serta jenis hewan yang dapat ditemui.

1. Flora

Jenis flora yang ada di dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu itu sangat beragam. Namun anggrek adalah jenis flora yang menjadi primadona di kawasan TNLL.

Sehingga ada dua lokasi budidaya anggrek di TNLL yakni di Mataue dan Telaga Tambing. Selain anggrek juga tumbuhan lain yang dapat di temui pada kawasan tersebut yaitu :

  • 18 jenis palem antara lain adalah Pigafetta elata, Arenga pinnata, A.undulatifolia, Areca vestiary, Calamus didymocarus, C.leiocaulis, C. leptoschahys, C.macrosphaerion, C.minahassae, C.inops, C.ornatus var.celebicus, C.othrostachycus, C.symphysipus, C.zollingeri, Caryota mitis, Daemonorops macropterus, D.robusta, Korthalsia celebica, Licuala celebica, Livistona celebica dan Pinanga caesia.
  • Pohon-pohon pandan yang memiliki tinggi lebih dari 20 meter.
  • Tumbuhan bambu kecil seperti Begonia spp (Begon), Elatostema spp (Urtic) dan Cyrtanda  spp (Scrop).
  • Tumbuhan tegak berduri seperti pohon natal.
  • Pohon-pohon ramping yang kebanyakan berbunga merah dan putih seperti Rhododendron spp.
  • 5 jenis kantong semar antara lain adalah Nepenthes pitopangii, N. nigra, N.maxima, N. tentaculate dan N.mirabilis.
  • Selain itu, juga terdapat jamur, lumut dan paku-pakuan.

2. Fauna

Jenis fauna yang terdapat di dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu sangat beraneka ragam. Berdasarkan pada SK Dirjen PHKA No. 132/IV-KKH/2011 tanggal 8 Juli 2011 tentang penetapan spesies terancam punah.

Ada tiga jenis satwa yang terancam punah di dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu yaitu Maleo, Babirusa, dan Anoa.

Bahkan maleo, babirusa dan anoa masih terus dimonitor populasinya sejak tahun 2013. Selain tiga jenis satwa tersebut ada juga fauna lain yang dapat di temui pada kawasan tersebut yaitu :

  • Reptilia yang berada di dalam kawasan TNLL adalah jenis ular dan cecak besar.
  • Terdapat kura-kura darat yakni Indotestudo fostenii.
  • Terdapat banyak jenis burung seperti Maleo, Burung enggang Red Knobbed, Elang Sulawesi dan sebagainya.
  • Terdapat banyak populasi Tarsius di TNLL.
  • Selain itu, juga ditemukan fauna jenis lain seperti Babi Hutan Sulawesi, Monyet hitam Sulawesi, Kuskus Beruang, dan Musang.

Kegiatan dan Destinasi Wisata Taman Nasional Lore Lindu

Tersedia beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi di Taman Nasional Lore Lindu. Berikut adalah destinasi beserta penjelasannya :

1. Paralayang Lumpio

Paralayang Lumpio merupakan destinasi baru yang dapat di jangkau oleh para wisatawan.Destinasi ini berada pada ketinggian 480 mdpl dan landing area berada pada ketinggian 150 mdpl. Paralayang Lumpio terletak di Seksi PTN Wilayah IV Bora bidang PTN Wilayah II Makmur.

Pada ketinggian tersebut wisatawan akan melihat pemandangan barisan pegunungan gawalise dari berbagai sudut yang menarik. Kegiatan yang dapat dilakukan di objek wisata tersebut adalah paralayang. Paralayang merupakan olahraga terbang bebas bagi wisatawan yang ingin memacu adrenalin.

2. Air Terjun Kababuru

Air terjun kababuru terletak di dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu tepatnya di desa Pilimangkujawa, Resort Moa-SPTNW II Gimpu. Kondisi sekitar lokasi masih sangat alami. Aktivitas yang dapat dilakukan di objek wisata tersebut adalah fotografi, trekking dan menikmati pemandangan

3. Telaga Tambing

Telaga Tambing di wilayah kerja Resort tongoa, Bidang PTN Wilayah II Makmur. Udara pada objek wisata ini sangat sejuk dan kawasan telaga tambing dikelilingi oleh hutan dengan ekosistem yang masih sangat alami.

Kegiatan yang dapat dilakukan pada objek wisata tersebut adalah berkemah, memancing, trekking, dan pengamatan burung.

4. Penangkaran Maleo

Penangkaran Maleo terletak dalam wilayah Dusun Saluki dan berjarak sekitar 50 km dari kota Palu. Namun, untuk menuju ke penangkaran burung maleo, wisatawan harus berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua sejauh kurang 4 km ke arah kawasan TNLL.

Kegiatan yang dapat dilakukan pada objek wisata tersebut adalah pengamatan pada burung maleo, fotografi, dan mengenal burung maleo lebih dekat. 

fbWhatsappTwitterLinkedIn