Taman Nasional Sembilang: Sejarah, Flora, Fauna & Wisata

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Salah satu Taman Nasional di Indonesia yang menjadi habitat hewan-hewan Asia adalah Taman Nasional Sembilang. Memiliki area seluas lebih dari 200.000 hektar, Taman Nasional ini terletak di Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Banyuasin.

Selain itu, Taman Nasional Sembilang ditetapkan oleh UNESCO sebagai bagian dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia tahun 2018. Hal ini disebabkan taman ini merupakan salah satu wilayah persebaran fauna di Indonesia dan juga flora.

Sejarah Taman Nasional Sembilang

Awal pembentukan Taman Nasional Sembilang terjadi pada 28 Februari 1994 berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang dikeluarkan oleh Perda Tingkat I Sumatera Selatan Nomor 5.

Isi dari Peraturan Daerah ini adalah agar Suaka Margasatwa Terusan Dalam, Hutan Produksi Terbatas Terusan Dalam, Hutan Lindung Sembilang, dan area perairan menjadi Hutan Suaka Alam.

Pengkajian kelayakan dilakukan di tahun 1996 oleh Ditjen Bangda Departemen Dalam Negeri dan Ditjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) Departemen Kehutanan. Hasil dari proses kaji ini menetapkan bahwa kawasan hutan yang telah dipilih memenuhi syarat dan kriteria menjadi Kawasan Pelestarian Alam berbentuk Taman Nasional.

Taman Nasional Sembilang mulai dibuka sejak tahun 2003. Hanya saja area konservasi alam liar ini terancam oleh adanya penebangan liar dalam skala kecil, aktivitas tambak ikan di pesisir, hingga abrasi yang terjadi hingga 15 meter dalam jangka waktu satu tahun.

Meskipun begitu, restorasi mangrove semakin galak dilaksanakan hingga mencapai luas 200 hektar. Aktivitas ini masih terus berlangsung hingga saat ini.

Keistimewaan Taman Nasional Sembilang

Di Taman Nasional ini pengunjung dapat memancing, menonton atraksi dolphin,dan migrasi burung yang datang dari Siberia, hingga menjelajahi sungai dan hutan mangrove dengan menggunakan perahu. Pemandangan menarik yang dapat ditemukan di taman ini antara lain adalah Semenanjung Banyuasin, Teluk Sekanak, Benawan Bay, hingga Pulau Betet.

Hanya saja pada 15 Januari 2020, diumumkan oleh Jakarta Post bahwa Pulau Betet yang tak berpenghuni ini mengalami penurunan sejauh 1 meter dari permukaan laut. Tenggelamnya pulau Betet yang dulunya rumah untuk Harimau Sumatera ini disebabkan oleh adanya perubahan iklim.

Akses Taman Nasional Sembilang

Terletak di propinsi Sumatera Selatan dan sebagai salah satu kawasan sumber daya alam Sumatera Selatan, Taman Nasional Sembilang membutuhkan waktu total 4 jam dari Ibukota propinsi.

Tepatnya 2 jam dari Palembang menuju Sungsang dengan perahu motor sewa dan ditambah perjalanan darat selama 2 jam menuju lokasi taman. Bulan Juni sampai November adalah waktu terbaik untuk mengunjungi Taman Nasional Sembilang.

Kondisi Alam Taman Nasional Sembilang

Lokasi geografis Taman Nasional Sembilang terletak di pesisir timur Propinsi Sumatera Selatan, tepatnya. pada 104° 11’-104° 94’ Bujur Timur dan 1° 63’-2° 48’Lintang Selatan. Topografi atau ketinggian area ini bervariasi antara 0 hingga 500 meter dpl. Sedangkan suhunya berkisar antara 22° – 33 ° C dengan curah hujan 260 mm/tahun.

Dengan adanya lahan yang begitu luas, berbagai macam ekosistem alam dapat ditemui di taman konservasi ini. Di antaranya kondisi alam yang berupa hutan riparian, hutan rawa air tawar, serta hutan rawa gambut.

Flora dan Fauna Taman Nasional Sembilang

Menyandang sebutan Jaringan Cagar Biosfer Dunia membuat membuat Taman Nasional Sembilang kaya akan flora di dalamnya. Keragaman tumbuhan tentu tidak kalah dengan Taman Hutan Raya, beberapa ragam flora di antaranya:

  • Cemara Laut (Casuarina equisetifolia)
  • Laut waru (Hibiscus tiliaceus)
  • Gajah Paku (Acrostichum aureum)
  • Gimnorrhiza Bruguiera
  • Nipah (Nypa fruticans)
  • Gelam Tikus (Syzygium inophylla)
  • Sonneratia alba
  • Pandan (Pandanus tectorius)
  • Nibung (Oncosperma tigillaria)
  • Menggeris (Koompassia excelsa)
  • Jelutung (Jelutung)
  • Rhizophora sp

Seperti yang disebutkan sebelumnya, selain tempat persebaran flora di Indonesia, taman konservasi ini adalah habitat untuk hewan yang banyak ditemukan di Asia. Ragam hias fauna yang dapat ditemukan di Taman Nasional Sembilang antara lain:

  • Malayan Tapir (Tapirus indicus)
  • Gajah Asia (Elephas maximus sumatranus)
  • Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
  • Siamang (Hylobates syndactylus syndactylus)
  • Rusa Sambar (Cervus unicolor equinus)
  • Penyu Air Tawar Raksasa (Chitra indica)
  • Kucing Emas (Catopuma temminckii temminckii)
  • Buaya Air Asin (Crocodylus porosus)
  • Ikan Sembilang (Plotusus canius)
  • Lumba-lumba Air Tawar (Orcaella brevirostris)
  • Berbagai spesies burung

Khusus untuk jenis burung, Taman Nasional Sembilang merupakan taman dengan komunitas burung paling kompleks di dunia. Data menunjukkan bahwa 213 spesies burung hidup di area konservasi ini, termasuk digunakan untuk pengembangan Bangau Bluwok terbesar di dunia.

Selain itu, ada juga burung yang bermigrasi dari Siberia yang mencapai klimaks perpindahan di bulan Oktober. Suara beribu-ribu burung yang berpindah ini juga dapat didengar dari gemuruh ombak di Selat Bangka. Lebih detail lagi, jenis burung yang dapat ditemukan di kawasan taman lindung ini antara lain:

  • Bangau Susu (Mycteria cinerea)
  • Bangau Ajudan yang lebih rendah (Leptoptilos javanicus)
  • Dowitcher Asia (Limnodromus semipalmatus)
  • Putih-hitam bersayap tiga barang (Chlidonias leucoptera)
  • Putih Timur Pelican (Pelecanus onocrotalus)
  • Greenshank (Guttifer pseudototanus)

Kegiatan dan Destinasi Wisata di Taman Nasional Sembilang

Kegiatan wisata hingga pendidikan yang dapat dilakukan di Taman Nasional Sembilang di antaranya rekreasi alam, fotografi, hingga penelitian. Pengamatan mangrove, memancing, pengamatan burung pantai dan burung migran, pengamatan buaya, pengamatan lumba-lumba, photo hunting dan wisata menyusuri sungai adalah kegiatan yang banyak dilakukan oleh wisatawan.

Destinasi wisata yang dapat dikunjungi tentu saja hamparan hutan mangrove di sepanjang sungai taman. Selain itu pengunjung yang menggemari keragaman budaya dapat menyaksikan atraksi budaya seperti Festival Danau Ranau di bulan Desembar yang digelar di Oku, Sumatera Selatan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn