3 Teknik Memulai Usaha dengan Tepat

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Manusia melakukan suatu usaha untuk mendapatkan pemenuhan akan kebutuhannya. Seperti untuk memiliki rumah sendiri, menikmati sepotong roti di resto-bakery, berolahraga setiap pagi, mendapatkan nilai 100 dalam setiap pelajaran dan lain sebagainya.

Manusia mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan memerlukan suatu usaha. Untuk dapat menikmati sepotong roti, manusia harus berusaha memiliki uang untuk membeli atau memiliki waktu luang untuk melaksanakannya atau juga memiliki relasi yang baik dengan pemilik restoran roti agar mendapatkan tawaran roti yang menarik. Namun dalam hal ini, yang akan kita bahas adalah usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan finansialnya.

Kita mengenal istilah kewirausahan dalam bidang ekonomi. Bagaimana manusia berusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan tingkat nominal yang optimal melalui serangkaian kegiatan ekonomi. Untuk membuka usaha tentunya harus mengenal adanya peluang usaha, resiko usaha, persaingan dalan usaha dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kelangsungan usaha. Berikut teknik memulai usaha yang tepat.

1. Merintis Usaha Baru (starting)

Memiliki pengertian memulai suatu usaha dengan ide baru. Tentunya usaha yang berasal dari gagasan murni seorang pengusaha, belum ada usaha sejenis sebelumnya. Usaha yang terhitung baru, bebas beroperasi kapan saja, tergantung berapa lama kita ingin menjalankan usaha dalam sehari.

Tidak ada aturan yang mengikat mengenai waktu pada usaha kita sendiri. Karyawan dan peraturan dalam usaha baru juga mudah dalam pengaturannya dan fleksibel, hal ini karena tidak adanya ketentuan dari pihak kedua ataupun pihak ketiga mengenai keberlangsungan usaha. Apakah usaha ini akan dibuka anak cabang, atau haruskah memakai seragam, haruskah memberi salam pada pelanggan. Usaha baru akan banyak mendapatkan perhatian pada pelanggan apabila tepat sasaran dan tepat waktu.

Kesulitan dalam usaha baru adalah kurangnya pengakuan nama dari konsumen. Namun hal ini bisa ditangani apabila sang pemilik telah memiliki nama atau promosi usaha berjalan dengan sukses. Kekurangan yang lain dari usaha baru adalah fasilitas yang tidak efisien. Hal ini karena kita bergerak sebagai generasi awal, sehingga perlu belajar dan pengalaman dalam memaksimalkan fasilitas dan kemampuan.

Selain itu, persaingan masih belum diketahui. Meskipun merupana usaha baru, namun ada pula pesaing bukan dari bidanganya, seperti persaingan dari kubu sibtitusinya. Seperti antara pabrik teh dan kopi. Usaha baru juga masih penuh ketidakpastian apakah akan berhasil atau tidak, karena belum adanya tolak ukur khusus. Tolak ukur keberhasilan dapat dibentuk sendiri dengan mempelajari keberlangsungan usaha.

2. Membeli Perusahaan Orang Lain (Buying/Akuisisi)

Pembelian perusahaan orang lain dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha. Perusahaan itu bisa sedang dalam keadaan baik atau tidak baik-baik saja yang berati kita mempunyai gagasan untuk menjadikan usaha itu lebih baik dan menguntungkan. Pindah tangan juga bisa dimasukkan dalam jenis ini.

Kita memindahkan kekuasaan atas suatu usaha ke tangan kita, sehingga tanggung jawab penuh akan usaha ada di tangan kita. Langkah ini juga bisa menjadikan usaha tersebut kita olah secara penuh dengan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti contohnya meneruskan usaha orang tua, menerima usaha dari seseorang secara cuma-cuma dan lain sabagainya.

Kemungkinan sukses yang lebih besar menjadi kelebihan cara memulai usaha jenis ini, karena usaha telah dijalankan dan dirintis oleh orang lain sebelumnya, sehingga kita bisa mempelajari jalannya usaha tersebut dan mengembangkannya. Selain itu, lokasi usaha yang cocok, karyawan dan pemasok bahan baku sudah ada, membuat kita lebih siap dalam menjalankan usaha jenis ini.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti perusahaan yang biasanya dijual atau direlakan untuk dialihkan tanggung jawabnya adalah usaha yang lemah atau tidak memiliki masa depan. Oleh karena itu, kita harus dapat memahami kondisi calon usaha yang ingin kita miliki.

Selain itu, peralatan dalam usaha tidaklah efisien. Adanya alih tangan dan pengelola yang berbeda tipe memimpin, akan membuat pemilik dan pengoperasi akan merasa memegang kendali yang bebeda, sehingga dibutuhkan inovasi dan solusi mengenai perlatan yang ada, apakah akan tetap digunakan atau diganti yang baru, dengan kata lain menambah modal.

Aspek harga juga berpengaruh, usaha yang telah dijalankan beberapa masa, memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan usaha baru, karena mereka telah memiliki beberapa modal dalam usaha yang bernilai tinggi. Dan yang selanjutnya adalah bahwa usaha hasil pembelian atau alih tangan akan sulit inovasi atau lebih lambat dalam inovasi, karena memiliki track tersendiri dalam bisnis dan usahanya.

3. Bekerjasama (Franchising)

Apabila ingin membuka usaha yang telah ada dan itu menarik jika dijalankan secara mandiri, teknik bekerjasama dengan perusahaan induk akan menjadi salah satu pilihan. Contoh usaha franchaising adalah Pentol Buto, Milkshake, Thai tea, Jasuke, dan lain sebagainya. Kita bisa mendapatkan stand, cara mengolah, bahan, dan promosi gratis oleh usaha induk, kita hanya perlu membayar mereka.

Usaha franchaising dapat berkembang baik apabila antara satu stand dengan yang lain berjarak antar kota, atau wilayah secara luas sehingga konsumen dapat menjangkau secar efisien. Biasanya sebagian besar usaha ini, tidak memerlukan bagi hasil dalam penjualan, kita benar-benar membeli ide orang lain, mengolahnya, mendapatkan modal darinya dan menjalankannya serta keuntungan untuk kita. Beberapa usaha juga menyediakan kelas training untuk partner kerjasama dalam penjualan dan pengoperasian usaha.

Ada beberapa keuntungan yang dapat kita ambil dalam teknik ini, salah satunya adalah mendapatkan pengalaman dalam logo, nama, metode/teknik produksi, pelatihan, dan bantuan modal atau fasilitas lainnya. Selain itu penggunaan nama dan merek sudah dikenal oleh konsumen, sehingga akan mudah mendapatkan pangsa pasar.

Namun disamping itu, kita tidak mandiri dalam usaha, karena usaha atas nama orang lain. Terkooptasi, lebih mengunutungkan franchisor, dan menjadi interpenden, terdominasi dan vulnerable.

fbWhatsappTwitterLinkedIn