Daftar isi
Terkadang beberapa bacaan ataupun suatu karya membutuhkan sebuah ulasan untuk mengetahui secara keseluruhan isinya tanpa perlu membeli atau memilikinya terlebih dahulu. Untuk itu perlu dibuat teks ulasan untuk membahas mengenai suatu karya.
Teks ulasan atau biasa juga disebut sebagai teks review pada umumnya ditulis dalam bentuk artikel. Teks ulasan banyak mengulas mengenai buku, artikel, drama, puisi, karya seni (film, musik, tari, lukis, pertunjukan), dan lain sebagainya.
Teks ulasan merupakan teks yang berisi penilaian atau review terhadap sebuah karya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks ulasan adalah sebuah kupasan, tafsiran, atau komentar.
Kata mengulas sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan serta komentar, menafsirkan dalam bentuk pendapat, penerangan lanjut dan lain sebagainya.
Saat membuat teks ulasan dibutuhkan sikap yang kritis agar hasil ulasan tersebut dapat memberikan manfaat bagi karya yang diulas. Penyusunan teks ulasan harus berdasarkan pemahaman terhadap isi dari suatu karya.
Teks ulasan ini berisi tentang gambaran yang disampaikan secara detail di setiap bagiannya. Pada umumnya digunakan untuk mengulas karya fiksi untuk memperoleh gambaran yang jelas berhubungan dengan manfaat, informasi penting, dan juga kekuatan argumentatif berdasarkan pendapat penulis terhadap suatu karya.
Teks ulasan informatif berisi mengenai gambaran singkat, umum, dan disampaikan dengan padat untuk sebuah karya. Ulasan tidak disampaikan untuk semua isi karya, hanya menjelaskan bagian yang penting saja dan menekankan kelebihan atau kekurangan karya.
Teks ulasan kritis merupakan bentuk ulasan terperinci terhadap suatu karya yang mengacu pada metode pendekatan ilmu pengetahuan. Teks ulasan ini ditulis secara objektif dan lebih kritis serta tidak hanya suatu pandangan pembuat ulasan saja.
Tujuan dari teks ulasan dibuat yakni:
Teks ulasan berbeda dengan teks pada umumnya karena mempunyai ciri khas tersendiri. Adapun ciri-ciri dari teks ulasan yang perlu diketahui antara lain:
Sebuah teks ulasan harus memiliki struktur tersendiri agar teks tersebut menghasilkan tulisan ulasan yang baik. Struktur teks ulasan tersebut yakni:
Identitas dari sebuah karya harus ditulis pada teks ulasan yang mencangkup judul karya, nama pengarang atau pembuat, waktu peluncuran karya, dan lain sebagainya. Identitas biasanya ditulis sebelum teks ulasan ataupun tidak dinyatakan secara langsung khususnya untuk teks ulasan mengenai lagu atau film.
Orientasi merupakan suatu gambaran umum dari sebuah karya yang akan diulas. Gambaran umum di sini dapat berupa nama, kegunaan, latar belakang dan lainnya.
Tafsiran berupa pandangan sendiri mengenai suatu karya atau benda yang akan diulas. Untuk melakukan tafsiran diperlukan terlebih dahulu evaluasi dari suatu karya. Pada umumnya penulis akan membandingkan karya yang mirip untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Penulis harus melakukan evaluasi karya mulai dari penampilan hingga produksi yang berisi gambaran tentang detail suatu karya. Evaluasi dapat berupa bagian, ciri-ciri dan kualitas karya. Penulis juga menyebutkan bagian-bagian yang sangat bernilai ataupun kelebihan karya, dan juga bagian yang masih kurang bernilai atau kekurangan dari sebuah karya.
Penulis harus memberikan ulasan terakhir mengenai kesimpulan dari suatu karya. Di bagian ini juga memuat komentar dari penulis apakah karya tersebut berkualitas atau justru tidak layak untuk dinikmati.
Dalam teks ulasan ada beberapa kaidah kebahasaan yang perlu harus diketahui, yakni:
Adapun penjelasan mengenai kaidah kebahasaan untuk teks ulasan, antara lain:
Agar dapat membuat teks ulasan yang baik dan benar, ada beberapa teknik penulisan yang harus diketahui sebelum membuat ulasan, antara lain:
Contoh teks ulasan mengenai film:
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk
Orientasi
Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk merupakan adaptasi dari roman karya Buya Hamka. Film ini diperankan oleh beberapa artis terkenal seperti Herjunot Ali, Pevita Pearce, dan Reza Rahadian. Film ini dirilis pada tanggal 19 Desember 2013 di bioskop Indonesia dan disutradarai oleh Sunil Soraya.
Tafsiran
Dikisahkan pada tahun 1930, Zainuddin yang diperankan oleh Herjunot Ali, berlayar dari Makassar menuju Batipuh, Padang Panjang tempat kelahiran ayahnya. Di sini ia bertemu dengan Hayati (Pevita Pearce) yang menjadi bunga persukuan di Minangkabau.
Zainuddin mulai jatuh hati kepada Hayati dan mengirimkan tulisan kata-kata yang dapat membuat wanita terbawa dalam setiap kata yang ditulis oleh Zainuddin.
Setelah melihat alur romantisme film ini, penonton mulai diperlihatkan konflik-konflik yang mulai muncul, seperti hubungan antara Hayati dan Zainuddin yang tidak mendapat restu dari para ninik-mamak dan tetua suku, sebab Zainuddin dianggap belum mapan serta tidak memiliki darah Minang.
Sebelum akhirnya Zainuddin memutuskan untuk meninggalkan Batipuh, keduanya saling menuliskan sebuah janji setia akan menjalani hidup bersama suatu saat nanti. Akan tetapi kenyataan kembali datang pada Zainuddin saat melihat pertunjukan opera, ia bertemu Hayati bersama dengan suaminya yaitu Aziz (Reza Rahadian). Sudah tentu kisah cinta mereka tidaklah mudah.
Evaluasi
Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk berdurasi 2,5 jam tersebut sangat menonjolkan properti khas tahun 1930-an. Namun menjadi kurang bergitu meyakinkan jika peristiwa tersebut terjadi di tahun itu.
Hal yang paling terasa yakni alur cerita terkesan lambat dan beberapa bagian kurang menarik sama sekali, seperti adegan ketika Zainuddin dan Hayati sedang surat menyurat. Sehingga konfilk yang diperoleh kurang menarik, hanya sedikit naik kemudian datar kembali.
Latar musik yang menggunakan band Nidji juga dirasa kurang tepat untuk disesuaikan dengan kondisi film, sebab film ini menggunakan latar belakang tahun 1930-an sedangkan musik pengiring terlalu modern.
Special effect saat kapal tenggalam juga tidak terlalu luar biasa dan terkesan dipaksakan. Dibandingkan dengan Kapal Titanic kita masih dapat melihat proses menabraknya kapal hingga akhirnya tenggelam. Sangat berbeda dengan Kapal Van Der Wijk, penyebab tenggelamnya kapal juga tidak begitu jelas.
Rangkuman
Dengan mengabaikan kekurangan yang telah disebutkan tadi, film ini masih tetap menarik untuk ditonton.
Penggunaan kata yang pas serta kostum para pemain karya Samuel Wattimena menjadikan film ini sebagai salah satu film terbaik tahun 2013.
Percakapan yang menggunakan kalimat puitis membuat film ini sangat menarik dan dapat menjadi referensi untuk ditonton oleh keluarga.