Bumi adalah salah satu planet yang diketahui memiliki mahluk hidup. Hal berikut disebabkan beberapa faktor pendukung seperti terdapat udara, tersedianya air, dan gravitasi. Tanpa adanya hal tersebut, dapat mengganggu adanya kehidupan.
Pada mula terciptanya bola dunia, planet ini berupa bola panas. Awal terbentuknya disebabkan dari adanya akresi nebula matahari. Saat itu, masih tidak aman ditempati mahluk hidup karena disebabkan atmosfer tidak beroksigen akibat separasi gas vulkanik.
Banyak hasil penemuan menghasilkan apabila bumi dibentuk karena fenomena tabrakan sesudah bergabungnya tata surya sekitar 100 juta tahun lalu. 10 tumbukan benda planet tersebut memperbesar ukuran bola dunia.
Disamping itu, tentunya banyak teori menggambarkan bagaimana permukaan bola dunia terbentuk. Jika kamu ingin tahu lebih, mari baca uraiannya di bawah, ya.
Tiga Teori Mengenai Terbentuknya Permukaan Bumi
- Kontraksi
Ditemukan oleh Descarte. Konsep ini mendeskripsikan terdapat penurunan suhu pada permukaan bumi, dimana berlangsung dalam periode cukup panjang. Pada saat yang bersamaan, terdapat massa bersuhu tinggi yang berbenturan dengan kondisi dingin, sehingga tercipta pengerutan.
Selain itu, ada beberapa zat yang menyebabkan bola dunia mengerut. Zat tersebut menimbulkan efek yang bermacam-macam, sehingga membentuk permukaan daratan bola dunia beragam seperti rupanya dan kondisi kontur tanah.
Karena adanya kontraksi pada bola dunia tersebut, maka terbentuk berbagai macam permukaan bola dunia mulai dari dataran tinggi hingga dataran rendah. Selain itu, juga diyakini menjadi penyebab tersebarnya gunung, kaki gunung dan daratan.
Teori ini kemudian dibenarkan James Dana dan Elie de Baumant. Konsep tersebut dibantah, karena banyak yang tidak percaya terdapat pendinginan bumi secara cepat di mana dapat membentuk gunung atau lembah.
- Lempeng Tektonik
Penjelasan garis besar dari teori ini menyatakan adanya pergerakan lempeng dapat menyebabkan terbentuknya bumi. Terdapatnya arus konveksi yang menyebabkan transfer energi bersuhu tinggi pada lapisan astenosfer menjadi faktor mobilitas lempeng.
Mobilitas lempeng tersebut menyebabkan adanya pertemuan beberapa lempeng. Pertemuan tersebut menghasilkan beragam interaksi seperti tubrukan atau pemisahan. Adanya interaksi lempeng dapat menyebabkan fenomena pada permukaan bumi seperti meletusnya gunung berapi, tsunami dan gempa.
Beberapa aktivitas bergeraknya lempeng tektonik tersebut, membentuk batasan yang terdapat sepanjang permukaan bola dunia seperti:
- Batas Konvergen: Tepian lempeng dimanabergerak bertubrukan. Karena, kedua lempeng datang dari arah berbeda. Hasilnya,terdapatnya patahan yang menjadi awal munculnya gunung berapi atau palung laut.
- Batas Divergen: Kebalikan dari konvergen,karena tepian gerakan lempeng disini cenderung menjauh, meskipun arah asalnyatidak sama. Karenanya, dapat menghasilkan kerak bumi.
- Batas Menggunting: Geraknya lempeng padaperbatasan ini berupa gesekan. Karenanya, tidak menambah atau mengecilkan luasdataran bumi.
- Apungan Benua
Konsep mengenai penciptaan bola dunia berisi bahwa pada dulunya, terdapat satu benua yang sangat besar pada bumi. Benua besar tersebut disebut sebagai pangea, di mana muncul 240 tahun lalu.
Tetapi, 40 tahun kemudian benua ini terpisah. Di fase awal hanya terdapat dua pecahan, yaitu Laurasia dan Gondwana. Tetapi, karena adanya gaya sentrifugal di mana dihasilkan dari rotasi bumi, maka memecahkan dan memisahkan kepingan benua Pangea. Karenanya, Laurasia terdapat di bagian utara ketika Gondwana di bagian selatan.
Jika dikaitkan dengan masa kini, Amerika Utara, Eropa dan Asia adalah hasil pecahan benua Laurasia. Sementara, Afrika, Amerika Selatan, Antartika, Australia, dan India adalah sisa kepingan benua Gondwana.
Teori ini ditemukan oleh Alfred Wegener, ahli meteorologi berkebangsaan Jerman di tahun 1912. Tetapi, pernah tidak mendapat persetujuan dari ilmuan lainnya. Karena, belum menggambarkan teknik bagaimana benua tersebut bergeser.