Terapi Kognitif: Pengertian – Cara Kerja dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebagaimana telah diketahui bahwa kesehatan mental merupakan salah satu masalah kesehatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagaimana kesehatan fisik, kesehatan mental yang terganggu bisa memicu hal-hal negatif pada diri seseorang dan bahkan bisa mempengaruhi lingkungan sosialnya.

Oleh karena itu, permasalahan kesehatan mental hendaknya ditangani dengan serius. Diantara bentuk penanganan terhadap gangguan kesehatan mental adalah melalui terapi, salah satunya adalah terapi kognitif.

Pengertian Terapi Kognitif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Sedangkan kognitif merupakan sesuatu yang berhubungan atau melibatkan kognisi.

Kognisi sendiri dalam KBBI diartikan sebagai kegiatan atau proses dalam memperoleh pengetahuan atau usaha untuk mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Sementara itu, menurut Drever kognitif adalah istilah yang mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran.

Beberapa pengertian terapi kognitif menurut para ahli adalah sebagai berikut:

  • Kaplan (1997) mendefinisikan terapi kognitif sebagai sebuah terapi terstruktur jangka pendek yang menggunakan kerja sama aktif antara pasien dan ahli terapi untuk mencapai tujuan terapetik.
  • Teasdale et al (1984) mendefinisikan terapi kognitif sebagai perawatan psikologis yang dirancang untuk melatih pasien mengidentifikasi dan mengoreksi pikiran-pikiran negatif, sehingga pikiran atau perasaan negatif tersebut dapat ditekan.
  • Derubeis et al (2005) mengatakan bahwa terapi kognitif lebih efektif dibandingkan dengan obat antidepresan pada perawatan awal depresi sedang hingga berat. Akan tetapi, tingkat efektivitasnya tergantung pada pengalaman dan keahlian terapis.
  • Morrison et al (2004) menyatakan bahwa terapi kognitif adalah investasi yang manjur bagi orang-orang yang beresiko tinggi terhadap penyakit kejiwaan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa terapi kognitif atau cognitive theraphy merupakan salah satu jenis terapi psikologis atau psikoterapi yang bertujuan untuk mengatasi berbagai pikiran dan perasaan negatif dalam diri seseorang.

Manfaat Terapi Kognitif

Manfaat langsung yang bisa diperoleh dari terapi ini adalah bisa memperbaiki, baik dengan menghentikan atau mengubah, proses atau pola pikir seseorang. Dengan berubahnya pola pikir, maka secara tidak langsung terapi ini juga akan membawa dampak bagi perbaikan pola perilaku sehingga bisa mengatasi berbagai permasalahan seperti:

  • Menghentikan atau mengurangi perilaku menyimpang, seperti kecanduan alkohol, berjudi dan penyalahgunaan NAPZA.
  • Meningkatkan perilaku positif dan produktif
  • Meningkatkan rasa percaya diri seseorang
  • Menghilangkan rasa insecure dengan meningkatkan penerimaan diri (self-acceptance)
  • Mengatasi gangguan emosi, seperti kecemasan, depresi, emosi yang fluktuatif, phobia, trauma, dan selainnya.
  • Mengatasi berbagai gangguan kesehatan mental, seperti gangguan bipolar, OCD (Obsessive compulsive disorder ), Skizofrenia, PTSD (Post Traumatic stress disorder), dan selainnya.

Cara Kerja Terapi Kognitif

Terapi kognitif merupakan jenis terapi jangka pendek yang dilakukan secara teratur guna memberikan dasar berpikir kepada pasien agar ia dapat memahami masalahnya dan mengetahui teknik-teknik untuk mengatasi keadaan perasaannya serta bagaimana memecahkan masalahnya.

Adapun proses atau cara kerja dari terapi kognitif adalah sebagai berikut:

  • Terapi dilakukan maksimal 2 kali dalam sepekan dengan tiap sesi berlangsung maksimal selama 1 jam.
  • Di awal-awal pertemuan, terapis akan menjelaskan kepada pasien bahwa terapi kognitif adalah terapi yang tepat untuk mengatasi permasalahan pasien. Selain itu, terapis juga harus memastikan pasien merasa nyaman selama sesi terapi berlangsung.
  • Selanjutnya, terapis akan menggali latar belakang dan pengalaman masa lalu pasien. Hal ini dilakukan karena apa yang terjadi di masa lalu bisa jadi memiliki andil atau berdampak pada apa yang dialami pasien di masa sekarang. Selain itu terapi juga akan menanyakan beberapa hal yang berhubungan dengan diri pasien, seperti riwayat kesehatan, pengalaman tidak menyenangkan, gejala gangguan kesehatan mental, hingga tujuan yang ingin dicapai pasien dari terapi yang dilakukan.
  • Setelah terapis mendapat gambaran mengenai hal yang memicu permasalahan pasien, selanjutnya terapis akan meminta pasien untuk mengungkapkan pemikiran dan perasaannya. Pasien juga akan diminta membuat catatan mengenai respon negatifnya, baik berupa pikiran, perasaan, maupun perilaku, saat menghadapi suatu kondisi atau masalah.
  • Langkah selanjutnya, terapis akan mendiskusikan dengan pasien mengenai respon-respon negatif tersebut, dampaknya, serta bagaimana cara untuk mengubah respon negatif tersebut agar menjadi respon yang positif.
  • Setelah pasien memahami mengenai respon negatifnya dan bagaimana mengatasinya, maka terapis akan meminta pasien untuk mulai melatih dirinya agar dapat memberikan respon positif dalam kesehariannya. Terapis juga bisa memberikan contoh bagaimana cara merespon situasi dengan positif.
  • Hasil dari proses latihan tersebut aka didiskusikan pada sesi terapi berikutnya. Yang perlu diingat, bahwa proses latihan yang diberikan atau disarankan oleh terapis harusnya proses yang membuat pasien merasa nyaman.

Ketika sesi terapi telah dijalani seluruhnya, maka berbagai hal baik yang didapat pasien selama sesi terapi harus tetap dijalankannya. Penting bagi pasien untuk sebisa mungkin mencegah munculnya masalah lama yang telah berhasil diatasinya selama masa terapi berlangsung.

Contoh Terapi Kognitif

Beberapa contoh terapi kognitif antara lain:

  • Terapi kognitif pada anak-anak korban bencana alam untuk menghilangkan atau mengurangi trauma mereka.
  • Terapi kognitif pada pecandu atau pengguna narkoba yang dirawat di pusat rehabilitasi.
  • Terapi kognitif pada penderita gangguan bipolar
  • Terapi kognitif pada penderita OCD, dan sebagainya.

Adapun jenis terapi yang bisa dilakukan antara lain:

  • Terapi dengan menggunakan musik
  • Terapi konseling
  • Terapi obat-obatan
  • Terapi rehabilitasi
  • Terapi hipnosis
  • Dan sebagainya.

Kesimpulan Pembahasan

Terapi kognitif adalah salah satu jenis terapi psikologi atau psikoterapi yang dilakukan dengan tujuan mengubah atau menghilangkan perasaan dan pikiran negatif pada diri seseorang dan menggantinya dengan perasaan dan pikiran positif. Terapi ini banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan mental atau psikologis yang dapat mengganggu aktivitas keseharian seseorang.

Manfaat terapi kognitif yang secara langsung bisa dirasakan adalah berubahnya pola pikir dan respon seseorang ketika dihadapkan dengan situasi dan kondisi yang bisa memicu respon negatifnya selama ini. Lebih jauh, manfaat terapi ini bisa mengatasi berbagai hal, seperti perilaku negatif, masalah kesehatan mental, gangguan emosi, perasaan negatif, dan sebagainya.

Cara kerja dari terapi ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah, kemudian memberikan latihan-latihan kepada pasien untuk perlahan-lahan merubah respon negatifnya menjadi respon positif. Terapi kognitif sendiri merupakan terapi yang sifatnya sementara atau jangka pendek, sehingga setelah menjalani seluruh rangkaian terapi pasien “harus” tetap mengaplikasikan apa yang telah didapatnya dari terapi untuk mencegah munculnya masalah serupa di kemudian hari.

fbWhatsappTwitterLinkedIn