Daftar isi
Indonesia bergabung dengan ratusan organisasi internasional yang dapat membantu negara semakin baik dan maju. Salah satu organisasi internasional tersebut adalah UNICEF.
UNICEF adalah United Nations Children’s Fund sebuah organisasi yang didirikan oleh PBB setelah perang dunia II usai. Dalam bahasa Indonesia organisasi ini disebut dengan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Organisasi yang terbentuk pada tanggal 11 Desember 1946 ini bertujuan untuk membantu dan memberikan dukungan terhadap anak-anak di negara yang terdampak perang dunia II. Fokus utama dari UNICEF adalah untuk kemiskinan, kekerasan, penyebaran penyakit, hingga diskriminasi dalam dunia anak.
Bantuan yang diberikan yakni berupa bantuan kemanusiaan dan juga perkembangan dalam waktu jangka panjang kepada anak-anak dan juga ibunya. Pada awal pembentukan nama organisasi ini adalah Nations International Children’s Emergency Fund.
Dunia pada masa periode 1939 hingga 1945 diwarnai dengan perang dunia II. Perang yang melibatkan berbagai negara dari segala penjuru belahan Bumi ini menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa.
Kerugian tersebut bahkan masih dirasakan setelah peperangan berakhir. Salah satu dampak yang paling menonjol adalah kelaparan dan krisis medis dimana-mana.
Banyak orang yang terluka dari usia tua bahkan yang masih anak-anak dan juga bayi terutama di negara Eropa. Dari kondisi tersebutlah timbul kerja sama antar negara untuk memberikan bantuan seperti berupa pakaian, makanan, obat-obatan serta fasilitas kesehatan lainnya.
Awal mula berdirinya UNICEF tidak lepas dari sosok yang bernama Ludwik Rajchman yang merupakan seorang dokter dari Polandia.
Setelah diresmikan pada tahun 1946 oleh PBB maka UNICEF mendirikan kantor pusatnya yaitu di Kota New York, Amerika Serikat. Kemudian dilanjutkan dengan memilih kepala lembaga pertama yaitu dokter Ludwik Rajchman dan direktur eksekutif yaitu Maurice Pate.
UNICEF kemudian mengembangkan sayapnya dengan tidak hanya menangani masalah-masalah di negara terdampak PD II melainkan juga di negara-negara berkembang. Hal tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 1953 sekaligus menjadi tahun ditetapkannya UNICEF sebagai bagian tetap dari PBB. Di tahun yang sama kata “Internasional” dan “Emergency” dihapuskan sehingga menjadi United Nations Children’s Fund.
Sebagian besar dari negara-negara anggota PBB berhasil meratifikasi UNICEF namun ada dua negara yang gagal. Kedua negara tersebut adalah Somalia dan Amerika Serikat. Alasannya adalah karena pemerintahan Somalia belum resmi diakui secara internasional sedangkan AS khawatir dampak potensial terhadap kedaulatan nasional.
Hingga saat ini UNICEF memiliki 200 kantor perwakilan negara yang membantu untuk melancarkan visi dan misi UNICEF serta 7 kantor regional untuk memberikan pendampingan teknis yang dibutuhkan kepada kantor perwakilan negara.
Sejak awal berdirinya UNICEF dibangun untuk memberikan kerjasama berupa bantuan dan dana terhadap negara-negara anggotanya. Kegiatan UNICEF sebagian besar turun langsung ke lapangan. Dana yang diberikan akan disesuaikan dengan kontribusi negara tersebut serta dari donor swasta.
UNICEF mendapatkan dana dari berbagai lembaga seperti pemerintahan swasta, lembaga donor hingga perseorangan yang diberikan secara sukarela.
UNICEF yang berfokus untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak mendirikan markas divisi pengadaannya di Kopenhagen untuk menyalurkan barang-barang bantuan seperti vaksin, pengobatan antiretroviral untuk anak-anak dan ibu dengan HIV, tenda darurat, penyatuan kembali keluarga, dan sarana penunjang pendidikan.
Salah satu contoh keberhasilan UNICEF dapat terlihat pada tahun 1953 kala anak-anak di dunia terserang oleh wabah penyakit. Penyebaran wabah tersebut dapat teratasi setelah UNICEF turun tangan dengan memberikan bantuan berupa obat penisilin.
Pada tahun 1990 mengadakan pertemuan internasional pertamanya yaitu World Summit for Children yang membahas tentang isu kebutuhan anak. Serta pada tahun 1998 kembali membuka pertemuan untuk mendiskusikan dampak dari peperangan.
UNICEF setidaknya diikuti oleh 190 negara di dunia ini termasuk Indonesia. Hubungan keduanya sudah dimulai sejak tahun 1950 silam. Indonesia bergabung dengan UNICEF untuk menangani krisis kekeringan yang terjadi di Lombok.
Kekeringan tersebut menimbulkan berbagai masalah seperti kelaparan dan gizi buruk. Dengan bergabungnya Indonesia dengan UNICEF maka diharapkan dapat memperbaiki keberlangsungan hidup dan kesehatan anak serta pendidikan, perlindungan anak, gizi, air dan sanitasi, dan kebijakan sosial.
adapun beberapa program UNICEF di Indonesia antara lain yaitu :
Sama halnya dengan organisasi-organisasi baik nasional maupun internasional, UNICEF juga memiliki program yang diutamakan. Program tersebut antara lain sebagai berikut.
UNICEF selain memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anak-anak juga memperhatikan para wanita dan ibu. Anak-anak dan wanita ini dibantu dalam pencegahan penyakit. Bantuannya yakni berupa kunjungan rumah secara langsung di perkotaan atau pedesaan oleh staf UNICEF.
Usia anak-anak sangat membutuhkan pendidikan agar terlepas dari kebodohan dan keterpurukan lainnya. Oleh sebab itu UNICEF memprioritaskan bidang pendidikan seperti mengadakan pendidikan life skill (PLS) bagi wanita dan anak putus sekolah dan pendidikan non formal.
Kelompok anak-anak adalah yang paling rentan terhadap hal-hal berbahaya. Oleh sebab itu UNICEF hadir untuk melindungi anak-anak di seluruh dunia dari segala bentuk diskriminasi, kekerasan, eksploitasi serta penelantaraan anak.
Dalam menjalankan tugasnya UNICEF memerlukan beberapa anggota yang masing-masing memiliki tugas dan wewenangnya sendiri. Berikut ini struktur organisasi yang terdapat di UNICEF.
UNICEF kerap menunjuk publik figur untuk menjadi duta yang akan membantu program-program mereka dan lebih menarik perhatian masyarakat.
Tak jarang duta tersebut adalah seorang yang menggeluti dunia entertainment atau artis yang tak hanya berbakat namun juga memiliki pandangan hidup dan prinsip kemanusiaan. Berikut ini adalah daftar publik figur yang dipercaya sebagai duta UNICEF.
Shakira adalah penyanyi asal Kolombia yang namanya semakin terkenal setelah menyanyikan lagu untuk piala dunia tahun 2010. Ia ditunjuk sebagai duta UNICEF pada tahun 2003 lalu.
Dalam tugasnya ia telah berkunjung ke Bangladesh, Azerbaijan, dan India, serta menjadi ketua kampanye penggalangan dana global yang digalang untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup anak-anak paling berisiko di dunia.
Priyanka Chopra adalah aktris dari India yang memanfaatkan waktunya menjadi relawan UNICEF selama bertahun-tahun. Ia membantu mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh anak di negaranya. Pada tahun 2010 ia resmi didaulat menjadi duta UNICEF.
Bagai para pecinta Korea tentu sudah sangat sering mendengar nama besar dari Choi Siwon. Anggota boy band Super Junior sekaligus aktor ini resmi menjadi wajah UNICEF sejak tahun 2019. Choi Siwon menjadi duta UNICEF untuk wilayah Asia Timur Pasifik.
Indonesia juga memiliki publik figur yang sukses dalam melakukan aksi sosialnya bersama dengan UNICEF. Salah satunya adalah aktor terkenal Nicholas Saputra yang resmi menjadi duta UNICEF pada tahun 2019.
Pemeran Rangga dalam film “Ada Apa Dengan Cinta” ini aktif memperjuangkan hak-hak anak dan angkat suara terhadap berbagai isu yang dihadapi kaum muda Indonesia. Sebelum Nicholas Saputra, aktor Ferry Salim serta Nadya Hutagalung lebih dulu ditunjuk sebagai duta UNICEF.