UX Writer adalah seorang ahli yang bertugas untuk membuat salinan dari aplikasi, situs web, dan produk digital lainnya. Profesi ini cukup meningkat atau booming di era digital ini karena cukup penting untuk keberlangsungan bisnis, terutama untuk perusahaan start up. UX pada UX Writer merupakan singkatan dari user experience.
Konsumen di era digital cukup dinamis. Hal ini membuat UX Writer sangat diperlukan untuk menarik konsumen dengan baik. UX Writer memiliki tugas utama untuk menemukan kata-kata terbaik pada menu, tombol, label, hingga chat bot untuk navigasi produk, atau disebut juga kegiatan UX Writing. Kata-kata singkat untuk memudahkan pengguna dalam produk ini disebut dengan microcopy.
Tanpa disadari, microcopy harus mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat, termasuk dari segala usia, identitas gender, latar belakang, dan kemampuan yang beragam. UX Writer harus bisa membuat microcopy yang intuitif bagi pengguna namun masih sejalan dengan brand voice dari produk. Kata-kata yang kurang pas dapat terkesan membosankan dan membuat pengguna tidak nyaman.
Walaupun terdengar mirip, pekerjaan seorang UX Writer cukup berbeda dengan content writer dan copywriter. Ketiganya memang bekerja di dunia tulis menulis, namun prinsip dan tujuannya cukup banyak berbeda. Beberapa perbedaan ketiganya adalah sebagai berikut.
Perbedaan | UX Writer | Content Writer | Copywriter |
Tugas utama | Menghasilkan tulisan untuk produk digital, misalnya aplikasi dan website | Menghasilkan tulisan informatif dalam bentuk artikel | Menghasilakn tulisan persuasif untuk pemasaran |
Tujuan penulisan | Memudahkan pengguna dalam menggunakan aplikasi atau website | Mengedukasi dan/atau menghibut pembaca | Membujuk atau merayu calon konsumen untuk membeli suatu produk |
Hasil penulisan | Teks pada menu-menu di aplikasi atau website | Artikel, FAQ (frequently ask questions), microblogging, caption, dan lain-lain | Iklan TV, iklan radio, tagline, slogan, lirik jingle, konten sosial media, dan lain-lain |
Penempatan tulisan | Produk digital (aplikasi dan website) | Blog, website, sosial media | Billboard, YouTube, brosur, radio, TV, website, sosial media, koran |
Skill yang diperlukan | Keterampilan dalam menulis, pola pikir desainer, pendengar aktif, penjagaan networking, keinginan mau belajar | Keterampilan dalam menulis, kemampuan research, pemahaman SEO, kemampuan editing tulisan, dan komunikatif | Keterampilan menulis, rasa ingin tahu yang tinggi, kemampuan research, pemahaman audiens, kreatif |
Pekerjaan UX Writer cukup menjanjikan di era digital ini. Dalam 5 tahun belakangan, pekerjaan UX Writer meningkat secara global. Banyak perusahaan, termasuk start up, yang memiliki produk digital dan membutuhkan UX Writing dalam pengembangan produk tersebut.
Di luar negeri, UX Writer sangat krusial sebagai penentuan dalam pengembangan produk aplikasi ataupun website. Hal ini disebabkan karena copy dalam aplikasi akan sangat menentukan kenyamanan pengguna. Di Amerika, gaji seorang UX Writer dapat mencapai 125 ribu Dollar Amerika setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, untuk seorang UX Writer junior dapat memperoleh gaji sebesar 3,5 juta hingga 7 juta rupiah per bulannya.
Di perusahaan besar, seorang UX Writer dapat menerima promosi menjadi editor UX atau prorduct manager. Jika sudah sampai di tahap tersebut, anda sudah bertanggung jawab dalam mengawasi dan memandu seluruh proses pengembangan produk. Anda sudah tidak lagi menciptakan konten saja, melainkan hingga memikirkan tujuan dan fungsionalitas sebuah produk.
Prinsip dari UX Writer sebenarnya adalah pecahan dari tujuan utama saat menulis UX. Prinsip-prinsip ini dibuat agar penulis dapat membantu pengguna dalam menggunakan produk dengan baik. Beberapa prinsip dari UX Writer adalah :
Prinsip pertama yang perlu diperhatikan adalah kejelasan tulisan. Hal ini sangatlah mendasar karena kedepannya tulisan anda harus bisa digunakan dan dimengerti oleh siapapun. Sebagai contoh, daripada menggunakan kata “data #4567 tidak ditemukan, cobalah kode lainnya”, anda dapat menggunakan kata “kata sandi salah”.
Tulisan yang dimuat oleh UX Writer haruslah singkat. Kata atau frasa yang pilih harus bersifat pendek dan efisien. Sebagai contoh, kata “apakah anda ingin menyimpan perubahan yang telah dilakukan?” dapat diganti menjadi “simpan perubahan?” saja. Hal ini dapat membuat pengguna menjadi lebih cepat memahami dan tidak bertele-tele.
Tanpa disadari, setiap orang yang sedang membaca layar memiliki kecenderungan membaca seperti huruf “F”. Dua kalimat pertama pada layar dapat dibaca dengan serius, tetapi kalimat-kalimat selanjutnya hanya akan di baca sekilas hingga kebawah.
Konsep membaca “F” tersebut harus dipahami oleh UX Writer. Jika anda menulis terlalu banyak bahan bacaan, maka pesan utama tidak akan tersampaikan secara sempurna. Buatlah 1-2 kalimat saja secara ringkas yang memuat keseluruhan pesan.
Humor atau candaan memang penting untuk dimuat agar produk menjadi lebih mudah untuk diterima. Karya anda akan terlihat lebih seperti manusia daripada seperti robot. Namun, anda perlu berhati-hati jika ingin menggunakan komedi dalam UX Writing.
Ingatlah bahwa karya anda harus dapat dipahami oleh semua manusia, tidak terhalang suku, ras, agama, golongan, latar belakang, pendidikan, dan sebagainya. Beberapa lelucon dapat terkesan sensitif terhadap hal-hal tertentu. Selain itu, lelulon akan terlihat lucu saat pertama kali dilontarkan, namun dapat menjadi menyebalkan jika dilihat berulang-ulang.
Walaupun UX Writing dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan produk, kata-kata yang dimuat di dalamnya harus berkaitan dengan perusahaan. Aspek perusahaan dan bisnis juga harus diperhatikan dalam pembuatan UX Writing.
Pastikan copy dan microcopy yang anda buat sudah sejalan atau selaras dengan brand. Sebagai contoh, anda sedang bekerja dengan sebuah perusahaan yang profesional namun santai. Anda dapa membuat UX Writing yang cukup luwes, tidak kaku, namun tetap terlihat profesional.
UX Writing haruslah konsisten dari satu tempat ke tempat lainnya, sama seperti UI Design. Pastikan kata atau kalimat yang anda cantumkan di halaman ini sama dengan di halaman selanjutnya.
Misalnya anda sedang membuat halaman website dari sebuah aplikasi pemesan tiket kereta. Di halaman pemesanan, anda menggunakan kata “pesan sekarang”. Pada halaman lain, misalnya di halaman profil, ada tombol untuk memesan tiket secara cepat. Untuk memudahkan pengguna, anda dapat menggunakan copy yang sama, yaitu “pesan sekarang”.
Penulisan UX Writing harus menggunakan kalimat dan kata-kata yang enak untuk dilihat. Kalimat aktif harus leih banyak dipilih daripada kalimat pasif. Hal ini disebabkan karena kalimat aktif lebih mudah dipahami pengguna daripada kalimat pasif.
Misalnya, kalimat “tombol search dapat anda klik jika ingin mencari artikel” dapat diganti menjadi “klik tombol search untuk mencari artikel”.
UX Writer harus memiliki beberapa keterampilan khusus untuk dapat menapaki jenjang kariernya. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki seorang UX Writer adalah sebagai berikut:
Seperti namanya, seorang UX Writer harus memiliki skill menulis yang baik. Anda harus dapat memahami tata bahasa yang baik dan benar dalam sebuah kalimat yang singkat, jelas dan padat. Pemilihan diksi juga harus dapat menarik pengguna tapi tidak lepas dari karakteristik perusahaan, baik itu santai, formal, bahasa gaul, dan sebagainya.
Hasil tulisan yang dibuat oleh UX Writer tidak terlepas dari strategi konten yang baik. Strategi konten adalah proses perencanaan konten dengan memperhatikan kebutuhan pengguna. Anda juga harus mengikuti style guide dari perusahaan agar strategi ini dapat berjalan sesuai arahan.
Seorang UX Writer haurs melek dengan dunia digital. Beberapa basic technology harus sudah dimiliki sejak awal oleh seorang UX Writer, termasuk diantaranya adalah Google Docs, Trello, prototyping tools, dan lainnya.
Desainer tidak selalu membahas mengenai seni. Seorang desainer juga harus mengerti bagaimana produknya dapat dijangkau dan dinikmati oleh peminatnya. Pola pikir ini harus diterapkan juga pada seorang UX Writer
UX Writer harus berpikir megnenai pemecahan masalah terkait desain. Anda juga dapat memikirkan bagaimana cara mengembangkan desain sebuah aplikasi agar nyaman digunakan oleh pengguna.
UX Writer harus mendengarkan berbagai kritik dan saran dari rekan kerjanya. Ego pribadi harus dikesampingkan dan harus terbuka terhadap hal-hal baru. Pasalnya, keinginan konsumen dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Jadilah pendengar yang aktif sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih berkembang.
Pekerja UX Writer juga harus bisa menjaga relasi atau networking dengan rekan kerjanya. Pekerjaan ini bukan termasuk pekerjaan yang dapat bekerja sendiri. Hal ini disebabkan karena UX Writer akan sering berkoordinasi dengan UX Designer, product manager, developer, dan para stakeholders.
Dunia digital dapat dikatakan akan terus berubah dari tahun ke tahun. Anda harus memiliki keinginan untuk terus belajar sehingga dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam dunia digital. Ikutilah kursus online, webinar, atau bahkan grup-grup online sehingga anda dapat memperoleh informasi baru.
Ada beberapa tanggung jawab seorang UX Writer menurut UX Booth, diantaranya adalah :
Tanggung jawab pertama dari seorang UX Writer adalah research. UX Writer harus mengedepankan user experience. Maka dari itu, UX Writer harus bisa memahami mengenai masalah yang sedang dialami oleh pengguna dan mencarikan solusinya. Segala permasalahan tersebut harus diteliti dengan baik dan dibuatkan produk yang mumpuni.
Seperti namanya, UX Writer tidak akan lepas dari tanggung jawab menulis atau writing. Seorang UX Writer harus pandai dalam mencari diksi-diksi sederhana yang membuat pengguna nyaman saat menatap interface dari aplikasi atau website. Anda juga dapat berkolaborasi dengan UX Designer untuk membuat tampilan kata yang lebih berkualitas.
UX Writer harus aktif berkolaborasi dengan berbagai macam pihak, baik yang satu tim ataupun lintas tim. Hal ini sangatlah diwajibkan mengingat pekerjaan seorang UX Writer sangat bersinggungan dengan pihak lain, misalnya designer, development, marketing, dan sebagainya.