Metode Agile: Pengertian, Tujuan, Jenis dan Tahapan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Metode Agile

Agile merupakan perkumpulan metode yang digunakan untuk pengembangan software yang dilakukan dengan cara bertahap dan berulang

Metode agile dapat pula diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk mengatur proyek dalam pengembangan perangkat lunak. Metode ini dapat membantu dalam merespon ketidakpastian pengembangan dalam software dengan intermental berulang yang biasa disebut sprint.

Metode agile menggunakan agile development dalam proses menjalankannya. Agile development ini dilakukan secara kolaboratif, terorganisir, dan terstruktur yang melibatkan berbagai pihak yang bekerjasama. 

Metode agile dalam penggunaanya mampu membuat keputusan dalam perubahan software sesuai dengan kondisi pasar yang dituju.

Hasil software yang menggunakan metode agile ini akan lebih fleksibel dan efisien. Karena software akan selalu diperbaharui menyesuaikan kondisi pada pada saat iterasinya

Tujuan Metode Agile

Terdapat tujuh tujuan dari metode agile yang akan dibahas di bawah ini.

  1. High – Value and Working App System

Menciptakan dan menghasilkan suatu software yang memiliki nilai jual tinggi dan mampu menekan biaya produksi. Lalu dapat menghasilkan produk dengan kualitas baik dan juga berfungsi dengan maksimal.

  1. Iterative, Incremental, Evolutionary

Tujuan berikutnya adalah pengembangan model agile ini dapat digunakan secara iteratif, berulang dan mampu dilakukan perubahan kapan saja. 

Pengembangan yang memiliki sifat terbuka akan perubahan mampu mempermudah kerja tim dalam menambah fitur yang sesuai dengan pasar. 

  1. Cost Control and Value – Driven Development

Pengembangan metode ini juga bertujuan untuk mempermudah pengembangan software yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. 

Tim pengembang mampu menyesuaikan biaya dan waktu yang digunakan untuk proses pengembangan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan.

  1. High – Quality Production

Agile memiliki kualitas yang tetap terjaga meskipun waktu dan biaya yang dibutuhkan sedikit. Dengan adanya tes menyeluruh di setiap iterasi yang akan menjaga kualitas pada software

  1. Flexible and Risk Management

Pertemuan dengan klien mampu dilakukan kapan saja atau fleksibel yang mana mampu menjaga fungsi dari perangkat lunak. Sehingga hal ini mampu mengurangi resiko dalam proses deploy aplikasi.

  1. Collaboration

Tujuan selanjutnya adalah kolaborasi. Kolaborasi dilakukan oleh para tim pengembang dengan klien agar proyek berjalan sesuai keinginan klien

Komunikasi dan koordinasi harus dilakukan dengan baik antar tim pengembang untuk membahas perkembangan projek.

  1. Self – Organizing, Self – Managing Teams

Tujuan ketujuh ini yaitu pengembang diberikan keleluasaan akses dalam manajemen urusan software development. Manajer bertugas sebagai suporter dan juga penghubung antar pengembang dan klien agar tidak terjadi miss komunikasi

Tahapan Metode Agile

Tahapan Metode Agile

Tahapan dalam metode agile antara lain :

  • Perencanaan, dalam tahapan ini tim pengembang dan klien melakukan perencanaan kebutuhan yang dibutuhkan untuk software yang hendak dikerjakan
  • Implementasi, tahapan selanjutnya menekankan pada tim pemrograman dalam melakukan pengkodean suatu software
  • Tes Perangkat Lunak, tahap ini dimaksudkan untuk pengetesan dan pengecekan perangkat lunak yang telah diproduksi agar bug yang ditemukan mampu diperbaiki segera.
  • Dokumentasi, Jika tahap pengetesan selesai, maka dilanjutkan tahap dokumentasi agar memberikan kemudahan pada proses pemeliharaan kedepannya
  • Deployment, tahap ini menjamin kualitas perangkat lunak yang telah dibuat dengan menguji kualitas sistem. Jika sistem telah memenuhi syarat maka software siap dikembangkan
  • Pemeliharaan, tahap terakhir yang dilakukan adalah pemeliharaan. Tahap pemeliharaan dilakukan supaya tidak ada bug atau gangguan pada pengangkat lunak. Maka tahap ini harus dilakukan secara berkala.

Agile Manifesto dan Prinsip Agile

Agile software development atau yang biasa disingkat agile merupakan gagasan yang muncul dari suatu konsep yang bernama agile manifesto. Agile manifesto ini merupakan nilai dari suatu pengembangan software yang digagas oleh sekumpulan developer software

Agile manifesto ini muncul karena rasa frustasi dari beberapa developer software yang menggunakan metode tradisional atau waterfall model. Waterfall model ini penggunaanya memerlukan proses dan jeda yang panjang antara requirement dan pengiriman produk dan menimbulkan pembatalan proyek.

Agile manifesto menghasilkan empat nilai penting dalam pengembangan software

  • Memprioritaskan individu dan interaksinya, dibandingkan proses dan tools
  • Memprioritaskan software yang berfungsi daripada membuat dokumentasi yang lengkap
  • Memprioritaskan kerjasama dengan cara komunikasi, dibandingkan negosiasi kontrak 
  • Memprioritaskan penanganan perubahan daripada sekedar mengikuti rencana

Prinsip Agile terdiri dari 12 prinsip yaitu :

  1. Kepuasan konsumen dengan rilisnya software secara cepat dan rutin. Konsumen akan merasa puas dengan peningkatan software secara cepat pada setiap iterasi. Tidak perlu menunggu lama untuk menunggu proyek selesai.
  2. Bersifat terbuka dalam perubahan dalam pengembangan software. Perubahan apapun dapat dilakukan kapan saja. Melakukan perubahan sesuai dengan keinginan konsumen.
  3. Merilis perangkat lunak secara rutin. Melakukan perilisan software rutin dan cepat sesuai dengan kebutuhan pasar.
  4. Pengembang dan bagian bisnis harus selalu bekerja sama setiap hari selama proyek masih berjalan. Keputusan yang akan diambil merupakan hasil kedua belah pihak yang memberikan kritik dan saran.
  5. Menciptakan proyek dengan individu yang memiliki motivasi tinggi. Memberikan lingkungan dan dukungan yang dibutuhkan untuk tim. Hal ini perlu karena motivasi yang tinggi mampu memberikan kesuksesan terhadap proyek yang dikerjakan.
  6. Melakukan komunikasi empat mata terhadap tim dalam menyampaikan informasi. Komunikasi yang dilakukan secara langsung akan menimbulkan rasa percaya antar individu lebih cepat.
  7. Software yang dapat berfungsi dengan baik merupakan tolak ukur keberhasilan proyek. Jika software yang dibuat mampu beroperasi dengan baik, maka proyek telah berhasil dikerjakan.
  8. Mendukung adanya pengembangan yang berkelanjutan. Pihak yang terlibat harus menjaga pace yang sama. Tim yang sudah terlibat harus melakukan iterasi secara rutin hingga proyek selesai.
  9. Kelincahan mampu ditingkatkan dari aspek teknis dan desain yang bagus. Anggota tim dituntut untuk memiliki kemampuan yang baik agar menciptakan software yang berkualitas meskipun banyak perubahan.
  10. Perlu kesederhanaan untuk mengurangi pekerjaan yang tidak perlu. Setiap tim perlu menghindari mempersulit diri dalam melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen.
  11. Perlunya tim yang mandiri. Tim yang mandiri mampu menghasilkan kebutuhan, arsitektur, dan desain yang baik. Tim mandiri akan bangga dengan karyanya dan menghasilkan karya lebih baik daripada saat dikekang.
  12. Memikirkan cara yang efektif dalam tim. Proses pengembangan diri baik bagi anggota tim, hal ini akan meningkatkan efisiensi dan kualitas pada software

Jenis Agile

  1. Adaptive Software Development (ASD)

Metode ini memfokuskan pada pembangunan software dan sistem kompleks. Dalam metode ini terdapat tiga aktivitas yaitu speculation, collaboration, dan learning

  1. Agile Modelling (AM)

Metode ini ditujukan untuk perusahaan besar yang memiliki jumlah tim banyak dan proyek yang dilakukan akan memakan waktu panjang, 

Dengan menggunakan metode ini, proyek yang memakan waktu lama dengan jumlah tim yang banyak akan lebih efektif dan efisien dalam pengerjaannya

  1. Dynamic System Development Method (DSDM)

Metode DSDM memprioritaskan pada keterlibatan semua anggota tim secara berkelanjutan.

Metode ini memiliki 8 prinsip yaitu fokus dalam kebutuhan bisnis , menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, melakukan kolaborasi, memiliki kualitas baik, menciptakan pondasi yang kokoh, melakukan pengembangan bertahap, melakukan komunikasi dengan baik, dan menunjukkan jiwa kepemimpinan

  1. Crystal

Metode ini mengedepankan pada kondisi tim dalam mengerjakan proyek dalam hal interaksi yang dilakukan antar tim, feedback konsumen, dan juga proses dokumentasi agar pengembangan software lebih optimal.

Metode kristal memiliki tujuh prinsip yaitu frequent delivery, reflective improvement, osmotic communication, personal safety, focus on work, easy access to expert users, dan technical tooling.

  1. Extreme Programming (XP)

Metode ini memfokuskan pada aspek teknis dalam proses pengembangan agar terciptanya perangkat lunak yang berkualitas.

Ekstrim memiliki arti bahwa metode ini menuntut tim agar keluar dari zona nyaman dan memberikan usaha yang maksimal dalam menjalankan proyek

  1. Feature Driven Development (FDD)

Metode ini memprioritaskan penyelesaian satu fitur saja dalam waktu tertentu. 

Langkah dalam mengerjakan pekerjaan dengan metode ini adalah mengembangkan model dasar, membuat list fitur, merancang pengembangan pada setiap fitur, dan membangun fitur

  1. Scrum Methodology

Metode Scrum ini berfokus pada pengembangan software dengan sifat kompleks. Proses pengerjaan akan dilakukan dengan beberapa proses kecil yang disebut sprints.

Dalam satu sprints terdapat beberapa peran yaitu product owner, scrum master, dan development team

  1. Kanban

Metode ini memprioritaskan pada pemanfaatan virtual yang membuat alur kerja menjadi jelas dan terpantau. Visual yang diterapkan pada kanban disebut juga Kanban Board

Kanban memiliki tiga tahap yaitu To Do, In Progress, dan Done

Jenis Agile Adaptive Software Development, Dynamic System Development Method, Extreme Programming, dan Scrum adalah jenis yang paling sering digunakan. Metode Scrum menonjolkan kolaborasi antar tim dalam proses pengembang software

Kelebihan Metode Agile

  1. Kualitas Software yang Ditawarkan Lebih Baik

Dalam pelaksanaannya Agile Metode ini dapat menerapkan setiap feedback dari konsumen di iterasi selanjutnya dengan cepat. Dalam hal penambahan fitur maupun perbaikan bug.

Kualitas perangkat lunak akan membaik sesuai dengan keinginan konsumen.

  1. Kepuasan Konsumen

Perangkat lunak yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik mampu menarik konsumen dan menimbulkan kepuasan konsumen akan software agile. 

Dengan kemampuan agile untuk menyesuaikan fitur yang diinginkan konsumen akan menambah nilai baik. Dengan ini konsumen akan puas dan merasa dihargai.

  1. Software Tidak Memerlukan Waktu Lama

Metode Agile melakukan pengembangan terhadap perangkat lunak yang diinginkan konsumen. Sehingga, waktu yang digunakan akan lebih sedikit karena fitur yang ditambahkan benar-benar fitur yang dibutuhkan oleh konsumen

  1. Pengembangan Terstruktur

Metode agile mampu melakukan iterasi rutin yang mana pengembang akan fokus pada pengembangan yang bertahap. Sehingga hal ini mampu mengurangi pengeluaran karena pengembangan selalu terprediksi dengan baik.

Kekurangan Metode Agile

  1. Bergantung Terhadap Komitmen Tim

Metode agile memerlukan kerjasama tim yang tinggi sehingga perlunya interaksi secara rutin agar software yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen.

Hal ini tentu memerlukan komitmen tim yang tinggi yang mampu menguras energi dan waktu setiap individu dalam tim.

  1. Produk Akhir Kurang Jelas

Agile tidak memerlukan banyak perencanaan, sehingga akan sulit menentukan bentuk akhir dari software yang diciptakan. 

Selain itu, fitur baru akan selalu ditambahkan yang mendorong semakin kompleks software yang diciptakan.

Karena keinginan konsumen selalu berubah yang juga berdampak pada sulitnya menentukan bentuk final dari software tersebut.

  1. Dokumentasi Kurang Lengkap

Perubahan yang dilakukan selalu dalam jangka waktu singkat yang membuat dokumentasi kurang lengkap. 

Jika ada anggota baru yang bergabung akan mengalami kesulitan dalam memahami proyek yang telah dilakukan dan mampu memperlambat pengerjaan proyek

fbWhatsappTwitterLinkedIn