Metode Agile: Pengertian – Jenis dan Prinsip

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Agile atau Agile Software Development merupakan suatu metode yang muncul dari konsep Agile Manisfesto yang dikembangkan oleh beberapa software developer karena rasa putus asa akan metode tradisional waterfall model. Lantas, apakah yang dimaksud dengan metode agile itu?

Pengertian Metode Agile

Metode agile merupakan salah satu jenis metode pengembangan software yang sering digunakan oleh startup maupun perusahaan-perusahaan besar dalam mengembangkan perangkat lunak mereka

Agile software development atau yang lebih dikenal dengan istilah Software Development Life Cycle (SDLC) secara harfiah diartikan sebagai able to kove quickly and easily atau bisa bergerak dengan cepat dan mudah. Hal terpenting dari penggunaan metode agile adalah memungkinkan bagi sebuah tim untuk bisa mengambil keputusan dengan cepat dan berkualitas, dengan prediksi yang baik serta berpotensi baik dalam menangani setiap perubahan yang muncul.

Perlu diketahui bahwa dalam agile manifesto, ada 4 nilai utama yang diemban, yakni:

  • Interaksi dan personal adalah lebih penting daripada proses dan alat
  • Perangkat lunak yang berfungsi adalah lebih penting daripada dokumentasi yang lengkap
  • Kolaborasi dengan klien adalah lebih penting daripada negosiasi kontrak
  • Respon terhadap perubahan adalah lebih penting daripada mengikuti rencana.

Tujuan Metode Agile

Adapun tujuan dari metode agile adalah sebagai berikut:

  • High – value dan Working App System
    Tujuan  dari metode agile yang pertama adalah untuk menghasilkan sebuah software atau perangkat lunak yang memiliki nilai jual tinggi sekaligus dapat menekan biaya pembuatannya. Tentu saja tujuan utamanya adalah mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
  • Iterative, Incremental, Evolutionary
    Menghasilkan model pengembangan yang iteratif, berulang, serta dapat mengalami perubahan pada saat dibutuhkan.  Dengan demikian, metode ini bisa fleksibel dan dapat digunakan pada proyek pengembangan jangka pendek.
  • Cost Control dan value – driven development
    Metode agile juga bertujuan agar pengembangan perangkat lunak dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari penggunanya. Disisi lain, tim developer juga bisa mengontrol biaya dan waktu yang diperlukan dalam proses pengembangan software sesuai kebutuuhannya.
  • High quality production
    Tujuan berikutnya dari metode agile adalah untuk menjaga kualitas dari produk perangkat lunak meskipun biaya dan waktu yang diperlukan terbilang sedikit.
  • Flexible & Risk Management
    Metode agile bertujuan agar pertemuan dengan klien dapat dilakukan kapanpun (fleksibel). Dengan demikian, fungsionalitas dari perangkat lunak tetap terjaga. Selain itu, metode agile juga  dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada program maupun produk sebelum dilakukan proses deploy aplikasi.
  • Collaboration
    Metode agile juga ditujukan agar setiap tim pengembang dapat melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik antar tim developer, misalnya untuk mendiskusikan feedback yang diberikan oleh klien.
  • Self organizing dan Self Managing Teams
    Tujuan terakhir dari metode Agile ini adalah  memberikan akses kepada pengembang untuk memanajemen sendiri urusan software development. Seorang manajer bertugas sebagai penghubung antara developer dan klien sehingga bisa mengurangi terjadi miss communication.

Manfaat Metode Agile

Manfaat penggunaan metode agile tidak hanya bisa dirasakan oleh software developer saja, melainkan juga bisa dirasakan oleh klien, vendor, hingga manajer. Beberapa manfaat dari metode agile bisa diuraiakan sebagai berikut:

  • Pekerjaan proyek bisa dipisah atau dibagi menjadi beberapa unit kerja tim yang lebih kecil sehingga pengorganisasian bisa lebih dirampingkan.
  • Penggunaan metode agile memberi peluang bagi klien untuk bisa terlibat langsung dengan proses pengembangan dari awal hingga akhir. Klien juga bisa memberi masukan kepada tim developer untuk mengubah atau menambah fitur sesuai dengan keinginan mereka.
  • Penggunaan metode agile memungkinkan bagi developer untuk bisa menambah atau mengganti fitur sesuai dengan keinginan klien.
  • Dengan metode agile, interaksi klien dan developer bisa dilakukan dengan lebih intens
  • Penerapan prinsip incremental dan interative dalam metode agile memungkinkan kerja tim lebih stabil dan terukur. Dengan demikian pekerjaan akan cepat selesai.

Jenis-jenis Metode Agile

Ada beberapa jenis metode agile yang bisa digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, yaitu:

  • Adaptive Software Development (ASD)
    ASD adalah salah satu jenis metode agile yang paling banyak digunakan. Jenis metode ini dicetuskan oleh Jim Highsmith. ASD sendiri menekankan pengorganisasian tim yang mandiri, kolaborasi perorangan dan kemauan untuk terus belajar baik secara individu maupun tim. ASD menggunakan tools yang disebut time-boxing, yakni sebuah tools untuk menentukan jangka waktu yang dialokasikan untuk menyelesaikan berbagai jenis tugas.
  • Agile Modelling (AM)
    Agile modeling adalah metode agile yang praktis untuk proses dokumentasi dan pemdelan dalam sistem perangkat lunak atau software. Agile modelling berisi sekumpulan nilai, prinsip, dan praktik untuk memodelkan software agar bisa diaplikasikan pada proyek pengembangan software secara efektif dan efisien.
  • Crystal
    Crystal adalah jenis metode agile yang dikembangkan pada tahun 2004 oleh Alistair Cockburn. Jenis metode ini lebih fokus pada anggota tim dan interaksi mereka pada saat proses pengembangan software daripada kepada proses dan alat-alat yang digunakan. Metode ini dikembangkan karena kemampuan komunikasi dan interaksi antar anggota tim dipercaya memiliki dampak paling besar bagi keberhasilan proyek.
  • Dynamic System Development Method (DSDM)
    DSDM merupakan salah satu jenis metode agile yang mengutamakan keterlibatan klien secara berkesinambungan. Dengan metode DSDM ini, aplikasi atau software yang dikembangkan dibangun berdasarkan kebutuhan dan komunikasi yang dilakukan antara developer dengan klien.
  • Extreme Programming (XP)
    Agile extreme programming atau XP adalah pendekatan metode agile yang mencoba melakukan penyederhanaan dalam berbagai tahapan pengembangan agar lebih adaptif dan fleksibel. Metode ini pertama kali diusulkan oleh Kent Beck dan Ward Cunningham pada tahun 1996 karena permintaan klien yang senantiasa berubah dengan cepat.
  • Feature Driven Development (FDD)
    FDD adalah metode agile yang mengacu pada pembuatan sistem dengan metode yang lebih mudah untuk diimplementasikan, memiliki teknik problem solving dan juga pelaporan yang lebih mudah dikontrol dan dimengerti oleh klien. FDD merupakan proses yang didesain dan dilaksanakan untuk bisa mengirimkan hasil kerja secara berulang dalam waktu tertentu yang bisa diukur.
  • Rational Unified Process (RUP)
    Pendekatan Rational Unified Process atau RUP pertama kali dikembangkan oleh salah satu divisi IBM, yakni Rational Software, sejak tahun 2003. RUP adalah suatu kerangka proses yang bisa diadaptasi serta dimaksudkan untuk bisa disesuaikan oleh tim pengembang yang akan memilih elemen proses sesuai dengan kebutuhan mereka. RUP sendiri menggunakan konsep object oriented dengan kegiatanya berfokus pada pengembangan model dengan Unified Model Language (UML).
  • Scrum Methodology
    Scrum Methodology merupakan salah satu pendekatan agile yang menekankan pada kekuatan kolaborasi tim, incremental product dan proses iterasi untuk mnghasilkan produk akhir. Dalam teknik SCRUM terbagi dalam tiga roles, yaitu  Product Owner, Scrum Master dan Development/Scrum Team.

Prinsip Metode Agile

Metode pengembangan perangkat lunak Agile memiliki 12 prinsip utama, yakni sebagai berikut:

  • Menjadikan kepuasan klien sebagai prioritas utama. Diantara caranya adalah dengan melakukan pengiriman produk secara rutin untuk mendapat feedback dari klien untuk pengembangan selanjutnya sehingga hasil akhir produk benar-benar sesuai dengan keinginan klien.
  • Mau menerima segala perubahan yang diperlukan pada proses pengembangan, meskipun itu sudah ada di tahap akhir.
  • Melakukan rilis produk secara rutin dalam jangka pendek. Hal ini perlu dilakukan untuk mendapat feedback dari klien guna proses pengembangan selanjutnya dan juga lebih meningkatkan kepercayaan klien
  • Melakukan kolaborasi dan membangun komunikasi intens antara tim developer dengan klien selama proyek berjalan.
  • Membangun suasana kerja yang penuh semangat dan motivasi tinggi untuk menyelesaikan proyek secara efektif dan efisien.
  • Melakukan komunikasi secara langsung atau tatap muka untuk lebih mempererat kesepahaman.
  • Ukuran kemajuan dan keberhasilan proyek adalah software yang bisa bekerja dengan baik sesuai keinginan dan kebutuhan klien.
  • Pengembangan proyek secara konstan dengan kecepatan konstan untuk mengurangi resiko ketidaktelitian.
  • Memberikan perhatian akan keunggulan teknik dan desain yang menarik.
  • Penting untuk tetap sederhana dan bekerja sesuai dengan keinginan klien.
  • Perlunya manajemen diri sendiri
  • Melakukan evaluasi dan refleksi secara berkala untuk bisa bekerja dengan lebih efektif kedepannya.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Agile

Setiap metode tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, begitu pula dengan metode Agile. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode agile yang perlu diketahui.

Kelebihan Agile

  • Proses pengembangan perangkat lunak relatif tidak membutuhkan waktu lama dan juga tidak membutuhan  resources atau sumber daya yang besar.
  • Perubahan yang diperlukan bisa diatasi dengan cepat sesuai dengan kebutuhan klien.
  • Dengan metode agile, klient bisa memberikan feedback kepada tim pengembang dalam proses pembuatan program, sehingga hasil akhir program benar-benar bisa memuaskan klien.

Kekurangan Agile

  • Metode Agile tidak cocok bagi tim yang ingin menyelesaikan proyek bersama-sama.
  • Kurang sesuai bila dikerjakan oleh tim dengan skala besar, misalnya lebih dari 20 orang.
  • Tim pengembang atau developer harus selalu siap dengan perubahan yang terjadi atau diperlukan sewaktu-waktu.

Kesimpulan Pembahasan

Dalam pengembangan sebuah perangkat lunak atau software, ada beberapa metode yang bisa digunakan oleh developer, diantaranya adalah metode agile. Metode agile merupakan salah satu metode pengembangan yang menggunakan konsep agile manifesto. Penerapan metode agile memungkinkan untuk pengambilan keputusan secara cepat dan bekualitas serta mampu mengatasi perubahan yang muncul sesuai dengan kebutuhan.

Metode agile memiliki sejumlah tujuan dan manfaat dalam penggunaannya. Namun demikian, penggunaan metode ini selain memiliki kelebihan-kelebihan juga memiliki beberapa kekuarangan yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan bagi developer yang hendak menggunakan metode ini.

Dalam metode agile sendiri terdapat setidaknya delapan jenis metode turunan yang bisa dipilih oleh developer sesuai dengan kebutuhan dan fokusnya. Dari beberapa jenis metode agile tersebut, metode Adaptive Software Development (ASD) adalah metode agile yang paling banyak digunakan saat ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn