Daftar isi
Sejarah adalah suatu peristiwa dan atau kejadian yan terjadi pada masa lalu. Kehadiran sejarah pula biasanya sangat melekat di kepala dan pikiran. Tidak heran apabila kehadirannya sangat dikenang dan selalu diingat.
Melihat secara mendalam ke arah sejarah, tentu hal yang pertama hadir dipikiran yaitu orang-orang yang berhubungan dengan sejarah itu sendiri. Orang-orang yang masuk dalam deretan sejarah tersebut biasanya merupakn orang-orang penting dan dengan pengaruh yang sangat besar.
Berbicara mengenai sejarah, salah satu sosok yang hadir di deretan sejarah yaitu Abdul Haris Nasution. Berikut ini dibahas mengenai biografi Abdul Haris Nasution.
Kelahiran Abdul Haris Nasution
Sejarah merupakan satu hal yang penting di muka bumi ini. Eksistensi daripada sejarah itu sendiri memiliki hal-hal dan atau sesuatu yang penting berkaitan dengan masa lalu. Sejarah pula tidak hanya memiliki hal-hal dan atau sesuatu yang penting semata.
Sejarah memegang orang-orang penting di dalamnya. Orang-orang yang hadir dalam wadah sejarah tersebut merupakan hal penting pula. Karena tanpa adanya orang-orang tersebut, kehadiran sejarah pula tidak akan berarti. Begitu pula dengan orang-orang tersebut.
Tanpa keadiran peristiwa dan atau kejadian yang menjadi sejarah, orang-orang tersebut tidak muncul ke permukaan. Berbicara mengenai sejarah dan orang-orang di dalamnya tentunya merupakan hal yang menarik.
Melalui sejarah dan juga orang-orang di dalamnya dapat memberikan gambaran mengenai kejadian dan atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Salah satu nama yang menjadi bagian daripada sejarah yaitu Abdul Haris Nasution. Nama satu ini merupakan salah satu nama yang berada dalam deretan sejarah Indonesia.
Abdul Haris Nasution sendiri menunjukkan eksistensinya untuk pertama kali pada tahun 1918. Sumatra Utara menjadi tempatnya untuk menampakkan diri secara perdana, yaitu tepatnya di Huta Pungkut, Mandailing Natal. Abdul Haris Nasution lahir dari latarbelakang keluarga keturunan Batak. Latarbelakang keluarganya pula memeluk agama Islam.
Masa Remaja dan Masa Dewasa Abdul Haris Nasution
Nama Abdul Haris Nasution masuk dalam jajaran nama dari orang-orang yang memiliki jasa dan berperan dalam sejarah. Seorang Abdul Haris Nasution berasal dari keluarga keturunan Batak dan memegang teguh kepercayaan agama Islam.
Masa remaja hingga masa dewasa daripada sosok dengan sematan akrab AH Nasution ini menempuh pendidikan di Sumatra. Dapat dikatakan bahwa pendidikan yang didapatkan oleh AH Nasution berasal dari pendidikan di sekolah. Ia pernah menikmati bangku sekolah di Hollandsche Inlandsche School serta Sekolah Raja Hoofden School.
Kehidupan mengejar wawasan dan pengetahuan seorang AH Nasution tidak sepenuhnya dihabiskan di wilayah tanah kelahirannya. Masa-masa kehidupan yang ia tempuh pernah juga dirasakan di Bandung.
Di Bandung, AH Nasution mengambil sekolah pendidikan guru yaitu di Hollandsche Inlandsche Kweekschool. Di sekolah tersebut, dirinya mengembangkan pengetahuan serta wawasannya untuk menjadi seorang guru.
Setelah menyelasikan pendidikan guru, Abdul Haris Nasution bekerja sebagai seorang guru di sebuah sekolah di wilayah Sumatra. Meski pernah menempuh pendidikan gur tak membuat hati seorang AH Nasution bertahan lama akan profesi guru yang disandangnya.
Dirinya kembali lagi ke Bandung dan memutuskan untuk masuk ke pendidikan bidang militer. Ketika menempuh pendidikan militernya, AH Nasution masuk di Corps Opleiding Reserve Officieren. Setelah tamat dari pendidikan militernya, Abdul Haris Nasution menjalankan profesi sebagai seorang pembantu letnan calon perwira.
Sepanjang dirinya menempuh pendidikan militer dan bekerja di bidang kemiliteran, AH Nasution tetap berdiam di wilayah Bandung dan tidak kembali ke tanah kelahirannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa waktu muda dan dewasanya banyak terjadi di wilayah kota-kota besar.
Peran dan Perjuangan Abdul Haris Nasution
Abdul Haris Nasution merupakan salah satu sosok yang namanya dikenal dalam sejarah Indonesia. Pernah menjalani pendidikan guru membuatnya tak bertahan di bidang pekerjaan belajar dan mengajar. Meski pernah menjalani hari-hari menjadi seorang guru, hatinya tertuju pada arah militer hingga memutuskan menjalani pendidikan militer.
Dalam bidang militer, seorang Abdul Haris Nasution banyak mengambil peran. Setelah keluar dari pendidikan militer, dirinya menjalankan profesi sebagai seorang pembantu letna calon perwira. Tidak hanya itu. Nama Abdul Haris Nasution pula pernah menyandang profesi sebagai atasan sebuah organisasi.
Dirinya pula pernah menjadi bagian dari organisasi pemuda dan menjabat sebagai penasihat di Badan Keamanan Rakyat. Tak hanya di Badan Keamanan Rakyat, di Tentara Keamanan Rakyat, nama Abdul Haris Nasution menduduki bagian Kepala Staf.
Kedudukan lain yang pernah digenggam yaitu jabatan Wakil Panglima Besar Angkatan Perang. Selain itu, ia juga pernah menyandang pangkat kolonel dengan kedudukan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
Namun, kedudukan tersebut tak dapat digenggam sepenuhnya. Hal ini karena adanya sebuah masalah yang mengakibatkan jatuhnya kedudukannya tersebut.
Selama tak menyandang pangkat tersebut, keseharian AH Nasution dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Tulisan terkenalnya yaitu buku dengan judul “Pokok-Pokok Gerilya”.
Perjuangan daripada Abdul Haris Nasution yaitu beradu dengan PKI. Tak heran dirinya menjadi salah satu sasaran PKI. Abdul Haris Nasution ikut pula terjun langsung dalam peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 atau yang dikenal dengan G30S/PKI. Berkat perjuangan dan juga perannya, AH Nasution banyak menerima lencana serta bintang tanda kehormatan, baik dari dalam dan luar negeri.
Wafatnya Abdul Haris Nasution
Abdul Haris Nasution masuk dalam deretan nama dengan peran dan perjuangan bagi bangsa Indonesia. Seorang AH Nasution memegang pangkat kehormatan sebagai Jenderal Besar TNI.
Selama kehidupannya, ia tak pernah lelah untuk menempuh pendidikan dan ikut terjun langsung dalam peristiwa G30S/PKI. Sematan Jenderal Besar TNI tersebut terekam hingga titik akhir hidupnya.
Tidak hanya sematan Jenderal Besar TNI saja, seorang AH Nasution pula mendapatkan gelar yaitu Pahlawan Nasional. Abdul Haris Nasution wafat pada tahun 2000..
Kesimpulan Pembasahan
Berbicara mengenai sejarah, salah satu sosok yang hadir di deretan sejarah yaitu Abdul Haris Nasution. Abdul Haris Nasution sendiri menunjukkan eksistensinya untuk pertama kali pada tahun 1918. Sumatra Utara menjadi tempatnya untuk menampakkan diri secara perdana, yaitu tepatnya di Huta Pungkut, Mandailing Natal.
Masa muda dan masa dewasa dari Abdul Haris Nasution mulai dari menjadi seorang guru hingga mendarat menjadi seorang yang terjun ke arah militer. Perannya banyak terjun langsung ke arah militer.
Seorang AH Nasution memegang pangkat kehormatan sebagai Jenderal Besar TNI. Tidak hanya sematan Jenderal Besar TNI saja, seorang AH Nasution pula mendapatkan gelar yaitu Pahlawan Nasional. Abdul Haris Nasution wafat pada tahun 2000..