Daftar isi
Dunia tempat makhluk hidup berdiri sangatlah luas dan terdiri atas segala sesuatu. Tiap-tiap hal-hal dan atau sesuatu tidak secara tiba-tiba memunculkan eksistensinya di dunia.
Seluruh hal-hal dan atau sesuatu tersebut yang eksis di dunia ini pun memiliki ceritanya masing-masing. Salah satu hal penting di muka bumi ini diantaranya adalah adanya hari.
Hari-hari dalam menemani kehidupan manusia bereksistensi dengan jumlah sebanyak 365 hari. Jumlah tersebut dilambungkan eksistensinya oleh seorang ahli, yakni Al-Battani. Berikut dibahas mengenai biografinya.
Kelahiran Al-Battani
Hari-hari selalu berjalan tiada henti. Tidak ada makhluk hidup yang dapat menghentikan langkah hari sebagai bagian daripada waktu dan kehidupan makhluk hidup. Eksistensi daripada hari hadir dengan jumlah sebanyak 365 hari dalam periode satu tahun.
Sebagai seorang makhluk hidup, mungkin dirinya bertanya akan kehadiran jumlah hari tersebut. Jumlah tersbeut tidak pernah lepas dari sisi kehidupan makhluk hidup dan selalu menemani kapan pun dan dimana pun.
Membahas mengenai hari, eksistensinya pun tak muncul begitu saja di muka bumi. Seorang ahli pada abad pertengahan, yakni Al-Battani adalah sosok dibalik jumlah 365 hari tersebut. Al-Battani merupakan adalah sosok ahli dalam bidang atronomi dan juga dalam bidang matematika.
Eksistensinya di muka bumi pertama kali yaitu ditandai dengan kelahiran dirinya pada periode 858 Masehi di wilayah Turki, tepatnya di Harran. Lahirnya Al-Battani terjadi di kalangan keluarga yang memegang kepercayaan akan kehadiran bintang.
Tidak heran apabila sang ayah yaitu menggeluti profesi sebagai seorang ahli astronomi. Meski keluarganya mengikuti landasan bintang, Al-Battani memeluk agama Islam serta memiliki nama yaitu Abu Abdullah Muhammad Ibn Jabir Ibn San’an Al-Battani Al-Harrani.
Meski nama yang disematkan pada dirinya dengan nama tersebut, Al-Battani pula memiliki nama lain dan dikenal dengan dengan nama panggilan Albategnius.
Masa Remaja hingga Dewasa Al-Battani
Al-Battani merupakan salah satu ilmuwan terkenal pada abad pertengahan. Dirinya lahir dari latarbelakang keluarga dengan percaya akan bintang. Tak heran sang ayah menggeluti bidang mengenai langit dan bintang. Al-Battani pun mengikuti jejak sang ayah.
Masa remaja dari Al-Battani banyak dihabiskan di Raqqah. Bersama dengan asuhan sang ayah, dirinya mulau menaruh hati pada dunia perbintangan dan langit malam.
Masa-masa remajanya digeluti dengan banyak melirik tulisan-tulisan yang mengarah pada bidang ilmu langit dan bintang. Tulisan-tulisan yang banyak dilirik oleh Al-Battani ketika masa remajanya yakni tulisan-tulisan Ptolomeus. Ketika dewasa pun Al-Battani mendiami wilayah Raqqa.
Kecintaannya pada ilmu pengetahuan mengenai astronomi masih terus berlanjut. Masa-masa setelah remajanya banyak dihabiskan dengan melakukan aktivitas pengamatan lebih dalam mengenai langit dan bintang sesuai bidang ketertarikannya.
Tidak hanya bidang tersebut saja, Al-Battani juga dikenal menaruh hati pada matematika dan ilmu alam. Hal inilah pula yang menyebabkan nama dirinya melambung dikalangan masyarakat Raqqah.
Prestasi dan Penemuan Al-Battani
Al-Battani menjadi nama yang dikenal oleh mata dunia. Nama dirinya dikenal atas penemuannya pada bidang astronomi dan juga matematika. Lahir di keluarga dengan seorang ayah yang menggeluti bidang ilmu pengetahuan juga, mendorong diri Al-Battani untuk mengikuti jejak sang ayah.
Masa-masa mudanya banyak dihabiskan dengan melakukan pengamatan mendalam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ilmu alam, khususnya ilmu langit dan bintang.
Tak hanya itu, dirinya pula mencurahkan perasaannya terhadap matematika. Tak heran, ketertarikannya akan ilmu pengetahuan membuahkan sebuah hasil. Prestasi Al-Battani sebagai seorang penggelut bidang ilmu langit dan bintang menghasilkan karya berupa tulisan-tulisan mengenai hasil pengamatan bintang di langit.
Dirinya pula mencurahkan pengamatannya mengenai perbedaan kalender antar masing-masing suku bangsa kala itu dalam sebuah tulisan. Tulisannya yang paling dikenal mata dunia yaitu buku dengan judul “Zij Ash-Shabi”.
Pada buku tersebut memberikan gambaran mengenai pandangan Al-Battani mengenai astronomi, bulan, bintang, serta matahari yang memengaruhi periode waktu di muka bumi. Dengan adanya ilmu mengenai langit dan bintang, seluruh periode waktu dapat ditentukan berdasarkan ilmu tersebut.
Selain tulisan mengenai ilmu astronomi, Al-Battani pula memegang peran besar dalam penemuan jumlah hari dalam periode satu tahun. Periode satu tahun di bumi memiliki jumlah yakni sebanyak 365 hari. Al-Battani menghitung jumlah tersebut dilandasi atas periode bumi mengelilingi sang surya.
Selain penemuan mengenai jumlah hari dalam setahun, dirinya pula memegang peran utama dalam kehadiran trigonometri dalam bidang matematika.
Trigonometri memberikan penjelasan mengenai ukuran panjang dan sudut segitiga. Al-Battani pula memegang peran dalam penemuan persamaan dengan rumus sin x = a cos x.
Dirinya pula merapikan tabel sinus, tangen, dan kontagen. Tabel tersebut bermanfaat bagi penggunaan operasi aljabar dan trigonometri. Kehadiran Al-Battani dan karyanya merupakan salah satu titik indah bagi ilmu pengetahuan, khususnya pada periode peradaban Islam.
Wafatnya Al-Battani
Al-Battani merupakan seorang ahli astronomi dan matematika. Dirinya pula dianggap sebagai penggali perubahan besar terhadap dunia astronomi dan juga matematika.
Sepanjang hidupnya, dirinya menekuni dunia langit dan bintang serta matematika. Kehadiran dirinya dikenal hingga akhir hayatnya yang wafat pada tahun 929 Masehi.
Selain dikenal akan penemuannya dalam bidang astronomi dan matematika, setelah meninggalkan dunia pun nama panggilannya, yaitu Albategnius dikenang sebagai nama salah satu kawah yang berada di bulan.
Kesimpulan Pembahasan
Dunia tempat makhluk hidup berdiri sangatlah luas dan terdiri atas segala sesuatu. Salah satu hal penting di muka bumi ini diantaranya adalah adanya hari. Hari-hari dalam menemani kehidupan manusia bereksistensi dengan jumlah sebanyak 365 hari. Jumlah tersebut dilambungkan eksistensinya oleh seorang ahli, yakni Al-Battani.
Kelahiran dirinya pada periode 858 Masehi di wilayah Turki, tepatnya di Harran. Al-Battani pula memiliki nama lain dan dikenal dengan dengan nama panggilan Albategnius.
Masa-masa kehidupannya banyak dihabiskan dengan melakukan pengamatan mendalam mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ilmu alam, khususnya ilmu langit dan bintang. Kecintaan akan astronomi dan ilmu pengetahuan juga dilakukan dengan aktivitas pengamatan lebih dalam mengenai langit dan bintang sesuai bidang ketertarikannya.
Ketertarikan Al-Battani pada ilmu pengetahuan membuahkan hasil. Tulisannya yang paling dikenal oleh mata dunia yaitu buku dengan judul “Zij Ash-Shabi”.
Selain itu, penemuan lain dari Al-Battani yakni jumlah hari dalam periode satu tahun memiliki jumlah sebanyak 365 hari. Kehadiran dirinya dikenal hingga akhir hayatnya yang wafat pada tahun 929 Masehi. Setelah meninggalkan dunia pun nama panggilannya, yaitu Albategnius dikenang sebagai nama salah satu kawah yang berada di bulan.