Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa aturan maupun norma dalam masyarakat yang berlaku dan harus dipatuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, tidak selamanya norma dan aturan itu akan ditaati seringkali bahwa banyak orang yang bertindak diluar norma yang menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain dan bisa ditemukan di semua tempat yang disebut juga sebagai perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang banyak dihubungkan dengan tindakan, perbuatan, maupun pola perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau aturan di masyarakat. Fenomena perilaku menyimpang merupakan sebuah perilaku menyimpang yang dikenal dengan penyimpangan sosial dimana orang yang melanggar norma seringkali sadar akan perbuatannya namun tetap melakukannya karena suatu dorongan.
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia penyimpangan sosial adalah suatu tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan individu kepada kelompok maupun lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan hukum yang berlaku. Bentuk perilaku menyimpang mempunyai bentuk yang beragam yang dapat dibedakan menurut sifatnya, jumlah pelakunya, dan lain sebagainya.
Bentuk Perilaku Menyimpang
- Bentuk Perilaku Menyimpang Secara Individual
Perilaku menyimpang ini dilakukan secara individual oleh orang yang acuh tak acuh, menyepelekan, mengabaikan, dan menolak norma yang berlaku di masyarakat yang dianggap memiliki kelainan mental yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Contoh bentuk perilaku menyimpang ini, yaitu anak durhaka kepada orang tuanya, orang yang bertindak asusila, pejabat/pegawai yang melakukan kejahatan korupsi, mengkonsumsi obat terlarang, mabuk-mabukan, menipu, dan sebagainya.
Berdasarkan kadar besar kecilnya penyimpangan, jenis perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi, pembandel, pembangkang, pelanggar, penjahat, dan orang munafik.
- Bentuk Perilaku Menyimpang Secara Kelompok
Bentuk penyimpangan ini dilaksanakan oleh sekelompok orang yang keras kepala tak mau tunduk pada norma yang berlaku di masyarakat dimana kelompok ini mempunyai norma aturan sendiri yang bertentangan dengan norma masyarakat lebih luas.
Contoh penyimpangan perilaku ini, yaitu kelompok preman, kelompok begal, gerakan separatis, perkelahian antargeng siswa, perampokan, pemberontakan sekelompok rakyat, aktivitas perdagangan obat-obat terlarang, prostitusi, dan sebagainya.
- Bentuk Perilaku Menyimpang Campuran
Jenis perilaku menyimpang ini adalah campuran dari perilaku penyimpangan individu dan perilaku penyimpangan kelompok yang awalnya dilakukan oleh sebagian remaja dengan kemampuan ekonomi yang kurang atau mempunyai masalah dalam rumah tangganya namun mereka ingin bergaya hidup seperti remaja pada umumnya.
Masyarakat dengan golongan ekonomi rendah tidak akan mampu untuk bergaya hidup seperti golongan kelas atas karena untuk mencukupi kebutuhan primer saja mereka harus bersusah payah.
Karena harapannya terhadap gaya hidup lebih besar daripada kemampuannya, maka pada akhirnya para remaja akan bertemu dan membuat kelompok atau geng anak nakal yang merasa senasib yang apabila dibiarkan tumbuh secara liar, maka bisa menjadi kelompok kriminal.
- Bentuk Perilaku Menyimpang Primer
Penyimpangan primer merupakan sebuah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang hanya sekali dan tidak dilakukan secara terus menerus yang masih bisa ditolerir dan diterima oleh masyarakat karena tindakan menyimpangnya biasanya tidak berat.
Bentuk penyimpangan sosial ini hanya berupa penyimpangan yang sifatnya sementara, cenderung tidak terulang lagi, dan tak sepenuhnya mengendalikan kehidupan individu.
Contohnya seorang siswa yang terlambat ke sekolah karena ketinggalan bus, pedagang yang tidak bisa membayar pajak daerah karena dagangannya sepi, dan karyawan yang tak masuk kerja karena sakit.
- Bentuk Perilaku Menyimpang Sekunder
Penyimpangan sekunder merupakan suatu perilaku penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus dan sering kali akan merugikan orang lain sehingga menyebabkan masyarakat umum paham dan hafal terhadap perilaku seseorang yang melakukannya.
Pelaku akan dikucilkan atau dibuang dari kehidupan masyarakat karena masyarakat merasa sangat terganggu dengan adanya orang seperti ini di lingkungannya.
Contoh perilaku penyimpangan sekunder ini, yaitu suka berkelahi, mencuri, suka bolos ke sekolah/kerja, tukang mengadu domba, mabuk-mabukan dan mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas, suka bermain judi, dan lain sebagainya.
- Bentuk Perilaku Menyimpang Secara Situasional
Penyimpangan situasional merupakan suatu bentuk penyimpangan yang disebabkan adanya pengaruh sosial di luar individu dan adanya paksaan dari pengaruh sosialnya yang mendorongnya melakukan penyimpangan sosial. Contoh bentuk perilaku menyimpang ini, yaitu tindakan pencurian akibat kondisi ekonomi yang mendesak.
Keadaan dengan kondisi ekonomi yang sedang memburuk padahal dia sangat membutuhkan banyak biaya untuk mencukupi kebutuhannya sehingga mendesak seseorang untuk melakukan tindakan mencuri.
- Bentuk Perilaku Menyimpang Sistemik
Penyimpangan sistemik merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan secara terorganisir dan melibatkan organisasi sosial tertentu dalam situasi status sosial, peranan, nilai, norma serta moral tertentu yang berbeda dari situasi pada umumnya. Contohnya, yaitu sindikat perdagangan obat terlarang secara internasional oleh sindikat kelas kakap.
- Bentuk Perilaku Menyimpang Seksualitas
Bentuk perilaku ini dimanfaatkan untuk mendapat kepuasan melalui penyimpangan seksual dimana dalam pemenuhan kebutuhan seksualnya dilakukan dengan cara yang tidak wajar.
Perilaku tersebut disebut juga dengan parafilia yang bisa disebabkan oleh gangguan psikologis, pengalaman sewaktu kecil, pergaulan, faktor genetik, dan penyalahgunaan obat dan alkohol.
Contoh bentuk perilaku menyimpang jenis ini adalah homoseksual yang ditandai dengan menyukai sesama jenis dimana hal itu tidak sangat lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan menyalahi fitrah manusia yang berpasangan laki-laki dan perempuan.