Separatisme: Pengertian – Penyebab dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Diantara tantangan terhadap pertahanan dan  keamanan yang kerap dihadapi oleh sebuah negara adalah adanya gerakan separatisme yang bertujuan untuk memisahkan diri dari negara tersebut.

Banyak sekali penyebab yang mendorong munculnya gerakan separatisme, seperti adanya ketidakpuasan terhadap sistem pemerintahan atau adanya ketimpangan dalam berbagai lini kehidupan.

Yang kemudian mendorong para separatis untuk mencoba meraih kedaulatan miliknya sendiri.

Pengertian Separatisme

Pengertian Secara Umum

Separatisme berasal dari kata seperatis yang dalam Bahasa Inggris disebut separate yang berarti pisah atau separated yang berarti terpisah.

Jadi secara umum separatisme adalah sebuah gerakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan diri dari suatu kelompok atau negara.

Pengertian Menurut KBBI

Di dalam Kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa separatisme adalah  paham atau gerakan untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri).

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Abdul Qodir Djaelani, separatisme adalah suatu gerakan yang bersifat mengacau dan menghancurkan yang dilakukan oleh gerombolan pengacau yang bertujuan untuk memisahkan diri dari ikatan suatu negara.

Sejarah Separatisme

Dari prespektif sejarah, gerakan separatisme telah lama dikenal sejak era kerajaan-kerajaan di pusat peradaban kuno.

Pada sekitar abad 200 S.M, kerajaan Macedonia mencapai puncak kejayaannya dibawah Raja Iskandar Zulkarnaen yang dikenal sebagai Alexander the Great.

Setelah meninggalnya Raja Iskandar Zulkarnaen, kerajaan Macedonia mulai mengalami keruntuhan dan wilayah yang sebelumnya berada dibawah kekuasaannya mulai memisahkan diri dan mendirikan kerajaan masing-masing.

Kekaisaran Romawi setelah mulai pudar masa kejayaannya juga mengalami keruntuhan di abad ke 3-4 Masehi.

Pada masa itu, gerakan separatisme juga banyak bermunculan dimana para panglima perang Romawi menjadi pemegang kunci gerakan separatisme pada wilayah-wilayah yang sebelumnya menjadi bagian dari imperium Romawi.

Gerakan separatisme dalam Sejarah Eropa juga marak pada masa terjadinya reformasi keagamaan di Eropa pada sekitar abad ke 16.

Saat itu terjadi gerakan separatisme dari kaum protestan dibawah Martin Luther King yang secara terang-terangan memisahkan diri dari Gereja Romawi.

Sementara itu, di era modern banyak gerakan separatisme yang memunculkan negara-negara baru diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Cekoslowakia menjadi Republik Ceko dan Slowakia
  • Timor Leste yang memisahkan diri dari  Indonesia
  • Yugoslavia menjadi Bosnia-Herzegovina, Kroasia, Makedonia, Slovenia, Serbia, Montenegro, dan Kosovo
  • Uni Soviet menjadi Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizia, Latvia, Lithuania, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan
  • Ethiopia yang memisahkan diri dari Eritrea
  • Sudah selatan yang memisahkan diri dari Sudan
  • Hingga saat ini beberapa gerakan separatis masih eksis di berbagai wilayah di dunia seperti :
    • IRA di Irlandia Utara
    • Separatis muslim Moro di Filipina
    • Kashmir di India
    • Kurdi dan Syi’ah di Irak
    • Front Polisario di Maroko
    • Chechnya di Rusia, dan masih banyak lainnya.

Di Nusantara sendiri, gerakan separatisme juga tercatat ada sejak era kerajaan Hindu-Budha berdiri.

Pada masa kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ke 7-11 masehi, di era keruntuhannya Sriwijaya banyak melakukan peperangan yang menyebabkan kekuatan pertahanannya menurun drastis.

Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh kerajaan-kerajaan kecil yang sebelumnya ada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya untuk melepaskan diri dan mendirikan kerajaan yang berdaulat penuh.

Majapahit yang berdiri sejak ada 14-15 Masehi juga merupakan kerajaan besar yang mengalami banyak gerakan separatisme yang muncul setelah Majapahit melemah akibat perang Paregreg.

Sejarah kerajaan Mataram juga mencatat terjadinya konflik separatisme sehingga menjadikan kerajaan itu pecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta, yang kemudian berlanjut hingga muncul Kadipaten Paku Alaman.

Di era kemerdekaan juga banyak terjadi gerakan separatis seperti:

  • APRA atau Angkatan Perang Ratu Adil, dipimpin oleh KNIL Raymond Westerling.
  • PRRI-Permesta. Gerakan separatis PRRI didukung oleh sejumlah tokoh militer dan sipil.
  • NII atau Negara Islam Indonesia, gerakan separatis ini terbentuk pada 7 Agustus 1942 dan dibentuk oleh para milisi muslim.
  • OPM atau Organisasi Papua Merdeka
  • GAM atau Gerakan Aceh Merdeka.
  • RMS atau Republik Maluku Selatan.

Ciri-ciri Separatisme

Gerakan separatisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Dibentuk sekelompok orang yang memiliki rasa tidak puas terhadap sistem sebuah negara dimana dia berada.
  • Menolak ideologi yang dianut negara.
  • Gerakan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan rahasia untuk membangun kekuatan.
  • Membangun kemampuan tempur dan militer serta mempersenjatai diri.
  • Membuat keonaran dan keributan atau terorisme untuk memecah belah kerukunan bangsa.

Penyebab terjadinya Separatisme

Banyak sekali faktor yang menyebabkan munculnya gerakan seperatisme, diantaranya adalah:

1. Krisis Ekonomi

Yakni kondisi ekonomi yang terpuruk sehingga memunculkan ketidakpuasan sekelompok orang atau masyarakat terhadap pemerintah dan berkeinginan untuk melepaskan diri dan mendirikan negara sendiri.

2. Krisis Politik

Krisis politik yang terjadi diantara para elit politik dapat menimbulkan instabilitas politik.

Kondisi politik yang tidak stabil tentunya dapat memicu rasa ketidakpercyaan dari sebagian kalangan sehingga menyulut aksi separartisme.

3. Kebijakan Pemerintah Tidak Berpihak ke Rakyat

Kebijakan pemerintah yang dirasa tidak berpihak ke rakyat juga merupakan faktor yang mendorong munculnya gerakan separatisme.

Hal ini diakibatkan rakyat akan merasa tidak puas dan merasa pemerintah bertindak tidak adil dan sewenang-wenang, sehingga mereka ingin melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah.

4. Krisis Sosial

Krisis sosial yang tejadi akibat adanya kesenjangan sosial yang tidak segera diatasi akan memicu terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat.

Pada tataran yang lebih luas, kecemburuan sosial ini bisa mendorong aksi separatisme.

5. Hukum yang Tidak Dihormati

Lemahnya penegakan hukum dan korupnya para penegak hukum menjadikan hukum tidak lagi dihormati.

Tiadanya rasa hormat terhadap hukum menyebabkan hukum tidak lagi akan ditaati bahkan justru ditentang dan tidak dihargai.

6. Intervensi Internasional

Adakalanya gerakan separatis juga muncul akibat adanya intervensi atau pengaruh pihak luar yang ingin memecah belah dan mengambil keutungannya sendiri.

7. Faktor Ideologis

Gerakan separatis juga bisa muncul karena faktor ideologis yang bertentangan dengan ideologi yang dianut suatu negara, sehingga mereka berusaha memisahkan diri untuk dapat mendirikan negara sendiri sesuai dengan idelogi yang dianutnya.

Contoh Gerakan Separatisme

Beberapa contoh gerakan separatisme adalah:

  • Catalonia (Spanyol) yang saat ini tengah menuntut referendum untuk membebaskan diri dari Spanyol
  • Front Pembebasan Islam Moro yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan Filipina.
  • Kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang ingin memisahkan diri dari NKRI
  • Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pernah muncul di Indonesia dan beroperasi selama 3 dekade sebelum kemudian mencapai persetujuan damai dengan pemberian otonomi khusus untuk Aceh oleh pemerintah Indonesia
  • Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin membebaskan papua dan Papua Barat dari bawah kekuasaan Republik Indonesia. Organisasi dengan bendera Bintang Kejoranya ini masih eksis hingga saat ini dan sering melakukan aksi terror bersenjata.
  • PKI Madiun yang ingin melepaskan diri dari pemerintahan Indonesia untuk mendirikan negara dengan ideologi komunis
  • Pemberontakan DI/TII dibawah pimpinan Kartosuwiryo, yang mendirikan Negara Islam Indonesia  pada 7 Agustus 1949
  • PRRI yang muncul sebagai akibat dari rasa kecewa terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan.

Dampak dari Separatisme

Beberapa dampak yang timbul dari adanya gerakan separatisme adalah:

  • Munculnya perpecahan di kalangan masyarakat
  • Ketiadaan rasa aman akibat konflik dan aksi teror oleh kelompok sosial separatis
  • Konflik yang meluas membuat pertumbuhan ekonomi tidak stabil
  • Adanya krisis sosial dan politik yang bisa terjadi akibat aksi separatisme
  • Kerugian harta benda bahkan kehilangan nyawa akibat konflik sosial separatisme.

Cara Mencegah Gerakan Separatisme

Beberapa cara yang bisa diupayakan untuk mencegah munculnya gerakan separatisme adalah:

  • Meningkatkan pemerataan pembangunan di berbagai wilayah negara, terutama di wilayah dengan potensi konflik
  • Meningkatkan kesejahteraan penduduk di wilayah-wilayah tertinggal dan wilayah-wilayah dengan potensi konflik termasuk tingkat perekonomian, pendidikan, dan kesehatannya
  • Meningkatkan kemampuan intelijen dalam mendeteksi potensi konflik separatisme sehingga dapat dilakukan upaya pencegahannya sebelum meletus dan meluas
  • Memulihkan kondisi ketertiban dan keamanan, serta menindak tegas para pelaku separatisme bersenjata
  • Melaksanakan pendidikan politik seperti pendidikan karakter dan pendidikan kewarganegaraan guna membangun rasa nasionalisme dan cinta terhadap bangsa dan negara.
  • Mengusahakan penyelesaian konflik melalui perundingan yang damai dan merangkul kepentingan semua pihak yang bertikai
  • Meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi daerah, desentralisasi, dan demokratisasi sehingga hasil dan manfaatnya bisa dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat.
fbWhatsappTwitterLinkedIn