5 Ciri-Ciri Protista Mirip Jamur (Fungi)

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Protista merupakan kingdom yang terdiri dari uni sel atau multi sel dan termasuk organisme eukariotik dan bersel tunggal. Protista tidak memiliki pelindung dari hawa panas sehingga sebagian besar protista tinggal di air. Kingdom protista termasuk kingdom yang sederhana karena hanya terdiri dari satu sel sehingga dapat dikelompokkan dalam kingdomnya sendiri.

Meskipun begitu, terdapat pula kingdom yang multi seluler namun sejauh ini masih terlihat sederhana jika dibandingkan dengan organisme lain. Protista dibagi menjadi 3 bagian yakni protista menyerupai jamur, protista menyerupai hewan (protozoa) dan protista menyerupai tumbuhan (ganggang).

Protista mirip jamur

Protista mirip jamur bukanlah jamur sungguhan. Dari struktur, cara berkembang biak dan siklus hidupnya berbeda dengan jamur pada umumnya. Protista mirip jamur adalah protista heterotrof yang di mana mendapatkan makanan dari mahluk lainnya.

Protista mirip jamur akan menguraikan makanan yang berasal dari organisme lain. Biasanya protista ini hdup di lingkungan yang basah dan memiliki ukuran yang kecil.

Ada banyak ciri-ciri lainnya dari protista mirip jamur ini. Berikut ini ciri-ciri protista mirip jamur.

1. Memiliki Sifat Eukariotik

Protista mirip jamur memiliki sifat eukariotrik artinya sel yang terdapat di dalamnya memiliki nukleus dan organel pada bagian membrannya. Eukariotrik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yakni eu dan kapuov. Eukariotrik berbeda dengan prokariotrik di mana sel ini memiliki membran pada intinya yang berisi materi genetik dan dilapisi oleh selubung nukelus.

Di dalam sel eukariotrik terdapat membran lainnya seperti badan golgi dan mitokondria. Cara berkembang biak eukariotrik dilakukan dengan dua cara yakni aseksual dengan mitosis dan seksual meiosis.

Ketika terjadi perkembang biakkan secara aseksual lewat mitosis, sel akan membelah diri menjadi dua sel yang mirip secara genetik. Sementara itu, dalam meiosis dilakukan dengan cara DNA buatan yang diikuti dengan perputaran dua sel yang akan menghasilkan 4 sel anak.

Di mana masing-masing memiliki setengah sel kromosom dari induknya. Secara umum, prokariotik memiliki ukuran yang lebih besar dari prokariotrik dan memiliki organel serta sitoskelen. Sitoskelen terdiri dari mikrotubulus, filamen antara dan mikro filamen. Organel sendiri merupakan bagian dari sub-sub seluler.

Eukariotrik memiliki sejumlah perbedaan dengan prokariotrik. DNA eukariotrik akan disimpan dalam sejumlah kromosom yang disimpan di nuklei dan dilapisi membran nuklei. Hal inilah yang tidak ada dalam prokariotrik. Kebanyakan eukariotrik juga melakuka proses seksual dengan proses fusi sel.

Sel eukariotrik memiliki banyak jenis struktur yang dihalangi membran yang kemudian dinamakan dengan endo membran. Pemisahan dengan membran lain akan membentuk sebuah ruang sederhana yang disebut vesikel. Proses banyaknya sel yang menelan makanan dan bahan lain dinamakan dengan endositosis.

Di mana membran luar akan melengkung ke dalam dan membentuk vesikel. Kemungkinan banyaknya organisme lain berasal dati vesikel ini. Inti sel mempunyai membran ganda yang memiliki pori-pori sehingga memungkinkan bahan-bahan dapat mudah keluar masuk.

2. Tidak Memiliki Klorofil

Protista mirip jamur tidak mempunyai klorofil sehingga makanannya bergantung pada organisme lain. Seperti yang terjadi pada jamur lendir atau myxomicota yang memiliki pigmen berwarna terang. Klorofil merupakan warna yang dimiliki oleh setiap organisme dan dapat membantu proses fotosintesis.

Klorofil identik dengan warna hijau karena molekul klorofil memantulkan cahaya hijau dengan sedikit warna kuning. Hal inilah yang kemudian membuat mata manusia menggambarkannya sebagai warna hijau. Jenis klorofil memiliki bentuk dan panjang gelombang yang berbeda-beda.

  • Klorofil-a biasanya terdapat pada organisme autotrof.
  • Klorofil-b terdapat pada alga hijau serta tanaman yang ada di darat.
  • Klorofil-c dimiliki oleh alga keemasan, alga pirang dan diatom.
  • Klorofil-d dimiliki oleh alga merah.

Meskipun memiliki perbedaan, namun klorofil tersebut memiliki struktur kimia yang hampir sama seperti porfirin tertutup, pada bagian pusat terdapat ion magnesium, memiliki ekor terpena, dan terdapat tetrapirol. Kedua gugusan tersebut dapat membawa warna dan bisa melakukan eksitasi jika terkena cahaya pada gelombang tertentu.

Klorofil dapat berperan dalam pembuatan makanan sehingga organisme tersebut menjadi autotrof yakni organisme yang dapat membuat makanannya sendiri. Hal ini berlainan dengan protista mirip jamur yang menjadi hewan parasit. Protista mirip jamur tidak memiliki kemampuan menghasilkan makanan sendiri karena tidak memiliki klorofil.

Hal itulah yang kemudian membuat protista mengambil makanan dari organisme lain sehingga menyebabkan dia memiliki ketergantungan yang tinggi. Keberadaan klorofil dapat membantu proses fotosintesis dengan menyerap energi dari cahaya.

Klorofil memiliki dua fungsi utama yakni sebagai penyerap cahaya dan dapat memindahkan energi cahaya lewat transfer energi resonnasi menuju sepasang klorofil khusus yang berada di pusat reaksi fotosistem.

3. Dapat Menghasilkan Spora

Spora merupakan uni sel atau multi sel yang terbungkus oleh sebuah pelindung. Spora memiliki fungsi seperti halnya biji yakni untuk alat persebaran perkembang biakkan organisme. Namun, spora berbeda dengan biji. Spora biasanya digunakan oleh tumbuhan non vaskuler seperti alga, jamur, lumut dan lainnya.

Sporangium merupakan kotak yang dapat membentuk spora. Kumpulan spongrium ini akan membentuk sorus yang berada di bawah daun. Pada tumbuhan paku, spora dinamakan sebagai alat perkembang biakkan generatif. Spora memiliki bentuk yang beranek ragam seperti elips, isobilateral, dan tertrahedral.

  • Bentuk spora paling kecil memiliki ukuran <10 mm.
  • Spora yang termasuk berukuran sedang memiliki ukuran sekitar 25-50 mm.
  • Spora dengan kategori besar memiliki ukuran 50-100 mm.
  • Spora berukuran sangat besar memiliki ukuran 100-200 mm.
  • Spora dengan kategori raksasa memiliki ukuran lebih dari 200 mm.

Protista mirip jamur dapat menghasilkan spora karena cara berkembang biak melalui proses seksual dan aseksual. Spora dapat dihasilkan melalui kedua proses perkembang biakkan tersebut. Hal ini dilihat dari jenis spora berdesarkan proses pembentukannya yang dibagi menjadi dua yakni meiospora dan mitospora.

Meiospora merupakan spora yang dapat menghasilkan miosis. Miosis dapat membantu protista mirip jamur saat berkembang biak melalui cara seksual. Melalui replika DNA, dapat menghasilkan 4 sel anak yang berasal dari perputaran dua sel.

Meiosis adalah tahapan pembelahan sel di mana jumlah kromosom akan dikurang satu per satu sel dan dapat mengembalikan fase haploid. Kemudian inti yang berasal dari haploid akan berkumpul dalam sebuah spora yang diberi nama meiospora.

Sementara itu mitospora merupakan spora yang dapat menghasilkan mitosis. Mitosis ini dapat membantu spora mirip jamur ketika akan melakukan perkembang biakkan dengan jalan aseksual. Lewat mitosis sel akan membelah diri dan menghasilkan dua sel yang sama secara genetik.

4. Bersifat Heterotrof

Heterotrof merupakan kebalikan dari autotrof yang di mana organisme ini tidak dapat menghasilkan makanan sendiri. Hal ini berlaku pada protista mirip jamur yang mengambil makanan dari organisme lain. Protista mirip jamur bersifat heterotrof karena tidak memiliki klorofil yang dapat membantu proses foto sintesis.

Heterotrof berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yakni hetero yang berarti yang lain dan thopic berarti makanan. Dapat disimpulkan bahwa heterotrof adalah mengambil makanan dari yang lain. Heterotrof merupakan organisme yang membutuhkan makanan dari organisme lain untuk mendapatkan energi dan bahan organik yang dibutuhkan untuk proses reproduksi dan pertumbuhan.

Organisme yang bersifat heterotrof mendapatkan makanan dari organisme lain sepert tumbuhan, hewan bahkan bakteri. Namun, tidak semua tumbuhan bersifat heterotrof. Ada sebagian tumbuhan yang bersifat autotrof karena memiliki klorofil. Selain itu, organisme yang termasuk heterotrof adalah dekomposer karena organisme ini menguraikan makanan dari organisme lainnya.

Heterotorof dibedakan berdasarkan cara mendapatkannya yakni organisme secara aktif dan juga pasif. Organisme aktif yang mengkonsumsi makanan secara aktif artinya ia bertindak sebagai predator. Sementara itu, organisme pasif adalah organisme yang mengkonsumsi makanan dengan cara pasif seperti halnya parasif.

Dekomposer termasuk ke dalam organisme yang bertindak secara pasif. Hal ini pun sama halnya dengan protista mirip jamur karena hanya menguraikan makanan dari organisme lain. Selain itu, protista mirip jamur ini serupa dengan parasit yang menjadi bagian dari organisme pasif.

5. Memiliki 3 Filum

Protista mirip jamur dikelompokkan menjadi 3 filum yakni sebagai berikut.

  • Myxomicota (Jamur Lendir)
Jamur lendir, filum propista mirip jamur

Myxomicota adalah jamur lendir karena tidak memiliki protoplasma tanpa tembok sel. Myxomicota merupakan kelompok jamur yang memiliki pigmen berwarna kuning atau oranye sehingga warna ada tubuh jamur lendir ini berwarna kuning.

Biasanya jamur lendir ini ada di tempat yang lembab dan basah seperti hutan hujan dan tempat sampah. Jamur lendir melakukan proses reproduksi dengan dua cara yakni vegetatif dan generatif. Generatif dilakukan dengan melibatkan peleburan sel gamet dengan singami.

Singami sendiri adalah peleburan dua sel yang gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama namun berbeda jenis. Peleburan ini akan dilanjutkan dengan peleburan inti yang akan menghasilkan zigot diploid. Sementara itu, reproduksi vegetatif dilakukan dengan spora yang menghasilkan gamet.

  • Acrosiomicota (Jamur Lendir Seluler)
Jamur lendir seluluer, filum protista mirip jamur

Acrosiomicota merupakan jamur lendir seluler yang hidup bebas dan hampir serupa dengan amoeba dan memiliki inti yang bersekat. Jamur jenis ini memiliki tahapan makanan berupa sel-sel hidup yang soliter namun setelah makanan tersebut habis akan membentuk koloni dalam suatu unit.

Biasanya jamur yang satu ini tumbuh di tempat yang penuh kotoran dan tumbuhan yang sudah membusuk. Sama seperti jamur berlendir, jamur lendir seluler juga melakukan proses reproduksi dengan cara generatif dan vegetatif. Dengan cara generatif proses reproduksi dilakukan melalui singami sel ameboid.

Sementara itu, dengan cara vegetatif dilakukan melalui pembentukan tubuh buah. Hal yang membedan antara jamur lendir dengan jamur seluler adalah jamur ini hanya memiliki satu set kromosom. Dua set kromosom hanya dimiliki oleh zigot. Sementara itu, jamur lendir lebih banyak memiliki dua set kromosom.

Jamur Air, filum protista mirip jamur

Oomycota merupakan jamur air karena tempat tinggal jamur ini kebanyakan di air, namun tidak semuanya. Struktur tubuh jamur air berbeda dengan jamur lendir karena terdiri dari hifa yang tidak memiliki sekat dinding selnya terbuat dari selulosa. Tempat tinggal jamur air berada di air tawar, kolam, tempat yang lebab dan danau.

Oomycota berasal dari dua kata yakni Oo yang berarti telur dan mycota yang berarti jamur. Sebagian besar jamur ini hidup sebagai dekomposer yang sangat berperan penting dalam menjaga ekosistem perairan. Namun, ada pula yang bertindak sebagai parasit yang menempel pada organisme lain.

Proses reproduksi dilakukan dengan dua cara yakni seksual dan aseksual. Proses aseksual dilakukan dengan cara pembentukan gamet yang kemudian terbentuk zigot. Zigot akan berkembang menjadi oospora dan berubah menjadi oomycota dewasa. Sementara itu, proses aseksual dilakukan dengan membentuk spora yang dinamakan zoospora.

fbWhatsappTwitterLinkedIn