Daftar isi
- Pengertian Ekonomi Liberal
- Tujuan Ekonomi Liberal
- Contoh Sistem Ekonomi Liberal
- 1. Pemerintah Tidak Ikut Campur dalam Perekonomian
- 2. Bebas Berinisiatif dan Berkreativitas dalam Kegiatan Ekonomi
- 3. Sumber Produksi Dikuasai oleh Pihak Swasta
- 4. Diakuinya Hak Milik dari Kelompok atau Perorangan oleh Negara
- 5. Golongan Pemberi Kerja dan Pencari Kerja
- 6. Efektivitas dan Efisiensi yang Tinggi dalam Kegiatan Produksi
- 7. Persaingan Ketat Antar Masyarakat
- 8. Kesenjangan Sosial dalam Masyarakat
- 9. Menghasilkan Produk yang Berkualitas Tinggi
- 10. Berorientasi Memperoleh Keuntungan
Salah satu sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara adalah sistem ekonomi liberal. Prinsip utama dari sistem ekonomi liberal adalah memperoleh keuntungan dan tanpa campur tangan dari pemerintah.
Pengertian Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh kepada masyarakat untuk menjalankan usahanya adalah pengertian dari sistem ekonomi liberal. Sistem ekonomi liberal tidak bergantung pada pemerintah, melainkan bergantung pada individu. Pada umumnya, sistem ekonomi liberal memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Sistem ekonomi liberal juga sering disebut sebagai sistem ekonomi kapitalis. Akan tetapi, supaya tidak terjadi monopoli oleh pihak swasta maka pemerintah mungkin saja melakukan intervensi. Ekonomi liberal dicetuskan oleh tokoh terkenal yakni, Adam Smith.
Berikut ini beberapa negara yang menganut sistem ekonomi liberal, sebagai berikut:
- Amerika Serikat
- Australia
- Belanda
- Inggris
- Spanyol
- Rusia
- Denmark
- Taiwan
- HongKong
- Jepang
- Korea Selatan
- Filipina
- Thailand
- Singapura
- Afrika Selatan
Tujuan Ekonomi Liberal
Berikut ini tujuan dari ekonomi liberal, yaitu:
- Memberikan dan mengembangkan kebebasan kepada setiap pelaku usaha dalam bersaing secara sehat di pasar
- Hak milik pribadi atas semua faktor produksi akan diakui
- Harga pasar diperoleh dari penertiban pasar yang dilakukan suatu negara melalui kebijakan UU
Contoh Sistem Ekonomi Liberal
1. Pemerintah Tidak Ikut Campur dalam Perekonomian
Pada sistem ekonomi liberal, pemerintah tidak ikut campur dalam perekonomian. Artinya, pemerintah berperan sebagai pengawas dan tidak memiliki kewenangan sama sekali untuk mengatur kegiatan ekonomi. Pemerintah dalam sistem ekonomi liberal hanya dapat berperan membantu dalam perbaikan jalan, jembatan, dan sekolah.
Sehingga, masyarakat umum atau pihak swasta yang memiliki peran penuh terkait perekonomian negara. Pihak swasta juga bebas menentukan jenis usaha tanpa mengikuti kebijakan dari pemerintah.
2. Bebas Berinisiatif dan Berkreativitas dalam Kegiatan Ekonomi
Masyarakat bebas dalam berinisiatif dan berkreativitas dalam kegiatan ekonomi. Tidak ada batasan untuk menentukan barang atau jasa yang akan diproduksi oleh masyarakat. Apalagi jika barang atau jasa tersebut diminati dan memperoleh keuntungan yang besar.
Pada sistem ekonomi liberal, tidak heran jika dalam negara sangat mudah untuk menemukan UMKM, baik dari skala kecil, menengah hingga besar. Karena adanya pengaruh daya saing dari setiap masyarakat, maka ekonomi yang bergerak juga berkembang secara kreatif.
3. Sumber Produksi Dikuasai oleh Pihak Swasta
Sumber produksi dalam sistem ekonomi liberal dikuasai penuh oleh pihak swasta. Kekuasaan yang dimiliki oleh pihak swasta termasuk untuk memproduksi, mendistribusikan dan menjual kepada konsumen. Bahkan, bahan baku dan modal dikuasai oleh masyarakat atau pihak swasta.
Oleh karena itu, masyarakat atau pihak swasta berhak untuk menentukan harga. Sehingga pihak swasta dapat mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari usaha yang dijalankan.
4. Diakuinya Hak Milik dari Kelompok atau Perorangan oleh Negara
Hak milik dari kelompok atau perorangan yang terlibat dalam kegiatan perekonomian diakui oleh negara. Hal ini merupakan usaha dan dukungan dari pemerintah kepada masyarakat. Dengan adanya pengakuan hak milik tersebut dari negara, maka masyarakat bebas untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Pengakuan tersebut memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengembangkan usahanya. Selain dapat memperbesar dan memperluas skala usaha, devisa negara juga akan semakin besar karena adanya sumbangan dari pihak swasta.
5. Golongan Pemberi Kerja dan Pencari Kerja
Dalam sistem ekonomi liberal, terdapat golongan pemberi kerja dan golongan pencari kerja. Golongan pemberi kerja adalah masyarakat yang memiliki usaha sendiri. Sedangkan golongan pencari kerja adalah masyarakat yang melamar pekerjaan di perusahaan yang dimiliki golongan pemberi kerja.
Biasanya golongan pemberi kerja adalah kelompok masyarakat dengan ekonomi dan pendapatan yang tinggi. Dan golongan pencari kerja biasanya berasal dari kelompok menengah ke bawah. Dengan adanya golongan pemberi kerja maka lapangan kerja akan semakin banyak dan pencari kerja dapat bekerja di perusahaan sesuai keahlian.
6. Efektivitas dan Efisiensi yang Tinggi dalam Kegiatan Produksi
Pada sistem ekonomi liberal, daya saing antar unit individu sangat tinggi. Sehingga menyebabkan perlombaan dalam memproduksi produk yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, pihak swasta akan memproduksi barang atau jasa dalam waktu singkat dan dijual lebih murah dibandingkan pihak lain. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang besar.
7. Persaingan Ketat Antar Masyarakat
Pada sistem ekonomi liberal, tentu adanya persaingan antar masyarakat. Persaingan antar masyarakat ini dapat dilihat dari produksi barang atau jasa dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau. Semakin banyak yang terjual maka semakin besar keuntungan yang diperoleh.
Setiap pihak swasta akan berusaha untuk memproduksi, mendistribusi, dan menjual barang atau jasa ke konsumen. Karena ketatnya persaingan maka tidak sedikit perusahaan yang tidak mampu bertahan karena keterbatasan modal dan pengetahuan.
8. Kesenjangan Sosial dalam Masyarakat
Pada negara yang menganut sistem ekonomi liberal memiliki kesenjangan sosial dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat yang memiliki ekonomi tinggi akan mudah untuk memproduksi barang atau jasa yang tinggi karena memiliki modal. Akan tetapi, masyarakat yang memiliki ekonomi rendah akan mengalami kesulitan karena keterbatasan modal.
9. Menghasilkan Produk yang Berkualitas Tinggi
Pada sistem ekonomi liberal para masyarakat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan, sehingga masyarakat berlomba-lomba untuk memproduksi barang atau jasa dengan kualitas tinggi. Dengan peningkatan kualitas, maka usaha tersebut mungkin akan menembus pasar global.
10. Berorientasi Memperoleh Keuntungan
Pada sistem ekonomi liberal, setiap masyarakat melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan hak milik dan berkreativitas. Sehingga semakin kreatif produk yang diproduksi maka keuntungan yang diperoleh juga akan semakin besar.