Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan letak Indonesia yang berada di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Pergerakan para lempeng tersebut dapat menyebabkan getaran atau gempa bumi di Indonesia. Lalu, apa pengertian gempa bumi yang sebenarnya?
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi besar dari dalam bumi secara tiba-tiba. Pelepasan energi tersebut menimbulkan gelombang seismik hingga akhirnya terjadi gempa bumi.
Gempa bumi memiliki beberapa karakteristik, antara lain seperti berlangsung dalam waktu yang singkat, terjadi di satu lokasi tertentu, berpotensi terulang lagi, belum dapat diprediksi, dan tidak dapat dicegah.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut:
Gempa bumi dengan kekuatan besar dapat mengguncang kehidupan manusia serta lingkungannya. Akibatnya, berbagai kerusakan dan masalah baru di lingkungan pasti terjadi.
Tidak hanya berdampak bagi aspek sosial manusia saja, namun juga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat besar. Lantas, apa dampak gempa bumi bagi lingkungan?
Erosi tanah merupakan perpindahan partikel-partikel tanah dengan ukuran yang lebih kecil dalam waktu yang relatif lama.
Aktivitas gempa bumi yang mengguncang tanah tentu memicu terjadinya erosi tanah. Tanah yang terguncang dapat bergeser karena gempa bumi hingga akhirnya terjadi pengikisan tanah atau erosi tanah.
Apabila erosi tanah terjadi, dapat berakibat buruk bagi kondisi tanah itu sendiri. Beberapa akibatnya antara lain lahan pemukiman tanah semakin menipis, hilangnya partikel penting dan mineral pada tanah, penurunan kemampuan tanah dalam menyerap air, serta tanah menjadi tandus.
Gempa bumi yang mengguncang lereng-lereng perbukitan juga dapat menimbulkan tanah longsor. Tanah longsor adalah pemindahan massa tanah dengan volume yang lebih besar. Biasanya, longsor terjadi dengan perpindahan batuan dan pepohonan di sekelilingnya.
Gempa bumi yang muncul secara tiba-tiba dapat membuat getaran dan tekanan kencang pada partikel mineral dan bidang lemah di tanah. Alhasil, longsor sangat mungkin terjadi pada lereng di tebing atau gunung yang diterjang gempa bumi.
Tanah longsor cukup berdampak bagi kehidupan manusia serta lingkungannya, seperti mengakibatkan kerusakan rumah dan infrastruktur, menutup akses jalan, serta menutup lahan milik manusia yang dimanfaatkan sebagai sumber perekonomian.
Tidak hanya erosi tanah dan longsor saja, gempa bumi juga berdampak pada banjir yang melanda wilayah di sekitar sumber air, seperti laut, danau, atau waduk. Banjir yang muncul karena gempa bumi biasanya berasal dari sisa tsunami atau tumpahan air di sumber air.
Guncangan gempa bumi yang kuat tentu menggetarkan seluruh wilayah, termasuk wilayah yang dekat dengan sumber air. Maka dari itu, ada kemungkinan banjir dapat terjadi di daerah tersebut karena getaran yang besar memicu luapan air dengan intensitas besar pula.
Selain menimbulkan erosi tanah dan longsor, gempa bumi juga mengakibatkan pencemaran air tanah. Apa itu pencemaran air tanah?
Pencemaran air tanah merupakan kondisi ketika tanah sebagai tempat berkumpulnya air justru tercemar oleh polutan (zat tercemar). Kondisi tersebut tentu membuat air yang berada di dalam tanah ikut tercemar.
Gempa yang mengguncang permukaan bumi dapat mengubah lapisan dan struktur tanah. Pergerakan lapisan tanah dapat berakibat pada sumber air yang mendadak hilang atau tercemar karena kerusakan di sekitarnya.
Selain itu, gempa bumi juga dapat menyebabkan keretakan pada konstruksi septic tank. Kerusakan konstruksi septic tank dapat berujung pada pencemaran air tanah karena limbah yang merembes ke tempat lain.
Tidak hanya aktivitas manusia saja yang dapat merusak ekosistem terumbu karang di laut. Bencana alam seperti gempa bumi pun berdampak pada kerusakan ekosistem terumbu karang.
Di Indonesia, kerusakan terumbu karang terjadi ketika gempa berkekuatan 7,4 SR (Skala Richter) sempat melanda Palu, Sulawesi Tengah. Gempa besar di Sulawesi Tengah tahun 2018 tersebut berdampak para kerusakan ekosistem terumbu karang yang sangat parah. Gempa bumi yang berefek pada gelombang tsunami di lautan turut merusak ekosistem terumbu karang.
Apabila ekosistem terumbu karang rusak, tentu kondisi perairan di wilayah tersebut tidak lagi seimbang. Oleh karena itu, perlu adanya recovery atau perbaikan ekosistem terumbu karang. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan dukungan dari pihak setempat, seperti nelayan dan warga sekitar pantai.
Penggunaan bom ikan saat menangkap ikan juga sebaiknya dihindari agar ekosistem terumbu karang dapat bertahan hidup. Meski dana yang dibutuhkan untuk recovery terumbu karang sangat besar, setidaknya upaya yang dilakukan bisa mengembalikan kelestarian ekosistem di laut.