Daftar isi
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia senantiasa berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain untuk berbagi informasi, ilmu pengetahuan, dan wawasan. Selain itu, tujuan hubungan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Secara umum, hubungan sosial dimaknai sebagai hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk tindakan.
Charles P. Loomis mengemukakan terdapat empat karakteristik atau ciri-ciri hubungan sosial, yaitu sebagai berikut:
Syarat terjadinya hubungan sosial ada dua, yaitu adanya kontak dan komunikasi. Kontak sosial terjadi jika terdapat dua individu atau lebih saling berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, komunikasi terjadi jika individu memberikan penjelasan/pengertian pada perilaku orang lain yang dijuwudkan dalam bentuk pembicaraan, gerakan, dan perasaan yang akan disampaikan.
Hubungan sosial tidak hanya terjadi pada satu orang saja, melainkan dilakukan minimal oleh dua orang. Oleh karena itu, hubungan sosial tidak hanya memberikan dampak terhadap diri sendiri, tetapi juga berakibat kepada orang lain.
Berikut adalah dampak sosial yang perlu diketahui.
Keteraturan sosial merupakan tujuan utama dari proses hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Keteraturan sosial dimaknai sebagai suatu keadaan masyarakat yang tertib dan teratur. Hal ini ditandai dengan perilaku masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
Wujud keteraturan sosial dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat yang aman, tertib, saling menghormati dan megutamakan sikap gotong royong atau kerjasama.
Komponen-komponen yang membentuk keteraturan sosial di masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Tertib Sosial
Komponen pertama pembentuk keteraturan sosial yaitu tertib sosial, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
2. Order
Order diartikan sebagai sistem nilai dan norma sosial yang berlaku, berkembang, dan ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Order dapat dicapai jika tertib sosial dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, setiap individu dalam masyarakat diharapkan telah mendapatkan hak-haknya dan melaksanakan kewajibannya.
3. Keajekan
Keajekan adalah suatu kondisi keteraturan sosial yang berlangsung tetap serta berkelanjutan. Situasi tersebut dapat terjadi sebagai hasil hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara terus-menerus.
Keajekan merupakan tindakan atau perilaku yang selalu dipertahankan dan telah menjadi kebiasaan yang dilaksanakan oleh pihak sekolah.
Contoh keajekan di lingkungan sekolah yaitu kegiatan kerja bakti yang rutin dilakukan setiap Jumat oleh para siswa SMA.
4. Pola
Pola berarti gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap ada dan tidak berubah dalam hubungan sosial. Kemudian, hal ini dijadikan model atau contoh dalam berperilaku dan bertindak bagi seluruh anggota masyarakat.
Salah satu contoh pola dalam kehidupan masyarakat yang masih dilakukan yaitu musyawarah (berunding) untuk mencapai kesepakatan. Contoh lainnya adalah berpamitan dan mencium tangan orang tua ketika akan pergi keluar rumah.
Robert M. Z. Lawang memiliki pendapat bahwa nilai merupakan deskripsi mengenai sesuatu yang diinginkan, pantas, berharga, dan memengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memilki nilai tersebut.
Contoh nilai yang terdapat dalam masyarakat yaitu nilai kesopanan, nilai keindahan, dan nilai kebaikan.
Nilai sosial merupakan hasil dari proses hubungan sosial yang terbentuk karena adanya kebutuhan yang beragam dari setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat.
Suatu nilai sosial akan terus ada dalam kehidupan masyarakat apabila nilai tersebut masih dipandang sebagai hal yang layak dan dikehendaki oleh masyarakat luas.
Nilai sosial memiliki beberapa peran dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu sebagai berikut:
Sementara itu, norma diartikan sebagai seperangkat petunjuk/pedoman untuk melakukan hubungan sosial dan berperilaku dalam masyarakat. Di dalam norma terdapat perintah, larangan, dan anjuran yang dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama.
Fungsi utama norma sosial adalah mengatur dan mengendalikan perilaku masyarakat demi terciptanya keteraturan sosial. Norma menjadi panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku.
Norma yang ada di masyarakat merupakan bentuk penerapan dari nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Berbeda dengan nilai, norma bersifat nyata, tegas, dan jelas. Bagi individu atau kelompok yang tidak patuh terhadap norma maka akan diberi hukuman (sanksi) tertentu.
Hubungan sosial antaranggota masyarakat dapat mendorong terjadinya berbagai penemuan baru atau yang biasa disebut dengan invention. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berbentuk materiel dan imateriel.
Contoh invention yang berbentuk materiel (benda) di bidang transportasi yaitu diciptakannya kendaraan bermotor listrik yang menjadi solusi pencemaran lingkungan dan kelangkaan BBM. Sementara itu, contoh invention dalam bentuk imateriel (bukan benda) yaitu pandangan, nilai, dan norma sosial yang mendukung dan serta membela hak-hak perempuan.
Solidaritas sosial menurut Emile Durkheim yaitu perasaan saling percaya yang terjalin di antara anggota kelompok atau komunitas. Solidaritas merupakan salah satu komponen penting untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan sosial dalam masyarakat. Contohnya, solidaritas sosial dapat mendorong terjadinya aksi gotong royong guna membantu korban bencana alam dengan cara mengumpulkan donasi.
Namun, di lain sisi solidaritas sosial yang berlebihan dapat menimbulkan sikap entrosentrisme. Sikap ini dinilai sangat negatif karena menganggap budaya kelompok sendiri lebih baik, unggul, dan istimewa dibanding budaya kelompok lain.
Hal tersebut diharapkan dapat dihindari oleh semua golongan masyarakat, karena dapat menyebabkan terjadinya disintegrasi sosial dan harmonisasi dalam masyarakat menjadi terusik.
Salah satu dampak yang timbul akibat adanya hubungan atau interaksi sosial yaitu munculnya kelompok-kelompok majemuk dalam masyarakat.
Individu memiliki kecenderungan berinteraksi dengan individu lain yang memiliki berbagai kesamaan, seperti hobi, minat, kesukaan, etnis, suku, agama, profesi, status sosial, dan tingkat pendidikan.
Contoh nyata munculnya kelompok majemuk dalam masyarakat yaitu terbentuknya kelompok-kelompok penggemar idol K-pop. Kelompok ini terlahir dikarenakan adanya persamaan minat dan perhatian terhadap budaya populer Korea, terutama musik, tarian, drama, dan film. Kelompok seperti ini memiliki pola perilaku, aturan, nilai, dan norma sosial tersendiri yang berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya di masyarakat.