Apa itu Deforestasi?
Deforestasi merupakan sebuah peristiwa hilangnya tutupan hutan menjadi tutupan lain. Hal ini sering terjadi pada hutan yang berada di area dengan intensitas tinggi atau berbatasan langsung dengan kegiatan manusia sehari-hari.
Deforestasi juga dapat diartikan sebagai pengurangan tutupan tajuk pohon berukuran tinggi, sekitar 5 meter, menjadi kurang dari minimun, yaitu 10% untuk jangka panjang pada area lahan seluas minimal 0,5 ha. Jika dikatakan dalam bahasa yang sederhana, deforestasi merupakan hilangnya sebuah wilayah berhutan menjadi wilayah tidak berhutan.
Defisini-defisini diatas dapat diperkuat dengan adanya Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforetasi dan Degradasi Hutan (REDD), dimana tertulis secara langsung bahwa deforestasi merupakan perubahan permanen area hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia.
Penyebab Deforestasi
Pengurangan jumlah pohon dalam hutan secara kuantitatif sangat berhubungan erat dengan aktivitas manusia dan gangguan alam. Angka deforestasi yang tinggi setiap tahunnya dapat menyebabkan area hutan hilang secara bertahap namun besar-besaran. Tidak menutup kemungkinan juga akan muncul dampak negatif pada keberlanjutan lingkungan hidup dan kehidupan sosial.
Ada beberapa penyebab deforestasi yang dapat ditemukan di Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Kebakaran Hutan
Hampir setiap tahun ada kebakaran hutan di Indonesia. Pada tahun 2015 saja, sudah tercatat ada 1,7 juta hektar hutan yang terbakar di Indonesia. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak bagi pendidikan, transportasi udara, kesehatan, ekonomi, dan kerusakan lingkungan akibat api dan asap yang ditimbulkan.
Kebakaran hutan merupakan penyebab deforestasi yang cukup parah bila dibandingkan dengan penyebab lainnya. Kerugian kebakaran hutan juga dapat berpotensi kehilangan plasma nutfah. Fenomena kebakaran hutan di Indonesia telah menjadi sebuah tradisi yang terus-menerus terjadi.
- Pembukaan Lahan Perkebunan
Pembukaan lahan perkebunan, misalnya kelapa sawit, dapat menimbulkan dampak pada angka penyusutan hutan secara ekologis. Pembukaan lahan sawit ini dapat menjadi salah satu faktor dominan terhadap hilangnya tutupan dan lahan hutan di Indonesia.
Pembukaan lahan kelapa sawit dan perkebunan lainnya umumnya diperoleh melalui dua metode, yaitu pengalihan fungsi lahan hutan dan pengalihan fungsi lahan perkebunan. Pengalihan fungsi lahan perkebunan merupakan metode penggantian tanaman pokok perkebunan menjadi tanaman baru.
- Perambahan Hutan Untuk Memenuhi Keinginan Manusia
Penyebab lainnya dari deforestasi adalah adanya perambahan hutan. Perambahan hutan merupakan masalah nasional yang sudah dibicarakan dari dahulu kala. Beberapa faktor utama yang membuat masyarakat melakukan perambahan hutan adalah faktor ekonomi, adanya sponsor, keterbatasan petugas pengawasan hutan, minimnya informasi dan dampak perambahan hutan, serta lemahnya sanksi hukum.
- Program Transmigrasi
Kawasan pemukiman transmigrasi akan terus bertambah dan berkembang, sehingga memang akan diperlukan area untuk mewadahi aktivitas tertentu. Hal ini tentunya menyebabkan perubahan tutupan lahan hutan ke tutupan lahan hutan non hutan, terutama di area kawasan hutan yang bersentuhan langsung dengan pemukiman transmigrasi.
- Pertambangan dan Pengeboran Sumber Daya Alam
Petambangan dan pengeboran minyak dapat menyebabkan adanya bekas pertambangan di kawasan hutan.
Lokasi tanah yang sudah berlubang-lubang menyebabkan hutan akan sulit bertahan. Jika tidak dilakukan penutupan kembali pada kawasan tersebut, maka dapat menyebabkan dampak buruk pada kualitas dan perubahan fungsi lahan lingkungan di area sekitarnya.
Dampak Deforestasi
Dampak deforestasi tidak hanya dapat dirasakan secara nasional, namun juga tingkat internasional. Kegiatan ini dapat berdampak bagi sosial ekonomi masyarakat yang sangat bergantung dengan hasil hutan. Kerugian besar pun dapat dirasakan bagi seluruh masyarakat dan negara.
Beberapa dampak yang dapat terjadi akibat deforestasi adalah sebagai berikut, yaitu :
Penebangan hutan yang mengesampingkan konversi hutan dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkngan. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan peristiwa bencana alam, misalnya banjir dan tanah longsor.
- Kepunahan Flora dan Fauna
Ahli fungsi lahan yang tidak seharusnya dapat juga berdampak bagi kelestasian flora dan fauna. Deforestasi yang terus menerus terhadi dapat menyebabkan habitat asli mereka menjadi tergeser dan menyebabkan keuntungan bagi manusia saja.
- Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Hutan sangat berperan terhadap penyimpanan cadangan karbon secara besar-besaran. Hutan juga dapat menyerap karbon dioksida yang berlebih di udara dan mengubahnya menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. Secara tidak langsung, hutan dapat menyimpan dan mengolah lebih dari 2 ratus miliar ton karbon.
Apabila terjadi deforestasi secara terus menerus, maka perubahan iklim yang berkaitan dengan karbon-karbon diudara akan terus terjadi, terutama pada lahan gambut. Jika lahan gambut kehilangan pohon diatasnya, maka karbon akan dilepaskan ke udara.
- Terganggunya Siklus Air
Hutan juga menjadi salah satu aspek penting dalam siklus air di bumi. Jika jumlah hutan berkurang, maka penguapan air tanah oleh pohon juga akan berkurang. Hal ini dapat berakibat pada perubahan iklim dan cuaca menjadi lebih kering karena penurunan curah hujan.
Pencegahan Deforestasi
Akibat banyaknya dampak negatif dari deforestasi, pemerintah dan masyarakat harus mengupayakan banyak hal untuk menguranginya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan, antara lain :
- Memberlakukan sistem tebak pilih pada pohon yang ingin di panen
- Melakukan penanaman kembali pada pohon yang sudah di tebang
- Melakukan reboisasi dan penghijauan
- Membentuk REDD+ atau Reducsing Emissions from Deforestation and Forest Degradation untuk menghitung nilai karbon di hutan
- Meningkatkan pengawasan hutan