Dinasti Fatimiyah: Raja yang Pernah Memimpin – Masa Kejayaan dan Peninggalan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kebudayaan islam memang mengalami sejarah yang amat panjang. Mulai dari masa kepemimpinan Rasulullah Saw hingga dinasti terakhir.

Salah satu dinasti terbesar dalam islam pada abad ke-9 adalah Dinasti Fatimiyah. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut ini penjelasan selengkapnya terkait pengertian, sejarah hingga masa kemunduruan Dinasti Fatimiyah.

Mengenal Dinasti Fatimiyah

Dinasti Fatimiyah merupakan sebuah kerajaan yang berkuasa di Afrika Utara dan Timur Tengah. Kerajaan ini berkuasa pada 909 hingga 1171 Masehi. Dinasti fatimiyah ini menjadi satu-satunya Dinasti Syiah dalam islam.

Pemimpin dari Dinasti Fatimiyah juga merupakan para imam Syiah. Sehingga mereka mempunyai kepentingan keagamaan terhadap Isma’iliyyun. Terkadang pula, ada yang menyebut Dinasti Fatimiyah ini dengan sebutan Bani Ubaidilla sesuai dengan nama pendiri dinasti tersebut.

Sejarah Dinasti Fatimiyah

Dinasti Fatimiyah ini didirikan oleh Sai’d ibnu Husayn yang saat itu ingin menandingi Bani Abbasiyah yang beraliran sunni. Para ahli bahkan menyatakan penyebab berdirinya Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi oleh permasalahan konstelasi poliitik yang terjadi di Bani Abbasiyah.

Dinasti Fatimiyah itu sendiri bukanlah kerajaan pertama yang berdiri di Afrika Utara, melainkan sudah ada kerajaan islam yang menguasai Afrika dan Mesir tersebut. Akan tetapi, kerajaan islam tersebut merupakan penganut islam sunni yang berpaham kepada kekuasaan Bani Abbasiyah.

Hal ini tentunya bertolak belakang dengan misi dari penganut islam Syiah. Mereka menolak kepemimpinan dari Bani Abbasiyah bahkan berkeinginan untuk menggulingkan kerajaan tersebut. Penganut islam Syiah beranggapan bahwa mereka merupakan penerus Nabi Muhammad Saw yang sah sebab masih ada keturunan Nabi dari jalur putrinya yakni Fatimah az-Zahra.

Pada masa abad ke-9 tersebut, penganut islam Syiah mulai melakukan gerakan-gerakan di banyak bagian kerajaan islam. Pergerakan ini bertujuan untuk mengajarkan doktrin revolusi melawan tatanan sunni dan Dinasti Abbasiyah.

Dinasti Fatimiyah ini berdiri saat kelompok Ismailiyah yang merupakan gerakan penganut Syiah di mana pengaruhnya menyebar di beberapa daerah seperti Yaman, Suriah, Afrika Utara dan Mesir. Hingga akhirnya pada 909 M, Sa’id Ibn Husayn yakni pemimpin mereka muncul di Tunisia dan menyatakan dirinya sebagai khalifah dengan gelar ‘Ubayd Allah al-Mahdi Billah’.

Dari peristiwa inilah menunjukkan berdirinya Dinasti Fatimiyah yang memang sejak awal telah mempunyai pengaruh kuat. Hal ini dibuktikan dengan dikuasainya Mesir pada 972 M setelah menggulingkan Dinasti Ikhsdiyah. Setelah itu, Dinasti Fatimiyah mulai mendirikan pusat pemerintahan di Kairo.

Raja-raja yang Pernah Memimpin Dinasti Fatimiyah

Adapun raja-raja atau khalifah yang pernah memimpin Dinasti Fatimiyah dari awal hingga akhir masa pemerintahannya yaitu:

  • Sa’id ibn Husayn, pada 909 – 934 M
  • Abu Qasim Muhammad Al-Qa’im, pada 934 – 946 M
  • Abu Tahir Ismail Al-Mnshur, pada 946 – 953 M
  • Abu Tamim, pada 953 – 975 M
  • Al-Aziz, pada 975 – 996 M
  • Abu Ali Mansur Al-Hakim, pada 996 – 1021 M
  • Abu Hasan Al-Zahir pada 1021 – 1036 M
  • Abu Tamim Ma’ad Al Mustansir, pada 1036 – 1904 M
  • Al-Mustabillah, pada 1094 – 1101 M
  • Al-Amir Ahkam, pada 1101 – 1130 M
  • Abdul Majid Al-Hafiz, pada 1130 – 1149 M
  • Al-Zafir, pada 1149 – 1154 M
  • Al-Faiz, pada 1154 – 1171 M.

Masa Kejayaan Dinasti Fatimiyah

Masa kejayaan Dinasti Fatimiyah ini berada di bawah kepemimpinan Khalifah Al-Aziz. Ketika itu, kerajaan ini telah mengalami kemajuan di berbagai bidang. Salah satu kemajuannya yaitu kebudayaan islam.

Bukti dari adanya kejayaan di bidang kebudayaan islam masa Dinasti Fatimiyah yaitu dibangunnya Masjid Al-Azhar. Saat itu, Masjid Al-Azharini difungsikan sebagai pusat kajian islam dan ilmu pengetahuan.

Selain itu, keberadaan pusat keilmuan yang bernama Darul Hikam atau Darul Ilmu juga menjadi salah satu bukti adanya perkembangan keilmuan dari dinasti tersebut. Konon katanya, Darul Hikam ini dibangun secara khusus memang bertujuan sebagai doktrin propaganda kelompok Syiah.

Pada tahun 970, Dinasti Fatimiyah juga mendirikan sebuah pendidikan yang akhirnya berkembang sampai saat ini di mana yang kita kenal dengan Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Tidak hanya di bidang pendidikan dan keilmuan, Dinasti Fatimiyah juga maju dalam bidang lainnya.

Di bidang ekonomi dan sosial, Dinasti Fatimiyah juga mengalami keberhasilan dengan terciptanya hubungan dagang dengan berbagai wilayah di dunia. Selain itu, dinasti ini juga membangun sebuah sentra industri kapas, sulam dan ukiran.

Sementara di bidang militer, Dinasti Fatimiyah juga memiliki tentara yang sangat kuat di Mesir ataupun Tunisia, serta dibangun sebuah angkatan laut di Pantai Mediterina. Dari angkatan laut inilah, akhirnya Dinasti Fatimiyah berhasil menguasai Sisila, wilayah bagian selatan Itala serta Genoa.

Runtuhnya Dinasti Fatimiyah

Di tengah kejayaannya, sayangnya Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduruan secara drastic setelah Khalifah Al-Aziz meninggal dunia. Khalifah pengganti selanjutnya yakni Abu Ali Mansur al-Hakim yang merupakan putranya dan masih berusia 11 tahun.

Berbeda dengan ayahnya, Abu Ali Mansur ini terkenal dengan sikapnya yang sangat kejam dan menerapkan berbagai kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan umat. Tidak hanya itu, ia bahkan menghancurkan gereja-gereja, merusak kuburan suci umat Kristen hingga mengeluarkan kebijakan yang sifatnya kontroversial bagi umat non muslim.

Selain faktor-faktor di atas, kemunduran Dinasti Fatimiyah juga disebabkan oleh faktor eksternal. Mulai dari adanya serangan dari bangsa lain seprti Bangsa Normandia, Bani Hilal, Bani Saljuk, Bani Sulaim serta serangan dari Khalifah Bani Ayyubiyah yakni Salahuddin al-Ayyubi. hingga pada akhirnya, kekuasaan Dinasti Fatimiyah berhasil direbut oleh Salahuddin al-Ayyubi pada tahun 1169. Setelah itu, didirikanlah Dinasti Ayyubiyah di sana.

Peninggalan Dinasti Fatimiyah

Selama berkuasa di tanah Afrika Utara dan Timur Tengah, Dinasti Fatimiyah yang kala itu mengalami kejayaan tentunya telah meninggalkan sebuah peninggalan bersejarah yang masih bisa ditemukan hingga saat ini. Adapun salah satu peninggalan terbesarnya adalah Masjid al-Azhar.

Dibangunnya Masjid al-Azhar ini bertujuan untuk dijadikan sebagai pusat kajuan islam dan ilmu pengetahuan. Masjid al-Azhar inilah yang kita kenal dengan Universitas al-Azhar yang merupakan salah satu universitas islam terbesar dan terbagus di dunia.

Tidak hanya itu, terdapat pula peninggalan Dinasti Fatimiyah lainnya di bidang arsitektur seperti Bab al-Futuh atau kita kenal dengan Benteng Futuh, serta Masjid al-Akmar yang ada di Kairo, Mesir.

Kesimpulan

Dinasti Fatimiyah merupakan dinasti islam pertama yang menganut paham Syiah. Dinasti ini berkuasa di wilayah Afrika Utara dan beberapa di Timur Tengah seperti Mesir dan Suriah yang berlangsung kurang lebih selama 262 tahun dari 909 hingga 1171 M.

Dinasti yang dikenal dengan Bani Ubaidillah ini didirikan oleh Sa’id Ibn Husayn. Dinasti Fatimiyah mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Khalifah Al-Aziz. Kemajuan tersebut berbagai bidang salah satunya adalah kebudayaan islam.

Akan tetapi di tengah kejayaan Dinasti Fatimiyah masa Khalifah Al-Aziz terhenti. Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduruan setelah khalifah tersebut meninggal dan diganti dengan putranya yakni Abu Ali Mansyur yang dikenal kejam saat itu. Hingga pada akhirnya, Dinasti Fatimiyah runtuh pada tahun 1171 M di tangan Salahuddin al-Ayyubi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn