Dinasti Ottoman: Raja yang Pernah Memimpin – Masa Kejayaan dan Peninggalan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sekitar lebih dari 1200 tahun umat islam menjalankan sistem kekhalifahan setelah masa pemerintahan Khulfaurrasyidin. Hal ini dimulai dari kekhalifahan atau Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasyah, Dinasti Fatimiyah hingga Dinasti Ottoman.

Dinasti Ottoman atau dikenal dengan Kekhalifahan Utsmani merupakan salah satu kesultanan islam terbesar yang bukan berasal dari Bangsa Arab. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Dinasti Ottoman, berikut ini penjelasan lebih lengkapnya.

Mengenal Dinasti Ottoman

Dinasti Ottoman adalah kesultanan islam yang memimpin di tanah Turki. Selain Kekhalifahan atau Kesultanan Utsmaniyah, Dinasti Ottoman juga sering disebut dengan Kesultanan Turki Usmani atau Kesultanan Turki Ottoman.

Dinasti ini didirikan oleh seorang pemimpin dari Suku Turki yang bernama Osman Bey atau Osman I. Dinasti Ottoman berdiri dengan ibukota berada di Konstantinopel. Kekuasaan Dinasti Ottoman berlangsung kurang lebih selama 600 tahun dari tahun 1299 hingga 1924 M. Adapun wilayah yang telah dikuasainya yakni Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara.

Sejarah Dinasti Ottoman

Dinasti Ottoman berawal dari keturunan suku Kabilah yang berada di Turkmenistan pada abad ke-12. Suku kabilah merupakan pengembara dari Kurdistan ke Anatolia. Raja Erthugrul yang saat itu menjadi pemimpin pengembara bersama anaknya yakni Osman I pindah dengan tujuan untuk menghindari serangan dari Mongol di bawah kepemimpinan Jenghis Khan.

Raja Erthugrul bersama rombongannya kemudian menetap di Kota Athlah yang berada di sebelah timur Tukri dan akhirnya bergabung dengan Dinasti Seljuk. Setelah itu, mereka membantu Dinasti Seljuk dalam melawan kekaisaran Romawi sampai memenangkan peperangan tersebut.

Berkat bantuan tersebut, Raja Erthugrul diberi hadiah sebidang tanah yang berada di barat Anatolia. Wilayah tersebut berbatasan dengan Romawi. Selain itu, ia juga diberikan wewenang untuk memperluas wilayah kekuasaannya sampai mendekati Romawi. Setelah Dinasti Seljuk runtuh, akhirnya anak Raja Erthugrul yakni Usman I menndeklarasikan berdirinya Kesultanan Utsmani atau Dinasti Ottoman di Turki.

Raja-raja yang Pernah Memimpin Dinasti Ottoman

Adapun raja-raja yang pernah memimpin Dinasti Ottoman (Kesultanan Utsmaniyah) beserta lama memerintahnya antara lain:

  • Osman I (1299-1324 M)
  • Orhan I (1324-1362 M)
  • Murad I (1362-1389 M)
  • Bayezid I (1389-1402 M)
  • Mehmed I (1413-1421 M)
  • Murad II (1421-1444 M)
  • Mehmed II (1444-1446 M)
  • Bayezid II (1481-1512 M)
  • Selim I (1512-1520 M)
  • Suleiman I (1520-1566 M)
  • Selim II (1566-1574 M)
  • Murad II (1574-1595 M)
  • Mehmed III (1595-1603 M)
  • Ahmed I (1603-1617 M)
  • Mustafa I (1617-1618 M)
  • Osman II (1618-1622 M)
  • Murad IV (1622-1623 M)
  • Ibrahim I (1640-1648 M)
  • Mehmed IV (1648-1687 M)
  • Suleiman II (1687-1691 M)
  • Ahmed II (1691-1695 M)
  • Mustafa II (1695-1703 M)
  • Ahmed III (1703-1730 M)
  • Mahmud I (1730-1754 M)
  • Osman III (1754-1757 M)
  • Mustafa III (1757-1774 M)
  • Abdul Hamid I (1774-1789 M)
  • Selim III (1789-1807 M)
  • Mustafa IV (1807-1808 M)
  • Mahmud II (1808-1839 M)
  • Abdul Mejid I (1839-1861 M)
  • Abdul Aziz (1861-1876 M)
  • Murad V (1876 M)
  • Abdul Hamid II (1876-1909 M)
  • Mehmed V (1909-1918 M)
  • Mehmed VI (1918-1922 M).

Masa Kejayaan Dinasti Ottoman

Masa kejayaan Dinasti Ottoman ini diawali ketika Sultan Selim I memerintah pada abad ke-16. Pada pemerintahan Sultan Selim I ini berfokus kepada perluasan wilayah hingga ke selatan Turki. Kemudian ia berhasil menguasai beberapa wilayah seperti Baghdad, Kairo dan juga beberapa sisa kekuasaan Byzantium.

Sampai abad ke-17, Dinasti Ottoman telah menjadi kesultanan islam yang penting di wilayah Timur Tengah dan Semenanjung Balkan. Setelah Selim I meninggal, ia digantikan oleh Sultan Suleiman I pada tahun 1520.

Pada pemerintahan Suleiman I, Dinasti Ottoman pun berhasil menguasai Lembah Sungai Nil sampai ke Gibrlartar. Ketika itu, hanya wilayah Maroko yang menjadi daerah tidak berhasil dikuasai. Dinasti Ottoman dalam menjalankan masa pemerintahannya sangat menghargai keberadaan agama.

Hal ini terbukti dengan Suleiman I membentuk undang-undang bagi rakyat dari berbagai golongan. Atas usahanya tersebut, akhirnya Suleiman I diberi gelar sebagai Al Kanuni yang berarti ahli penyusun undang-undang.

Tidak hanya itu, pada masa kejayaan Dinasti Ottoman juga memprioritaskan sikap toleransi terhadap keberagaman agama. Perkembangan islam semakin pesat di bawah kepemimpinan Suleiman I. begitupun dengan bidang lainnya seperti kebudayaan, perdangan dan juga ilmu pengetahuan.

Runtuhnya Dinasti Ottoman

Pada tahun 1922, Dinasti Ottoman resmi berakhir. Hal ini ditandai setelah gelar Sultan Utsmaniyah dihilangkan. Adapun salah satu penyebab dari runtuhnya Dinasti Ottoman yaitu pemimpin yang tidak berwibawa memerintah khususnya pada masa krisis Perang Dunia I dan saat terjadi penyimpangan mengenai keuangan negara.

Gaya hidup mewah di kalangan pembesar istana juga menjadi faktor penyebab runtuhnya kesultanan tersebut. Hal ini ditambah dengan adanya Gencatan Senjata Mudros (1918), Sebagian besae wilayah Kesultanan Utsmaniyah dibagi menjadi beberapa wilayah seperti Inggris, Prancis, Yunani dan juga Yunani.

Akhirnya, pada 29 Oktober 1923 saat Mustafa Kemal Ataturk (1991-1938) yang merupakan seorang perwira militer mendirikan Republik Turki yang merdeka. Kemudian, Turki dinyatakan sebagai republik.

Peninggalan Dinasti Ottoman

Selama ratusan tahun berkuasa, Dinasti Ottoman telah menghasilkan banyak prestasi. Selain penyebaran dakwah islam yang semakin meluas, terdapat pula prestasi lain salah satunya adalah bidang arsitektur. Adapun beberapa peninggalan Dinasti Turki Usmani antara lain:

Istana Topkapi

Bangunan ini sering disebut dengan masjid biru yang dahulunya menjadi kediaman remis dan pusat pemerintahan Sultan Turki Usmani kurang lebih 400 tahun (1465-1858). Bangunannya terdiri dari empat halaman utama yang memiliki banyak bangunan dengan ukuran lebih kecil.

Lokasinya berada tepat di tepi pantai di antara Selat Bosporus, Tanjung Tanduk Emad dan Laut Marmara. Istana Topkapi inilah yang merupakan karya terbesar dari Dinasti Ottoman.

Istana Dolmabahce

Peninggalan Dinasti Ottoman terbesar lainnya yaitu Istana Dolmabahce yang berdiri di Istanbul. Bangunan ini dibangun oleh Sultan Abdul Mecid I pada 1843 sampai 1856. Dahulu kala, istana ini menjadi kediaman enam khalifah Turki Usmani.

Adapun khalifah terakhir yang tinggal di istana tersebut yaitu Abdul Mecid Efendi. Bangunan ini terdiri dari tiga bagian utama yakni mabeyn imperial (ruang kenegaraan), muayede salon (halaman upacara), dan juga imperial harem.

Istana Yildiz

Istana Yildiz merupakan peninggalan Dinasti Ottoman yang dibangun di hutan alam. Setelah Sultan Abd al-Hamid II meninggalkan Istana Dolmabahce, ia menetap di bangunan ini pada akhir abad ke-19. Keputusan tersebut atas dasar kekhawatirannya terhadap serangan musuh yang muncul dari arah lautan.

Kesimpulan

Dinasti Ottoman adalah kerajaan islam yang sering dikenal sebagai Kesulatan Utsmaniyah, Kesultanan Turki Usmani atau Kesultan Turki Ottoman. Dinasti ini didirikan oleh Osman I dengan ibu kota berada di Konstantinopel.

Kekuasaan Dinasti Ottoman berlangsung kurang lebih selama 600 tahun dari tahun 1299 hingga 1924 M. selama pemerintahannya telah mengalami masa kejayaan di mana adanya perluasan wilayah, penetapan UU agama hingga bangunan arsitektur.

Adapun beberapa bangunan arsitektur yang menjadi peninggalan Dinasti Ottoman yaitu Istana Topkapi, Istana Dolmabahce dan Istana Yildiz.

fbWhatsappTwitterLinkedIn