Daftar isi
Kali ini kita akan membahas tentang ilmu linguistik, pengertian, sejarah, cabang, fungsi, tujuan, sampai contoh penerapan ilmu linguistik dalam kehidupan sehari hari. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Secara umum
Ilmu linguistik adalah ilmu yang berfokus pada bahasa dan penggunaannya sebagai alat komunikasi.
Linguistik akan membawamu mempelajari struktur bahasa dan segala aspek yang melingkupinya, termasuk psikologi dan sosiologi.
Istilah Linguistik ini berasal dari bahasa latin diantaranya lingua merupakan bahasa.
Sedangkan untuk istilah dari prancis nya linguistik ini adalah linguistique, sedangkan dari bahasa inggris ini ialah linguistics. Untuk Pakar linguistic ini di sebut juga dengan sebutan Linguis .
Pengertian Menurut KBBI
Ilmu linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa dan telah dibahas secara ilmiah.
Pengertian Menurut Para Ahli
Menurut Martinet (1987: 19), Ilmu linguistik yaitu suatu ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
Menurut Matthews, Ilmu linguistik adalah suatu studi ilmiah atau ilmu bahasa yang mempelajari tentang bahasa.
Menurut Harimuti Kridalaksana, Ilmu linguistik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa.
Menurut Dubois, Jean, Ilmu linguistik yaitu suatu kajian ilmiah tentang bahasa.
Sebagai ilmu yang mengkaji bahasa, linguistic tentu sudah mengalami perkembangan sesuai dengan kerangka yang digunakan oleh para peneliti dalam memahami sekaligus meneliti realitas bahasa yang digunakan manusia.
Perthatian terhadap kajian bahasa senantiasa menjadi tuntunan dalam sejarah kehidupan manusia khususnya bagi bangsa-bangsa yang bahasanya terkait langsung dengan penulisan kitab-kitab suci.
Seperti halnya bahasa Arab yang bahasanya terkait erat dengan kitab suci Al-quran, bahasa sansekerta terkait langsung dengan kitab suci agama hindu.
Begitu juga Yunani dan bahasa latin Eropa dianggap sebagai bahasa suci karena kitab suci mereka ditulis dengan bahasa sansekerta.
Perhatian mengenai kajian bahasa pada masa ini cenderung kepada pembahasan yang bersifat umum yaitu pembahasan mengenai asal-usul dan perkembangan bahasa,
Pembahasan tentang bahasa mana yang paling utama dan pembahasan mengenai lafadz-lafadz.
Fase awal, pada fase ini kajian dipusatkan pada kajian Grammar. Kajian ini bertujuan untuk membedakan antara bentuk-bentuk yang benar dan yang salah dalam bahasa. Dengan demikian kajian ini bersifat normative (mi’yari).
Fase kedua, munculnya istilah Filologi (fiqh lughah) yang berpusat di sekolah Iskandariyah.
Istilah Filologi ini adalah kajian yang berangkat secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang peneliti bahasa yaitu Friedrich August Wolf tahun 1777 M sampai sekarang.
Tetapi dalam kajiannya Filologi ini juga mengkaji bahasa secara mendasar atau dengan kata lain objek kajiannya bukan bahasa secara mendasar tetapi lagi-lagi pembahasannya lebih cenderung pada penjelasan bentuk-bentuk yang baik dari sebuah tulisan,
Dengan demikian kajiannya memberi manfaat kepada sejarah sastra dan kebiasan-kebiasaan berbahasa karena disinilah mereka menetapkan prinsip-prinsip dalam kritik sastra, cara-cara dan tujuan-tujuannya.
Fase ketiga, peneliti bahasa mulai membuka perbandingan antara bahasa-bahasa yang ada.
Hal inilah yang menjadi tonggak lahirnya Comparativ philology (fiqh al-muqaran).
Franzz Bopp telah menulis hasil kajiannya tentang sistem bentuk dalam bahasa sansekerta dan dibandingkan dengan bahasa Yunani, latin, Persia dan Jerman.
Berikut Adalah beberapa cabang dari ilmu linguistik.
Mikrolinguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam arti sempit, yaitu bahasa dalam kedudukannya sebagai fenomena alam yang berdiri sendiri.
Mikrolinguistik mempelajari bahan bahasa secara langsung tentang sifat-sifat, struktur, cara kerja, dan sebagainya.
Mikrolinguistik dibagi menjadi dua, yaitu mikrolinguistik bersifat umum dan mikrolinguistik untuk bahasa-bahasa tertentu.
1. Umum
2. Bahasa tertentu
Makrolinguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, seperti dari segi kejiwaan, social, pengajaran, pengobatan, dan filsafat.
Kajian secara eksternal itu dibagi menjadi dua bidang, yaitu bidang interdisiplinier dan bidang terapan.
Bidang Interdisiplinier merupakan kajian gabungan dua disiplin ilmu, yakni kajian bahasa dan kajian yang lain.
1. Bidang linguistik interdisipliner
2. Bidang linguistik terapan
Siapa yang tidak mengenal ejaan lama atau ejaan van Ophuysen yang pernah berlaku pada zaman dahulu?
Ch. A. van Ophuysen adalah seorang Belanda yang lahir di Solok Sumatera Barat pada 1856 dan meninggal di Leiden pada tahun 1917.
Bersama dua orang tokoh pribumi, yakni Engku Nawawi dan Moehammad Taib Sutan Ibrahim, ia menyusun ejaan van Ophuysen yang menggantikan ejaan bahasa Melayu pada tahun 1896
Jasanya tidak hanya terbatas pada pemberlakuan ejaan bahasa Indonesia saja, ia juga terkenal atas pembagian kelas kata yang didasarkan pada makna kata dan fungsinya dalam kalimat.
Sasrasoeganda atau lebih tepatnya Raden Sasrasoeganda merupakan tokoh penting dalam dunia perkamusan di Indonesia.
Tokoh ini adalah orang pribumi pertama yang menulis tata bahasa Mealyu dalam bahasa Melayu dalam tradisi Yunani-Latin-Belanda.
Karyanya yang terkenal adalah “Kitab jang Menjatakan Djalan Bahasa Melajoe”, yang menjadi pedoman pengajaran bahasa Melayu di Indonesia pada zamannya.
Ia memperkenalkan konsepsi pembagian kelas kata dalam bahasa Melayu, yaitu:
Para pembelajar linguistik bahasa Indonesia pada saat ini pasti tidak asing dengan nama Harimurti Kridalaksana.
Beliau adalah ahli bahasa yang bukunya banyak dijadikan landasan teori berbagai macam penelitian bahasa.
Hubert Emmanuel Harimurti Kridalaksana Martanegara lahir di Semarang pada 23 Desember 1939.
Hingga usianya yang ke-77 tahun ini, beliau merupakan salah satu guru besar di Universitas Indonesia.
Buku yang ditulisnya tidak kurang dari 20 judul, antara lain Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (1989), Kamus Sinonim Bahasa Indonesia (1974), dan masih banyak lagi.
Berikut ini fungsi dari ilmu linguistik:
1. Tujuan praktis
Tujuan praktis dari studi bahasa artinya mempelajari bahasa dengan tujuan agar pembelajar bahasa mampu menggunakanya untuk berkomunikkasi secara baik, benar, dan lancar.
Tujuan ini dekat kaitanya dengan pengajaran bahasa seperti yang ada di sekolah dan lembaga kursus. Siswa diajarkan untuk dapat menguasai empat skill berbahasa yaitu listening, speaking, reading, dan writing.
2. Tujuan estetis
Tujuan estesi berarti bagaimana seorang dapat memahami dan menggunakan bahasa secara indah dan menarik.
Bahasa dikemas dalam gaya tertentu lalu diungkapkan baik lisan maupun tulis sehingga ada kesan estetika yang muncul dari bahasa tersebut.
Orientasi dari tujuan pemahaman dan penggunaan bahasa ini adalah “estetika”. Teks – teks dengan orientasi estika dapat dengan mudah ditemukan dalam puisi, novel, pantun, dan jenis karya sastra lainya.
3. Tujuan filologis
Bahasa sangat berkaitan dengan budaya, bahkan dapat dikatakan bahasa merupakan salah satu produk budaya.
Pengungkapan nilai – nilai bahasa dari segi kebudayaan masa lampau inilah yang disebut dengan studi bahasa dengan tujuan filologis.
Penelitian filologis dapat dilakukan dengan mengkaji naskah-naskah lama (manuscirpts).
Misalkan dengan meneliti naskah-naskah Jawa kuno maka dapat diungkapkan nilai-nilai bahasa yang termuat didalamnya yang bisa saja berbeda atau bersifat baru dari yang ada sekarang.