Dan mempelajari pelajaran bahasa indonesia mengenai kerangka proposal, menjelaskan pengertian, cara membuat sampai membahas contohnya, Yuk simak pembahasan berikut ini.
Pengertian Kerangka Proposal
Kerangka rancangan penelitian dapat dideskripsikan sebagai panduan atau petunjuk struktur rancangan riset agar penyusunan bab dan sub bab menjadi sistematis dan ilmiah.
Dengan definisi tersebut, kerangka dapat dipahami sebagai panduan atau petunjuk penulisan. Kerangka yang disusun terlebih dahulu berperan sebagai panduan dengan cara memberi batasan setiap bagian serta memandu apa yang semestinya ditulis di setiap bab, sub bab, atau bagian.
Begitu pula, peran kerangka proposal penelitian yang menjadi pemandu penulis dalam membuat proposal yang ditulis sistematis. Agar proposal yang ditulis sistematis, kerangka yang disusun harus juga sesuai dengan metode ilmiah.
Cara Membuat Kerangka Proposal
Kerangka proposal harus disusun secara sistematis agar laporan riset nantinya sesuai dengan kaidah dan sistematis karya ilmiah yang berlaku. Ada bebrapa elemen atau bagian yang harus ditulis berurutan, tidak tumpang tindih dan overlap.
Modifikasi dan pengembangan bisa dilakukan di beberapa bagian, namun setidaknya elemen-elemen dasarnya dipenuhi terlebih dahulu.
Contoh Kerangka Proposal
Berikut merupakan contoh dari kerangka proposal:
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
BAB II TINJUAN PUSTAKA
- Riview Literatur
- Batasan Konseptual
- Kerangka Teori/Hipotesis
BAB III METODOLOGI
- Metode Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
LAMPIRAN
Dari contoh di atas, sesuai sistematika kerangka di atas, proposal penelitian pada bagian isinya selalu hanya sampai pada bagian metodologi atau penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan. Peneliti harus mapu menjelaskan bagaimana penelitiannya akan dilakukan nantinya.
Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk membuat kerangka atau sistematika proposal yang baik dan benar adalah peneliti menjelaskan fenomena yang relevan untuk diteliti.
Fenomena tersebut harus mengandung masalah yang ada didalamnya. Dari masalah tersebut, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Rumusan masalah secara sederhana dapat digambarkan sebagai apa yang ingin diketahui oleh peneliti dengan menggunakan 5W+1H.
Tujuan dan manfaat penelitian dapat dirumuskan secara sekilas terlebih dahulu untuk sekedar mengetahui bahwa penelitian tersebut sebenarnya untuk apa dilakukan. Sampai sini, kita setidaknya telah menyelesaikan bab I Pendahuluan.
Bab I sudah selesai, bisa dijadikan sebagai sandaran untuk merumuskan judul penelitian yang sederhana. Judul tidak harus selesai karena ada waktunya untuk revisi, itupun juka dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwasanya riset merupakan proses yang tidak linier. Penelitian seringkali harus kembali lagi ke tahap sebelumnya untuk melangkah ke tahap selanjutnya dan proses tersebut bisa berulang tak terbatas.
Sebagai contoh, bab II Tinjauan Pustaka merupakan tahapan dimana peneliti membangun kedekatan dengan literatur yang relevan untuk digunakan. Membaca literatur pun tak cukup sekali saja.
Sangat mungkin ketika merumuskan pertanyaan penelitian, peneliti memeriksa kembali literatur yang sudak dibaca atau mencari lagi literatur lain yang relevan.
Bab III Metodologi, yaitu membahas mengenai bagaimana penelitian akan dilakukan. Untuk membuat bab terakhir dalam proposal, peneliti harus memahami apa saja metode penelitian ilmiah yang ada dan bagaimana metode tersebut diaplikasikan dalam penelitian.