Klausa Terikat: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa klausa memiliki banyak jenisnya. Setelah kita membahas klausa bebas, kini kita akan membahas kebalikan atau lawan dari klausa bebas yakni klausa terikat.

Pada pembahasan klausa bebas, kita pernah menyinggung pembahasan mengenai klausa terikat. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas klausa terikat secara lengkap. Apa itu klausa terikat, bagaimana cirinya, apa saja contohnya? Selengkapnya akan dibahas berikut ini.

Pengertian Klausa Terikat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, klausa adalah kelompok kata yang minimal terdiri dari subjek dan predikat serta dapat menjadi sebuah kalimat.

Sementara itu, menurut H. Alwi menafsirkan klausa sebagai satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih serta mengandung predikat. Klausa terikat dapat diartikan sebagai klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja, bahkan klausa jenis ini bisa tidak memiliki keduanya. Klausa terikat merupakan klausa yang tidak memiliki peluang menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini tidak dapat berdiri sendiri.

Klausa terikat kerap dinamakan dengan klausa subordinatif atau klausa bawaan. Sebab, klausa jenis ini diawali dengan konjungsi subordinatif. Maka dari itu, klausa jenis ini dapat diikuti dengan kaya penghubung atau konjungsi. Tidak seperti klausa bebas yang tidak perlu diikuti kata penghubung.

Klausa terikat disebut juga dengan anak kalimat atau klausa turunan. Klausa jenis ini tidak dapat berdiri sendiri, memerlukan beberapa keterangan atau kata yang dapat menambah atau menafsirkan kata tersebut.

Ciri-Ciri Klausa Terikat

Seperti halnya klausa bebas, klausa terikat memiliki beberapa ciri yang membedakan klausa ini dengan klausa lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai pengisi salah satu dari SPOK. Seperti diketahui bahwa klausa terikat ini hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Maka dari itu, keberadaan klausa ini hanya dapat mengisi salah satu tempat yakni subjek atau predikatnya saja.
  2. Memiliki penanda berupa kata ganti tanya atau konjungsi. Kata ganti tanya dapat berupa, apa, siapa, di mana, dengan siapa dan lainnya. Sedangkan kata konjungsi dapat berupa bahwa, kalau, jika, seandainya, ketika, sewaktu, selagi, sebelumnya, sesudahnya dan lainnya. Penggunaan kata konjungsi ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.
  3. Sebagai sebuah unsur yang menerangkan dalam sebuah frasa nomina. Contohnya pemuda yang berbaju biru itu adikku.
  4. Klausa terikat terdiri dari dua jenis yakni klausa terikat atribut dan klausa terikat nominal. Contoh dari klausa atribut adalah Doni yang berwajah tampan itu sedang berjemur, Yang berwajah tampan itu Doni, orang yang berwajah tampan itu Doni. Sedangkan contoh klausa nominal adalah diawali dengan kata Yang contoh Yang berwajah tampan itu Dian. Diawali dengan kata ganti tanya seperti Yanti dapat merasakan apa yang dirasakan ibunya. Diawali dengan konjungsi seperti Dani tahu bahwa Dina mencintainya.

Contoh Klausa Terikat

  1. Agar kita sadar (agar merupakan konjungsi, dan kita sadar adalah klaisa terikat.)
  2. Ketika Ayah tidur (ketika adalah konjungsi sementara ayah tidur adalah klausa terikat)
  3. Dekat kantor kecamatan (dekat adalah konjungsi sedangkan kantor kecamatan adalah klausa terikat)
  4. Dari pasar Ciputat (dari merupakan konjungsi sedangkan pasar Ciputat adalah klausa terikat)
  5. Sejak tahun 2015 (sejak adalah konjungsi sedangkan tahun 2015 adalah klausa terikat)
  6. Kedapatan mencuri uang (kedapatan adalah konjungsi sementara mencuri uang adalah klausa terikat)
  7. Ketika karyawan pulang (ketika merupakan konjungsi sedangkan karyawan pulang adalah klausa terikat)
  8. Sebelum pukul 7 pagi (sebelum adalah konjungsi sedangkan pukul 8 malam adalah klausa terikat)
  9. Saat kakak pergi (saat adalah konjungsi sedangkan kakak pergi merupakan klausa terikat)
  10. Selesai makan siang (selesai adalah konjungsi dan makan siang adalah klausa terikat)

Itulah terkait contoh-contoh mengenai klausa terikat. Sudah sangat jelas sekali bagaimana klausa terikat selalu didahului dengan konjungsi. Dari sini juga terlihat bahwa klausa terikat ini belum bisa membuat atau membentuk sebuah kalimat.

Perbedaan Klausa Terikat dan Klausa Bebas

Klausa bebas dengan klausa terikat merupakan jenis dari klausa berdasarkan strukturnya. Kedua klausa ini memiliki beberapa perbedaan yang terlihat. Adapun perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Klausa bebas merupakan klausa yang terdiri dari subjek dan predikat. Sementara itu, klausa terikat adalah klausa yang hanya terdiri dari subjek atau predikat saja. Bahkan klausa ini bisa tidak memiliki keduanya.
  2. Klausa bebas memiliki potensi sebagai kalimat karena terdiri dari subjek dan predikat. Jika ingin menjadikannya kalimat, maka tinggal menambahkan keterangan atau objek. Berbeda halnya dengan klausa terikat. Pada klausa terikat tidak memiliki peluang atau potensi menjadi kalimat. Hal ini dikarenakan klausa ini hanya terdiri dari salah satu subjek atau predikat saja. Sehingga, tidak memungkinkan menjadi kalimat yang utuh.
  3. Pada klausa bebas tidak memerlukan adanya konjungsi. Sementara pada klausa terikat, memerlukan atau harus diawali dengan konjungsi subordinatif. Hal ini dikarenakan klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri.

Itulah sejumlah perbedaan antara klausa bebas dan klausa terikat. Intinya, jika klausa bebas tidak memerlukan aturan khusus lain seperti penggunaan konjungsi atau lainnya. Atau dapat dikatakan klausa ini bersifat bebas.

Sementara itu, klausa terikat seperti namanya klausa ini memiliki beberapa aturan yang mengikat. Seperti tidak dapat berdiri sendiri dan harus diawali dengan konjungsi subordinatif.

fbWhatsappTwitterLinkedIn