Organ dan Sistem Reproduksi Kucing

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kucing merupakan hewan mamalia yang berkembang biak dengan cara melahirkan atau vivipar dan merupakan hewan karnivora atau pemakan daging.

Kucing termasuk hewan predator terhebat di dunia dan memiliki keterampilan berburu yang luar biasa, karena mampu berburu lebih dari 1000 spesies untuk makanannya. Ukuran kucing yang kecil ini tidak berbahaya bagi manusia hanya saja ada kemungkinan berbahaya apabila digigit kucing karena bisa terinfeksi penyakit rabies.

Kucing identik sebagai hewan penyendiri namun biasanya kucing bisa membentuk koloni, hal tersebut yang biasa dilakukan oleh kucing liar. Koloni kucing ini tidak menyerang seperti singa.

Namun setiap kucing biasanya mempunyai daerah kekuasaan sendiri, untuk jantan yang memiliki seksual aktif dan biasanya memiliki daerah tersebar. Sedangkan untuk jantan steril biasanya mempunyai daerah yang kecil.

Kucing penyendiri juga mempunyai daerah netral di mana para kucing dari semua penjuru dapat bertemu dan saling mengawasi tanpa terjadi konflik wilayah.

Organ Reproduksi Kucing

Sebelum membahas mengenai sistem reproduksinya, harus memahami organ reproduksi termasuk alat vital pada kucing.

Organ reproduksi kucing jantan terdiri dari testis, yaitu tempat penghasil sperma dan penis. Sementara organ reproduksi kucing betina terdiri dari ovarium yaitu penghasil sel telur, tuba falopi, uterus, serviks, vulva, klitoris, vagina dan puting susu.

Jenis kelamin kucing dewasa lebih mudah untuk diketahui dibandingkan dengan anak kucing. Jenis kelamin dapat diketahui dengan cara memeriksa bagian sekitar anus yaitu daerah di bawah pangkal ekor.

Kucing jantan dewasa memiliki tubuh yang lebih besar dan kekar serta mempunyai penis dan testis. Testis pada kuning jantan berbentuk dua buah bola kecil sebesar kelereng yang terletak di antara anus dan penis.

Dan di bawah testis terdapat lingkaran kecil yang merupakan lubang tempat keluarnya penis.

Sementara itu, kucing betina memiliki vulva di bawah lubang anus yang bentuknya seperti garis. Untuk menentukan jenis kelamin kucing yang berumur kurang dari dua bulan sedikit sulit, karena pada saat itu semuanya terlihat sama.

Walaupun pada anak kucing jantan mempunyai lubang berbentuk lingkaran kecil di bawah anus dan jarak antara anus dengan lubang penis lebih lebar karena pada tempat ini akan tumbuh testis.

Proses Reproduksi Kucing

Interval siklus reproduksi pada kucing betina dikenal dengan oestrouscycle yang menyebabkan terjadinya kehamilan pada kucing betina.

Kucing betina memerlukan pancingan saat akan berovulasi. Hal tersebut berarti kesigapan sel telur pada kucing betina tergantung pada kucing jantannya.

Telur yang dihasilkan ovarium mengalir ke tuba falopi, kemudian telur tersebut akan turun ke uterus. Saat itulah telur sudah siap dibuahi oleh sperma. Telur yang sudah dibuahi akan melekat pada dinding uterus dan berkembang.

Tidak seperti hewan mamalia lainnya, kucing betina bisa melahirkan anak kucing berkali-kali dalam jumlah yang cukup banyak. Kejadian seperti ini secara ilmiah memang sulit diketahui alasannya. Karena proses melahirkan anak kucing masih dapat terjadi sepanjang hidup dari kucing betina.

Berikut ini tahapan oestrous cycle terdapat empat fase, yaitu:

  • Proestrus, merupakan proses pemanasan awal terjadi. Tahap ini perilaku kucing betina mulai berharap untuk di kencani kucing jantan.
  • Oestrus, atau disebut juga ovulasi.  
  • Metoestrus, pada periode ini  perilaku kembali normal apabila oestrus tidak mengalami perkawinan. Lamanya waktu yang dibutuhkan kembali pada fase pertama sekitar 2 sampai 3 Minggu.
  • Anoestrus, pada fase ini perilaku kucing betina menjadi malas dan enggan banyak bergerak yang diikuti dengan fase metoestrus setelah beberapa siklus. Dan kucing betina tidak lagi panas.
fbWhatsappTwitterLinkedIn