Pendidikan Multikultural: Pengertian – Tujuan dan Contohnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Berikut ini akan kita bahas mengenai pendidikan multikultural.

Pengertian Pendidikan Multikultural

Pengertian Secara Umum

Pendidikan memiliki arti sebuah proses yang terencana dan penuh kesadaran yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik.

Pendidikan dapat juga didefinisikan sebagai proses pembelajaran berupa ilmu pengetahuan, keterampilan, termasuk juga moral, agama dan budi pekerti. Sedangkan multikultular memiliki arti keberagaman budaya.

Pendidikan Multikultural dapat diartikan sebagai proses mendidik, pembelajaran dan pengembangan yang memiliki pendekatan pluralisme.

Dapat diartikan bahwa selama proses pendidikan berlangsung, pendidik tidak berusaha menghilangkan atau mengubah sesuatu yang sudah dimiliki oleh muridnya sejak lahir (ras, suku, agama, adat istiadat).

Hal ini penting, karena Indonesia memiliki keberagaman agama, suku dan budaya.

Pendekatan multikultural akan memunculkan sikap toleransi dan saling menghargai keberagaman khususnya di dalam suasana pendidikan.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Menurut Burnet di dalam Ali Maksum
    Pendidikan multikultural adalah sebuah pendidikan untuk bermacam-macam orang (people of colour).
  • Menurut James Banks
    Pendidikan multikultural adalah sebuah gagasan yang menjelaskan bahwa semua peserta didik tanpa memandang mereka berasal dari kelompok mana (gender, suku bangsa, ras, budaya, kelas sosial, agama).
  • Menurut Hilda Hernandez
    Pendidikan multikultural dipandang sebagai pendidikan yang mengakui realitas politik, sosial, dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu di dalam pertemuan manusia yang beragam.
  • Crandall
    Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memperhatikan detail latar belakang peserta didik baik dari aspek keragaman suku, ras, agama dan budaya.

Sejarah Pendidikan Multikultural

Konsep pendidikan multikultural di awali di Amerika sekitar tahun 1960-an.

Negara Amerika memang terbentuk dari multikultur, itulah sebabnya negara ini memiliki konsep demokratis,

Pendidikan multikultural adalah salah satu cara para pendidik di Amerika untuk menghentikan diskriminasi, separatisme dan memutus rantai pemikiran masyarakat yang rasialis.

Sejarah munculnya pendidikan multikultural di Amerika berawal dari gerakan-gerakan hak sipil dari berbagai kelompok minoritas.

Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila sebagai dasar, sebuah semboyan yang digaungkan sejak orde lama hingga saat ini dengan tujuan kesatuan Indonesia karena Indonesia memiliki bermacam-macam agama, suku, ras dan golongan.

Sayangnya pada masa orde baru semboyan Bhineka Tunggal Ika hanya sebatas formalitas tanpa tindakan nyata.

Bahkan justru prakteknya banyak kebijakan pada masa orba yang tidak sejalan dengan apa yang digaungkan.

Salah satunya adalah diskriminasi etnis yaitu pada kebijakan politik asimilasi kepada etnis Tionghoa.

Kebijakan ini juga berdampak terhadap opini dan sudut pandang masyarakat pada umumnya.

Pola pikir yang sudah terbentuk akan lebih sulit untuk diubah, meskipun negara kita dengan jelas memiliki falsafah Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Hal ini berpengaruh pada atmosfer pendidikan multikultural yang tidak dapat berproses sesuai semangat multikultur.

Meskipun rakyat Indonesia sebenarnya sudah tidak asing dengan nilai-nilai persamaan hak.

Memasuki era Reformasi pada tahun 1998, demokrasi di Indonesia dapat dijalankan sepenuhnya.

Dengan adanya kebebasan hak bagi seluruh lapisan masyarakat yang multikultur, pendidikan multikultur perlahan mulai berproses meskipun tantangannya masih ada.

Tujuan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultur bertujuan memberi wacana pendidikan yang demokratis dengan menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme, humanistik dan semuanya ditampilkan di dalam proses pendidikan.

Pendidikan multikultural sangat dibutuhkan di Indonesia, mengingat negara kita memiliki keberagaman agama, suku, bahasa, etnis dan adat istiadat.

Diharapkan pendidikan multikultur di Indonesia dapat disampaikan dengan baik dan mengena, sehingga dapat menjadi sebuah pola pikir yang diwariskan kepada generasi-generasi mendatang demi kemajuan bangsa.

Prinsip Pendidikan Multikultural

Ada beberapa prinsip yang dijalankan pendidikan multikultural, prinsip-prinsip ini penting agar dalam prosesnya pendidik memiliki acuan dan tujuan.

Tilaar (2004) mengemukakan 3 prinsip pendidikan multikultural yaitu:

  • Equity pedagogy atau kesetaraan pendidikan
  • Mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas;menguasai ilmu pengetahuan
  • Dapat menerima globalisasi tanpa menggantikan nilai-nilai baik yang sudah ada.

Contoh Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural saat ini sudah mulai diterapkan pada proses belajar mengajar di sekolah-sekolah.

Salah satu contoh konkrit saat ini sekolah-sekolah negeri sudah menyediakan ruangan serta pengajar bagi siswa yang beragama minoritas.

Contoh lain yaitu diskusi dan pembahasan aktif tentang sebuah budaya, misalkan perayaan imlek dan kebudayaan tionghoa.

Dikenalkan oleh guru kepada murid dengan tujuan agar mereka memahami dan dapat menghormati kebudayaan baru.

Sebenarnya tradisi etnis Tionghoa ini sudah lama menjadi bagian Indonesia, hanya saja setelah reformasi budaya ini semakin diterima di masyarakat.

Sedangkan secara global, pendidikan multikultur ditunjukkan dengan kegiatan pertukaran pelajar atau students exchange di negara Asean.

Keterbukaan negara-negara Asean untuk saling bertukar pelajar dapat memberikan pengetahuan tentang budaya dan ilmu pengetahuan.

Di Amerika, sebagai pelopor pendidikan multikultur, contohnya pendidikan yang tidak mengenal ras dan gender.

Sebut saja mantan presiden Amerika Obama, satu-satunya presiden AS yang berkulit hitam.

Ia bersekolah di sebuah perguruan tinggi ternama di AS. Pendidikan di AS tidak lagi memandang ras.

fbWhatsappTwitterLinkedIn