Daftar isi
Jika mempelajari sosiologi tentu akan ditemukan berbagai macam istilah yang berhubungan dengan interaksi sosial asosiatif. Istilah yang cukup sering digunakan yakni asimilasi dan akulturasi.
Keduanya merupakan bagian dari proses sosial masyarakat yang terjadi akibat adanya interaksi sosial di dalam sebuah masyarakat yang memiliki perbedaan baik suku, agama, ras, dan golongan.
Adanya suatu perbedaan tersebut menciptakan suatu ketertarikan untuk melakukan adaptasi dalam bentuk kebudayaan. Hal ini didukung dengan kemajuan zaman serta kebutuhan masing-masing kelompok agar dapat terus bertahan.
Meskipun keduanya masuk sebagai proses sosial, namun baik asimilasi maupun akulturasi memiliki perbedaan. Dan berikut perbedaan antara asimiliasi dan akulturasi yang harus diketahui.
Pada dasarnya asimilasi dan akulturasi adalah suatu cara bagi setiap kelompok agar dapat mengembangkan serta mempertahankan kebudayaan yang dimilikinya. Tentu saja cara yang digunakan yakni dengan melakukan pengembangan ataupun memperbarui sistem yang ada dalam suatu kelompok.
Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), asimilasi adalah penyesuaian ataupun peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Artinya asimilasi membuat sifat khas yang berasal dari suatu unsur budaya mengalami perubahan menjadi kebudayaan campuran.
Menurut Raymond H. C. Teske, Jr. Dan Bardin H. Nelson, asimilasi merupakan suatu proses penggabungan antara dua budaya yang berbeda menjadi sebuah kebudayaan baru. Dengan kata lain, asimilasi diartikan sebagai peleburan kebudayaan dengan menghilangkan budaya aslinya menjadi sebuah budaya baru yang dominan.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi terbagi menjadi tiga pengertian yakni jika dilihat secara umum, antropologi, dan lingusitik. Secara umum akulturasi adalah percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu serta saling mempengaruhi.
Sedangkan jika dilihat secara antropologi, akulturasi merupakan suatu proses masuknya pengaruh kebudayaan asing pada suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara sedikit selektif ataupun banyak dari unsur kebudayaan asing, serta sebagian masyarakat lainnya berusaha menolak kebudayaan tersebut.
Pengertian akulturasi secara lingusitik yakni suatu proses atau hasil pertemuan antara kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat yang ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.
Dengan kata lain, akulturasi adalah proses sosial yang ada dalam suatu masyarakat dengan latar balakang budaya tertentu kemudian dihadapkan oleh budaya asing. Namun secara perlahan, budaya asing tersebut dapat diterima oleh masyarakat tanpa menghilangkan ciri budaya yang telah ada sebelumnya.
Proses terjadinya asimilasi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama yakni adanya perkumpulan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya berbeda, dan umumnya terjadi di lingkungan terdekat seperti rumah, sekolah, tempat kerja, dan lainnya.
Proses asimilasi kedua terjadi karena adanya interaksi sosial antar individu satu dengan individu lainnya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia tidak bisa lepas dari interaksi sosial terutama di dalam suatu perkumpulan.
Adanya perkumpulan tersebut menciptakan suatu pergaulan antar individu yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Adanya interaksi tersebut menghasilkan asimilasi sebab setiap individu memiliki karakternya masing-masing.
Proses ketiga adalah membaur dengan kebudayaan yang baru. Hal ini terjadi jika seseorang pindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Dalam prosesnya pemindahan itu seseorang harus beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan lingkungan baru agar dapat berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru.
Proses akulturasi terjadi karena adanya percampuran budaya sendiri dengan budaya asing. Dalam prosesnya akulturasi dapat terjadi di berbagai macam bidang seperti gaya berpakaian, kuliner, bangunan, dan lain sebagainya.
Bahkan dalam prosesnya, akulturasi terjadi pada kurun waktu yang lama bahkan bertahun-tahun agar akulturasi sendiri dapat terjadi.
Budaya asing yang masuk tentu tidak serta merta dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Tidak hanya itu, faktor masyarakat juga mempengaruhi proses akulturasi sebab merekalah yang membangun budaya itu sendiri.
Dengan kata lain, tidak semua percampuran kebudayaan dapat diterima oleh seluruh masyarakat khususnya yang berada di wilayah tersebut.
Adapun contoh dari asimilasi antara lain:
Contoh dari akulturasi antara lain: