4 Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jika mempelajari sosiologi tentu akan ditemukan berbagai macam istilah yang berhubungan dengan interaksi sosial asosiatif. Istilah yang cukup sering digunakan yakni asimilasi dan akulturasi.

Keduanya merupakan bagian dari proses sosial masyarakat yang terjadi akibat adanya interaksi sosial di dalam sebuah masyarakat yang memiliki perbedaan baik suku, agama, ras, dan golongan.

Adanya suatu perbedaan tersebut menciptakan suatu ketertarikan untuk melakukan adaptasi dalam bentuk kebudayaan. Hal ini didukung dengan kemajuan zaman serta kebutuhan masing-masing kelompok agar dapat terus bertahan.

Meskipun keduanya masuk sebagai proses sosial, namun baik asimilasi maupun akulturasi memiliki perbedaan. Dan berikut perbedaan antara asimiliasi dan akulturasi yang harus diketahui.

1. Pengertian

Pada dasarnya asimilasi dan akulturasi adalah suatu cara bagi setiap kelompok agar dapat mengembangkan serta mempertahankan kebudayaan yang dimilikinya. Tentu saja cara yang digunakan yakni dengan melakukan pengembangan ataupun memperbarui sistem yang ada dalam suatu kelompok.

Pengertian Asimilasi

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI), asimilasi adalah penyesuaian ataupun peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Artinya asimilasi membuat sifat khas yang berasal dari suatu unsur budaya mengalami perubahan menjadi kebudayaan campuran.

Menurut Raymond H. C. Teske, Jr. Dan Bardin H. Nelson, asimilasi merupakan suatu proses penggabungan antara dua budaya yang berbeda menjadi sebuah kebudayaan baru. Dengan kata lain, asimilasi diartikan sebagai peleburan kebudayaan dengan menghilangkan budaya aslinya menjadi sebuah budaya baru yang dominan.

Pengertian Akulturasi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi terbagi menjadi tiga pengertian yakni jika dilihat secara umum, antropologi, dan lingusitik. Secara umum akulturasi adalah percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu serta saling mempengaruhi.

Sedangkan jika dilihat secara antropologi, akulturasi merupakan suatu proses masuknya pengaruh kebudayaan asing pada suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara sedikit selektif ataupun banyak dari unsur kebudayaan asing, serta sebagian masyarakat lainnya berusaha menolak kebudayaan tersebut.

Pengertian akulturasi secara lingusitik yakni suatu proses atau hasil pertemuan antara kebudayaan atau bahasa di antara anggota dua masyarakat yang ditandai oleh peminjaman atau bilingualisme.

Dengan kata lain, akulturasi adalah proses sosial yang ada dalam suatu masyarakat dengan latar balakang budaya tertentu kemudian dihadapkan oleh budaya asing. Namun secara perlahan, budaya asing tersebut dapat diterima oleh masyarakat tanpa menghilangkan ciri budaya yang telah ada sebelumnya.

2. Proses

Proses Asimilasi

Proses terjadinya asimilasi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama yakni adanya perkumpulan masyarakat yang memiliki latar belakang budaya berbeda, dan umumnya terjadi di lingkungan terdekat seperti rumah, sekolah, tempat kerja, dan lainnya.

Proses asimilasi kedua terjadi karena adanya interaksi sosial antar individu satu dengan individu lainnya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia tidak bisa lepas dari interaksi sosial terutama di dalam suatu perkumpulan.

Adanya perkumpulan tersebut menciptakan suatu pergaulan antar individu yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Adanya interaksi tersebut menghasilkan asimilasi sebab setiap individu memiliki karakternya masing-masing.

Proses ketiga adalah membaur dengan kebudayaan yang baru. Hal ini terjadi jika seseorang pindah dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Dalam prosesnya pemindahan itu seseorang harus beradaptasi serta menyesuaikan diri dengan lingkungan baru agar dapat berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru.

Proses Akulturasi

Proses akulturasi terjadi karena adanya percampuran budaya sendiri dengan budaya asing. Dalam prosesnya akulturasi dapat terjadi di berbagai macam bidang seperti gaya berpakaian, kuliner, bangunan, dan lain sebagainya.

Bahkan dalam prosesnya, akulturasi terjadi pada kurun waktu yang lama bahkan bertahun-tahun agar akulturasi sendiri dapat terjadi.

Budaya asing yang masuk tentu tidak serta merta dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Tidak hanya itu, faktor masyarakat juga mempengaruhi proses akulturasi sebab merekalah yang membangun budaya itu sendiri.

Dengan kata lain, tidak semua percampuran kebudayaan dapat diterima oleh seluruh masyarakat khususnya yang berada di wilayah tersebut.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat

Asimilasi

Faktor Pendorong Asimilasi:

  1. Terbiasa untuk membuka diri terhadap budaya-budaya baru.
  2. Adanya pernikahan antar kelompok budaya yang berbeda.
  3. Saling menghormati dan menghargai warga atau masyarakat asing beserta budaya yang dibawanya.
  4. Mempunyai kesempatan yang sama di dalam aspek ekonomi.

Faktor Penghambat Asimilasi:

  1. Tidak terima dan takut dalam menghadapi budaya baru.
  2. Terdapat golongan minoritas.
  3. Kurang ilmu pengetahuan mengenai budaya asing.
  4. Membandingkan ciri-ciri fisik setiap individu.

Akulturasi

Faktor Pendorong Akulturasi:

  1. Memiliki pendidikan yang maju.
  2. Adanya sikap dan prilaku untuk saling menghargai antar budaya.
  3. Adanya toleransi terhadap budaya lainnya.
  4. Masyarakat yang beragam dan heterogen.
  5. Memiliki orientasi ke masa depan.

Faktor Penghambat akulturasi:

  1. Ilmu pengetahuan atau pendidikan yang bergerak lambat.
  2. Sikap masyarakat yang masih berpikir tradisional.
  3. Suatu hal yang baru dianggap buruk.
  4. Kebiasaan dan adat yang telah melekat sejak zaman dahulu.

4. Contoh Asimilasi dan Akulturasi

Contoh Asimilasi

Adapun contoh dari asimilasi antara lain:

  • Warga negara asing yang tinggal di Indonesia dalam kurun waktu yang lama, harus menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Bahkan tidak sedikit yang telah menyesuaikan logat berbicara sama seperti lingkungan sekitarnya.
  • Munculnya musik dangdut yang merupakan percampuran dari musik India dan musim Melayu.
  • Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa gaul oleh banyak orang di Indonesia. Meskipun pada kenyataannya bahasa Inggris bukanlah bahasa resmi Indonesia.
  • Pakaian pria berupa baju koko yang sebelumnya merupakan baju pria bagi warga Tionghua, kini digunakan sebagai baju muslim.

Contoh Akulturasi

Contoh dari akulturasi antara lain:

  • Seni wayang khususnya wayang kulit merupakan kesenian yang berasal dari Jawa dengan isi cerita perpaduan dari India yakni Mahabarata.
  • Rumah-rumah yang berada di Rembang dan Lasem, Jawa Tengah memiliki bentuk bangunan gaya arsitektur China Kuno.
  • Bentuk bangunan Masjid Menara Kudus yang merupakan perpaduan dari budaya Islam dan Hindu. Akulturasi tersebut tidak menghilangkan fungsi masjid sebagai tempat beribadah umat Islam.
  • Kesenian Gambang Kromong yang merupakan perpaduan dari budaya Indonesia dan budaya Tiongkok di dalam sebuah pertunjukan musik.
  • Gereja Hati Kudus Yesus Pugeran yang berada di Yogyakarta, merupakan tempat peribadatan umat Katolik yang memadukan kebudayaan Jawa dan Eropa.
fbWhatsappTwitterLinkedIn