Sosiologi

Revolusi Prancis dalam Sosiologi : Dampak dan Faktornya

√ Edu Passed Pass education quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Revolusi Perancis adalah suatu periode sosial radikal dan pergolakan politik yang terjadi di Prancis dan memiliki dampak abadi terhadap sejarah Prancis dan Eropa. Dengan adanya revolusi ini menjadi salah satu revolusi besar dunia yang dapat mengubah tatanan kehidupan masyarakat.

Kekuasaan monarki absolut yang telah berkuasa selama berabad-abad lamanya runtuh hanya dalam waktu tiga tahun. Dengan adanya revolusi, Prancis mengalami berbagai perubahan pada bidang sosial politik.

Feodalisme, aristokrasi dan monarki mutlak berhasil diruntuhkan oleh kelompok politik radikal sayap kiri dan masyarakat petani pedesaan. Adanya ketakutan atas penggulingan sistem monarki yang lain merebak di wilayah Eropa.

Ketakutan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan sistem monarki lama dan mencegah terjadinya pemberontakan. Dengan adanya upaya tersebut, membuat adanya dua buah kubu di tengah masyarakat yakni pendukung revolusi dan penentang revolusi. Ketegangan tersebut berlangsung hingga dua dekade lamanya.

Dampak Revolusi Prancis di Bidang Sosial

Revolusi Prancis telah membuat banyak perubahan pada berbagai bidang seperti, sosial dan politik. Dampak revolusi Prancis pada bidang sosial adalah dihapuskannya sistem stratifikasi sosial dan memberikan kesempatan yang sama pada seluruh rakyat mengenai hak dan kewajiban.

Selain itu, dengan adanya revolusi Prancis pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya seperti pekerjaan, pendidikan dan agama. Sebelum revolusi Prancis, masyarakat Prancis terbagi menjadi tiga golongan yakni golongan I terdiri dari kaum bangsawan dan raja yang tidak dikenakan pajak.

Golongan II terdiri dari kaum agama yakni pendeta dan kaum cendekiawan yang sama halnya terbebas dari pajak bahkan mendapatkan hak dari uang pajak. Sementara itu, golongan III yakni rakyat biasa yang menjadi sasaran untuk membayar pajak.

Ketika Louis XVI naik tahta, Prancis sedang mengalami krisis keuangan bahkan negara hampir mengalami kebangkrutan karena pengeluaran yang melebihi pendapatan negara. Krisis ini disebabkan oleh keterlibatan Prancis dalam Perang Tujuh Tahun dan Perang Revolusi Amerika.

Kemudian, setahun setelahnya Jacques Necker ditunjuk menjadi Bendahara Keuangan. Ia menyadari bahwasanya sistem pajak yang diterapkan di Prancis ini sangat refresif. Artinya pajak yang ditekankan ada masyarakat bawah lebih besar dibandingkan pada kaum bangsawan dan pendeta yang dikecualikan.

Necker menganggap bahwa pembebasan pajak pada pendeta dan bangsawan harus dikurangi. Namun, sayangnya usulan tersebut diterima oleh raja. Dengan berbagai kebijakan tersebut membuat pemerintah dibenci oleh masyarakat.

Salah satu sistem yang dibenci oleh masyarakat adalah absolutisme kerajaan. Hal ini semakin diperparah dengan adanya hak-hak istimewa yang dimiliki oleh kaum bangsawan. Tidak hanya itu, adanya kebencian masyarakat terhadap gereja katolik karena mempengaruhi kebijakan publik.

Dengan adanya intervensi gereja terhadap kebijakan publik, membuat kebebasan masyarakat menjadi terbatas. Dengan adanya revolusi Prancis, masyarakat berusaha untuk memperjuangkan kebebasan beragama dan mewujudkan kesetaraan sosial, politik dan ekonomi.

Faktor-faktor Penyebab Revolusi Prancis

Revolusi Prancis menjadi peristiwa yang penting dalam sejarah Eropa modern yang bermula tahun 1789 dan berakhir pada 1790-an dengan naiknya Napoleon Bonaparte. Dengan adanya Revolusi Prancis, warga Prancis telah meruntuhkan dan mendesain ulang struktur politik negara dengan mencabut lembaga-lembaga yang telah berusia lama seperti monarki absolut dan sistem feodal.

Revolusi Prancis terjadi karena adanya ketidakpuasan terhadap monarki Prancis dan kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Raja Louis XVI yang membuat semakin buruk perekonomian Prancis. Revolusi Prancis bukan hanya disebabkan karena kerajaan yang hampir bangkrut melainkan selama dua dekade Prancis mengalami panen yang buruk, terjadinya kekeringan, adanya penyakit ternak dan meroketnya harga roti.

Keadaan tersebut telah membuat resah di kalangan petani dan kaum miskin kota. Akhirnya, mereka menyatakan putus asa dan benci terhadap rezim yang dinilai gagal dalam menjalankan pemerintahan. Maka dari itu, meletuslah revolusi Prancis.

Revolusi Prancis disebabkan oleh beberapa faktor baik secara umum maupun khusus. Berikut ini faktor penyebab meletusnya faktor penyebab revolusi Prancis.

  1. Ketidakadilan dalam bidang politik dan ekonomi

Ketika itu, masyarkat Perancis telah merasakan ketidakadilan dalam bidang politik dan ekonomi. Hal ini dikarenakan saat itu masyarakat dikotak-kotakkan menjadi tiga golongan. Golongan-golongan tersebut membuat munculnya sejumlah hal istimewa bagi beberapa golongan dan merugikan golongan lain.

Golongan pertama merupakan golongan para bangsawan dan raja yang terbebas dari pajak. Golongan kedua yakni golongan pendeta dan cendekiawan yang terbebas dari pajak dan mendapatkan uang dari hasil pajak.

Sementara itu, golongan ketiga adalah golongan rakyat biasa yang diwajibkan membayar pajak. Dengan adanya penerapan kebijakan tersebut membuat masyarakat Prancis hidup dalam ketidakadilan.

  1. Absolutisme kerajaan

Saat pemerintahan Louis XIV kerajaan menerapkan monarki absolut yang artinya raja selalu benar. Bahkan ketika itu terdapat semboyan i’etat c’est moi yang artinya negara adalah saya. Dengan adanya semboyan tersebut membuat masyarakat harus takluk akan keputusan raja.

Bahkan untuk mendukung pemerintahan absolutnya, raja mendirikan sebuah penjara Bastille. Penjara Bastille sendiri merupakan penjara bagi orang-orang yang berani menentang keinginan Raja.

Bagi siapa saja yang menentang kebijakan raja, maka dia akan dipenjara di Penjara Bastille. Mereka akan ditahan dengan surat penahanan tanpa sebab atau yang dinamakan dengan Lettre du cas. Pemerintahan absolut raja Louis XIV semakin tidak terkendali dan bertindak sewenang-wenang.

Hal ini dikarenakan tidak adanya undang-undang yang membatasi akan hal tersebut. Sistem absolutisme kerajaan telah membuat masyarakat muak dan benci karena selama ini dikekang oleh sistem tersebut. Maka dari itu, dengan adanya kebencian tersebut membuat revolusi Prancis terjadi.

  1. Munculnya paham baru

Menjelang adanya revolusi Prancis, paham-paham baru mulai bermunculan. Paham tersebut menyuarakan akan kebebasan dan pemenuhan hak-hak asasi manusia. Paham-paham tersebut muncul karena adanya tekanan dari masyarakat yang merasa tersiksa sehingga timbul adanya keinginan untuk mencapai kebebasan.

Beberapa paham muncul menjelang adanya revolusi Prancis sehingga semakin mendorong terjadi revolusi Prancis. Paham pertama yang muncul adalah dari Jean Jacques Rousseau. Dalam bukunya yang berjudul Du Contrat Social ia berpendapat bahwa kodrat manusia itu dilahirkan sama dan merdeka.

Di dalam buku tersebut terdapat tiga prinsip yang selanjutnya menjadi semboyan revolusi Prancis. Adapun tiga prinsip tersebut adalah liberte, Egaliter, dan fraternite yang artinya kebebasan atau kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan.

Adanya ajaran tersebut membuat Rousseau dikenal sebagai Bapak Demokrasi Modern. Selain ajaran Rousseau, adapula ajaran Montesque. Ajaran tersebut dipengaruhi oleh ajaran Jhon Locke yang dikenal dengan Trias Politica. Trias Politica membagi pemerintahan menjadi legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Adanya paham rasionalisme dan aufklarung telah membuat manusia untuk berpikir secara rasional. Selain itu, adapula ajaran Voltaire yang mengajarkan akan kebebasan. Paham-paham tersebut semakin mendorong adanya revolusi Prancis.

  1. Adanya pengaruh perang kemerdekaan Amerika

Perang kemerdekaan Amerika dibantu oleh tentara Sukarelawan dari Prancis yang dipimpin oleh Lafayette. Dengan begitu, napas perjuangan kemerdekaan Amerika mulai membuat Prancis berpikir. Nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Amerika yang dimuat dalam declaration of independence memuat adanya pengakuan terhadap hak-hak manusia.

Dengan adanya hal tersebut, memacu semangat Prancis untuk menerapkan hal yang sama dengan adanya revolusi Prancis. Selain terdapat sebab umum, revolusi Prancis juga disebabkan oleh beberapa sebab khusus.

Revolusi Prancis secara khusus disebabkan karena krisis keuangan yang menimpa negara Prancis. Krisis ini bermula dari pola hidup hedon yang dilakukan oleh Raja Louis XVI dengan permaisurinya yang bernama Maria Antoinette.

Mereka telah menghamburkan uang negara. Akibatnya, permaisuri raja yakni Maria Antoinette dikenal sebagai Madame Deficit. Selain disebabkan karena gaya hidup yang mewah, krisis keuangan disebabkan karena adanya warisan hutang yang diberikan oleh Raja Louis XIV dan Louis XV.

Dengan begitu hutang negara menjadi menumpuk. Satu-satunya jalan untuk mengatasi krisis keuangan salah dengan memungut pajak dari kaum bangsawan. Namun, pada kenyataannya mereka menolak untuk membayar pajak dikarenakan sudah terbiasa tidak membayar pajak.

Oleh sebab ketidakmauan pihak bangsawan membayar pajak, raja memanggil dewan perwakilan rakyat yakni Estat Generaux. Pemanggilan Estat Generaux bertujuan untuk mengatasi masalah keuangan. Sayangnya, Estat Generaux tidak dapat memecahkan masalah keuangan negara.

Hal ini dikarenakan dalam persidangan terdapat pertentangan dari tiap-tiap golongan. Di mana masing-masing golongan selalu mengedepankan kepentingan pribadi sehingga tidak tercapai solusi.

Perubahan Sosial Paska Revolusi Prancis

Setelah adanya revolusi Prancis, tatanan kehidupan masyarakat Prancis mulai mengalami perubahan besar-besaran. Revolusi Prancis telah membuat adanya sekuralisme dalam agama Kristen. Sekuralisme ini membuat agama dihilangkan dan diubah menjadi bidang sosial dan politik.

Teologi Kristen yang menyatakan agama Kristen satu-satunya agama yang benar, diganti dengan konsep inklusivisme dan pluralisme. Pada bidang organisasi keagamaan, konsep agama formal dihilangkan dan digantikan dengan konsep aktivitas.

Tidak hanya itu, revolusi Prancis telah membuat pemerintahan absolutisme dihilangkan. Dengan begitu munculnya paham liberal yang menggantikan sistem absolut. Paham liberal berkembang pesat ke berbagai penjuru dunia seperti Spanyol, Jerman, Rusia, Australia dan Italia.

Dengan adanya revolusi Prancis pula telah membuat berkembangnya paham seperti demokrasi, parlementer, republik dan paham lain yang mendukung adanya kebebasan. Adanya revolusi Prancis telah menghilangkan sistem golongan di masyarakat.

Negara memberikan kesempatan yang sama pada hak dan kewajiban bagi seluruh rakyat yakni untuk menentukan agama, pendidikan dan pekerjaan. Selain itu sistem glide yakni sistem peraturan dalam perdagangan juga dihapuskan.

Dengan dihapuskannya sistem tersebut, perdagangan dan industri di Prancis berkembang pesat. Kehidupan petani pun semakin mengalami peningkatan setelah dihapuskannya pajak feodal dan pemberian hak untuk memiliki tanah.

Hubungan Revolusi Prancis dengan Lahirnya Sosiologi

Revolusi Prancis telah membuat lahirnya berbagai paham baru. Lahirnya paham baru menimbulkan lahirnya sebuah ilmu baru seperti Sosiologi. Sosiologi lahir sekitar abad ke-19. Kelahiran Sosiologi ini dilatarbelakangi oleh adanya peristiwa revolusi Inggris dan revolusi Prancis.

Istilah sosiologi dikenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Auguste Comte. Auguste Comte hidup saat zaman Revolusi Prancis dan Napoleon Bonaparte. Ketika itu, kehidupan sosial mengalami kestabilan, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang kemudian membuat transformasi di tengah-tengah masyarakat Eropa.

Menurut Auguste Comte, revolusi sangat menentukan bagi sejarah manusia khususnya Prancis dan masyarakat Eropa. Ia kemudian memutuskan perlu adanya sebuah ilmu yang mempelajari masyarakat dan mengadakan masyarakat.

Dengan adanya ilmu tersebut, ia berharap terjadinya perkembangan menuju arah yang lebih baik untuk tujuan kehidupan bersama. Auguste Comte kemudian mulai menuangkan pemikirannya ke dalam sebuah buku.

Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1838 dengan judul Positive Philosophy. Dalam buku tersebut ia menyebarkan sebuah ilmu yang memiliki peranan untuk mempelajari perkembangan masyarakat dan dampak yang disebabkan oleh perubahan sosial. Ilmu tersebut kemudian dikenal dengan sosiologi.