Daftar isi
Apa itu Taman Nasional Tesso Nilo?
Taman Nasional Tesso Nilo adalah suatu kawasan pelestarian alam yang ditunjuk untuk tujuan perlindungan ekosistem esensial dataran rendah dan segala keanekaragaman hayati di dalamnya. Terletak di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, membuat Taman Nasional Tesso Nilo menjadi ruah yang baik untuk 60-80 ekor Gajah Sumatera (Elephas maximus).
Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo pertama kali ditetapkan pada tahun 2004 oleh Menteri Kehutanan dengan luas area sekitar 38 ribu hektare. Luas kawasan ditambahkan menjadi 83 hektare pada tahun 2009 melalui Keputusan Menteri Kehutanan. Luas lahan terus ditambah hingga saat ini luas lahan Taman Nasional Tesso Nilo sudah mencapai 568 ribu hektare.
Kawasan yang termasuk dalam wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang berada di kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Ada sepotong jalan milik PT. Riau Andalan Pup and Paper yang membelah taman nasional ini. Pemerintah povinsi berencana untuk memutuskan jalan ini untuk mengurangi kegiatan pembalakan liar atau illegal logging.
Sejarah Taman Nasional Tesso Nilo
Wilayah Tesso Nilo sebelum menjadi taman nasional adalah wilayah HPH PT Dwi Marta dan PT. Nanjak Makmur. Kondisi ini tertulis jelas pada Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 410/Kpts/Um/7/1974 pada tanggal 30 Juli 1974 Tentang Pemberian HPH Kepada PT. Dwi Marta seluas 120.000 ha dan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 231/Kpts/Um/3/1979 pada tanggal 27 Maret 1979 Tentang Pemberian HPH Kepada PT. Nanjak Makmur seluas 48.370 ha.
Pada tahun 1993 hingga 1994, wilayah kelolaan PT. Dwi Marta dipindahkan ke PT. Inhutani IV yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seluas 57.873 ha menurut Keputusan Menhut Nomor 362/Kpts-II/1993 dan SK Menhut Nomor 1039/Menhut-IV/1995. Kondisi ini berbeda dengan wilayah kelolaan PT. Nanjak Makmur yang diberikaan perpanjangan HPH pada taun 2000.
Wacana mengenai taman nasional baru muncul pada tahun 2001, dimana BKSDA mendukung Tesso Nilo sebagai kawasan konservasi. PHKA juga mendukung usulan Kepala Unit KSDA Riau dan WWF Indonesia untuk membentuk kawasan hutan produksi Tesso Nilo menjadi kawasan konservasi. Dukungan perombakan ini terus berdatangan dari DRPD, Bupati, dan Gubernur.
Akhirnya, pada tahun 2002, kekuasaan PT. Inhutani IV dicabut dari Tesso Nilo menurut KEPMENHUT Nomor 10258/Kpts-II/2002 Tentang Pencabutan KEPMENHUT Nomor 14/Kpts-II/1998. Surat Ketetapan Menteri Kehutanan mengenai perubahan fungsi Tesso Nilo sebagai Taman Nasional Tesso Nilo keluar pada taun 2004 dengan luas wilayah 38.576 ha.
Izin HPH PT. Nanjak Makmur berakhir pada tahun 2009, sehingga wilayah kelolaan tersebut juga dialihfungsikan menjadi Taman Nasional Tesso Nilo dengan luas wilayah 44.492 ha. Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: Sk. 6588/Menhut-VII/KUH/2014 Tentang Penetapan Kawasan Rutan Taman Nasional Tesso Nilo pun dikeluarkan dengan luas wilayah akhir 81.793 ha di Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.
Fauna dan Flora di Taman Nasional Tesso Nilo
Taman Nasional Tesso Nilo memiliki sedikitnya 360 jenis flora, 107 jenis burung, 50 jenis ikan, 23 jenis mamalia, 18 jenis amfibi, 15 jenis reptil, dan 3 jenis primata. Ekosistem Tesso Nilo yang termasuk dalam hutan hujan tropis membuatnya sebagai rumah yang baik untuk beberapa satwa liar, termasuk :
- Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)
- Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
- Tapir (Tapirus indicus)
- Rusa (Cervus timorensis russa)
- Siamang (Hylobathes sundactylus)
- Beruang madu (Helarctos malayanus)
Untuk burung, beberapa jenis burung langka dan dapat ditemukan di Taman Nasional Tesso Nilo adalah :
- Elang ular bido (Spilornis cheela)
- Alap-alap capung (Microchierax fringillarius)
- Kuau (Argusianus argus)
- Rangkong badak (Buceros sp)
- Pijantung kecil (Arachnothera longirostra)
Taman Nasional Tesso Nilo adalah kawasan hutan hujan tropika daratan rendah. Wilayah ini termasuk salah satu hutan daratan rendah yang masih tersisa di Pulau Sumatera. Alhasil, ada banyak flora yang tumbuh di taman nasioanl ini, mencapai 165 marga dan 57 suku. Ada sekitar 215 jenis tanaman pohon dan 305 jenis tanaman anak pohon yang tumbuh di taman ini. Vegetasi tumbuhan menutupi hampir 90% dari luas kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.
Selain itu, ada beberapa jenis tumbuhan yang sudah terancam punah dan masuk dalam data Uni Interansional untuk konservasi alam di Taman Nasional ini, beberapa diantaranya adalah :
- Kayu Batu (Irvingia malayana)
- Kempas (Koompasia malaccensis)
- Jelutung (Dyera polyphylla)
- Kulim (Scorodocarpus borneensis)
- Tembesu (Fagraea fragrans)
- Gaharu (Aquilaria malaccensis)
- Ramin (Gonystylus bancanus)
- Keranji (Dialium spp)
- Meranti (Shorea spp)
- Keruing (Dipterocarpus spp)
- Durian (Durio spp)
- Beberapa jenis Algaia spp
Dari hasil penelitian LIPI (2003), Taman Nasional Tesso Nilo juga memiliki 83 jenis tumbuhan obat dan 4 jenis tumbuhan racun ikan. Dua tanamana obat terpenting adalah pagago (Centella asiatica) dan patalo bumi (Eurycoma longifolia).
Fungsi Taman Nasional Tesso Nilo
Taman Nasional Tesso Nilo dikembangkan menjadi kawasan ekowisata, yaitu pengenalan flora fauna, pengetahuian dan budidaya masyarakat tradisional, serta pendidikan lingkungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Taman Nasional Tesso Nilo memiliki visi dan misi sebagai berikut :
- Visi Taman Nasional Tesso Nilo
“Mewujudkan Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo yang aman dan mantap sebagai Pusat Konservasi Gajah Sumatera yang memberikan manfaat optimal bagi kesejahteraan masyarakat” - Misi Taman Nasional Tesso Nilo
- Meningkatkan efektivitas pengelolaan Taman Nasional Tesso Nilo
- Mewujudkan pengelolaan Taman Nasional Tesso Nilo yang simbang antara kepentingan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
- Meningkatkan perlindungan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo dari berbagai tekanan dan gangguan melalui kegiatan preventif, preentif, dan represif, serta melalui pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan
- Meningkatkan peran serta masyarakat sekitar kawasan dan para pihak dalam pengelolaan Taman Nasional Tesso Nilo melalui kerjasama kemitraan dan/atau kolaborasi
- Meningkatkan manfaat Taman Nasional Tesso Nilo dalam pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan wisata alam dan pemanfaatan jasa lingkungan
- Mewujudkan Taman Nasional Tesso Nilo sebagai Pusat Konservasi Gajah (PKG) yang mampu menciptakan hubungan harmonis antara gajah dan manusia
- Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan mewujudkan jumlah sarana prasarana pengelolaan yang memadai
Permasalahan Taman Nasional Tesso Nilo
Walaupun terlihat megah, ada permasalahan yang masih dihadapi oleh Taman Nasional Tesso Nilo hingga hari ini, yaitu perambahan hutan. Ekosistem Tesso Nilo terbagi menjadi 3 kawasan hutan. Salah satu kawasan diberikan status konservasi taman nasional, sedangkan dua kawasan lainnya masih sebagai kawasan hutan produksi bekas hak pengusahaan hutan PT. Siak Raya Timber dan PT. Hutani Sola Lestari.
Selain itu, ekosistem Tesso Nilo juga dibagi menjadi 13 konsesi hutan tanamana industri dan 11 perusahaan kebun kelapa sawit. Khusus di lahan Taman Nasional Tesso Nelo sendiri, sekitar 20 ribu hektare lahan mengalami perambahan untuk ditanami kelapa sawit.
Kondisi ekonomi masyarakat sekitar dan permintaan kayu yang cukup tinggi membuat oembalakan liar menjadi semakin meningkat. Pengawasan yang lemah dari instansi pemerintah di bidang ini juga meningkatkan aktivitas pembalakan liar secara leluasa.
Degradasi hutan Tesso Nilo yang terus menerus berlangsung ini dapat mengancam kekayakan hayati yang ada. Habitat setiap fauna yang ada akan berkurang dan meningkatkan konflik antara masyarakat, perusahaan perkebunan, dan pelestarian fauna terancam. Konflik tersebut sering sekali diakhiri dengan terbunuhnya gajah atau harimau yang dianggap mengganggu.
Berdasarkan laporan tahunan Tamana Nasional Tesso Nilo tahun 2008, beberapa bentuk gangguan kasawan yang terjadi antara lain :
- Pencurian kayu dan penebangan liar oleh masyarakat, disinyalir untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu untuk pembuatan rumah warga di sekitar taman nasional.
- Penyerobotan kawasan hutan oleh masyarakat sekitar taman nasional untuk kepentingan perladangan
- Tumpang tindik penggunaan kawasan taman nasional dengan pemukiman masyarakat dan perusahaan
- Pembukaan lahan hutan untuk perladangan dan kebun oleh masyarakat yang bermukin di dalam taman nasional
Kegiatan dan Destinasi Wisata di Taman Nasional Tesso Nilo
Pemanfaatan Taman Nasional Tesso Nilo sebagai ekowisata memiliki beberapa kegiatan berizin didalamnya, misalnya berjalan di hutan, pengguaan gajah latih, berkemah, dan bersepeda. Konsep ekowisata di taman ini menggabungkan wisata pemandangan alam dan pengamatan terhadap flora fauna. Selain itu, anda juga dapat menemukan 9 trek ekowisata di taman ini, termasuk trek patroli gajah, sungai, jelajah hutan, sepeda, dan kano.
Dalam Taman Nasional Tesso Nilo, sudah terdapat beberapa paket wisata untuk keluarga dan rombongan yang dapat dipilih saat berkunjung, beberapa diantaranya adalah :
- Elephant Care
Elephant care merupakan salah satu kegiatan wisata di Taman Nasional Tesso Nilo, dimana anda dapat ikut memberi makan Gajah Sumatera.
Bila waktu berkunjung anda tepat, anda juga dapat melihat keterampilan atraksi gajah dan memandikan gajah. Paket ini memiliki harga sekitar 1,2 juta rupiah untuk 1 grup (maksimal 6 orang) dengan durasi selama 8 jam.
- Safari Gajah
Safari gajah adalah kegiatan di Taman Nasional Tesso Nilo yang diperuntukkan bagi pengunjung anak-anak diatas 5 tahun. Anda dapat menunggangi gajah di sekitar camp flying squad selama 30 menit. Biaya yang perlu disiapkan adalah sekitar 500 ribu rupiah per grup (maksimal 6 orang) selama 1 jam.
- Sialang Ecotour
Sialang ecotour adalah tur melihat pohon sialang dan sarang madu. Jika anda datang diwaktu yang tepat, anda juga dapat melihat proses panen dan pengemasan madu. Paket ini dibandrol dengan harga 500 ribu rupiah per grup selama 3 jam.
- Susur Sungai Nilo
Menyusuri sungai nilo dapat dilakukan menggunakan pemompong selama 1 sampai 3 jam sesuai jarak yang pilih. Untuk paket wisata ini, anda memerlukan biaya sewa pompong atau klotok sebesar 250 ribu rupiahper orang per hari.
- Paddle Tour
Paddle tour merupakan kegiatan bersepeda wisata, diperuntukan untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Taman Nasional Tesso Nilo menggunakan sepeda.
Tentunya, kegiatan ini disertai seorang guide dengan biaya 100 ribu rupiah per grup selama 3-4 jam perjalanan. Sebagai catatan, lokasi Taman Nasional Tesso Nilo tidak menyediakan persewaan sepeda sehingga pengunjung wajib membawa sepedanya masing-masing.
- Penginapan Flying Squad
Didalam Taman Nasional Tesso Nilo, ada penginapan di Flying Squad dengan menggunakan homestay. Biasanya, per homestay dibandrol dengan harga 350 ribu rupiah per malam. Bila anda ingin menyewa hanya perkamar saja, biaya yang dikenakan umumnya 150 ribu rupiah per malam.