Joseph Schumpeter adalah seorang ekonom yang lahir pada tanggal 8 Februari 1883. Tidak hanya menjadi seorang ekonom, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Austria. Schumpeter termasuk ekonom yang terkenal pada abad ke-20.
Salah satu karya yang fenomenal adalah destruksi kreatif dalam ekonomi. Pada tahun 1909, Schumpeter pernah menjabat sebagai profesor ekonomi dan pemerintahan di sebuah Universitas Czernowitz. Schumpeter menikah sebanyak 3 kali dan terakhir ia menikah dengan seorang profesor bernama Elizabeth.
Schumpeter dapat dikatakan sebagai orang pertama yang mendalami tentang pertumbuhan ekonomi. Penjelasan ini ditulisnya pada tahun 1911, melalui karyanya yang berjudul Theorie der Wirtschaftlichen Entwicklung.
Kemudian buku tersebut dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Theory of Economic Development yang di mana memasukkan unsur entrepreneurship di dalamnya. Di dalam teori tersebut menjelaskan peran entrepreneur dalam inovasi ekonomi.
Berikut ini selengkapnya mengenai teori pertumbuhan ekonomi menurut Schumpeter.
Teori fenomenal dari Schumpeter dikenal dengan nama creative destruction atau penghancuran ekonomi. Hal ini berarti adanya membongkar adanya praktik-praktik yang sudah lama guna membuka jalan inovasi. Teori ini mendorong adanya kapitalisme dalam ekonomi. Adanya teori penghancuran ekonomi Schumpeter merupakan inovasi dalam bidang manufaktur sehingga dapat meningkatkan hasil produksi.
Keberadaan Creative Destruction mengenalkan adanya produk, ide-ide yang lebih fresh, teknologi baru. Pengenalan hal-hal baru dalam ekonomi untuk menganggantikan ide-ide lama sehingga muncul yang namanya inovasi. Salah satu pendorong dari penghancuran kreatif adalah keberadaan inovasi. Tidak akan ada penghancuran kreatif jika tidak ada inovasi.
Begitupun tanpa adanya seorang inovator maka tidak akan ada perubahan dalam penghancuran kreatif. Penghancuran kreatif mementingkan keberadaan aktor serta gagasan baru sehingga inovasi-inovasi tersebut dapat muncul. Sekalipun telah memiliki ide baru namun tidak memiliki seorang inovator, maka penghancuran kreatif tidak akan berlangsung. Sebab, keduanya menjadi kunci berjalannya creative destruction.
Inovator yang dimaksud dalam hal ini adalah seorang pengusaha. Di mana pengusaha bukanlah seseorang yang memiliki skill manajemen yang biasa saja melainkan seseorang yang Inovasi dalam creative destruction terdiri dari:
Keberadaan proses penghancuran kreatif akan menimbulkan adanya persaingan antara teknologi dengan produk lama dan baru. Keberadaan produk baru harus terbukti lebih efektif serta unggul dibandingkan dengan produk lama. Maka dari itu, hal tersebut dapat menimbulkan adanya persaingan di antara produk lama dengan produk baru.
Untuk menemukan inovasi dalam perusahaan bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, biasanya para pengusaha melakukan cara terbaik untuk mendapatkan produk yang sesuai. Mereka membutuhkan banyak pertimbangan untuk mengganti semua hal lama yang sudah dijalaninya dengan hal-hal baru. Hal yang menjadi pertimbangan adalah apakah inovasi ini dapat membawa keunggulan pada perusahaan.
Teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter tidak memperhatikan aspek pertumbuhan penduduk dan keterbatasan sumber daya. Hal itu tersebut bukanlah bagian penting dari perkembangan ekonomi bagi suatu negara.
Justru hal terpenting dari pertumbuhan ekonomi menurut Schumpeter adalah adanya inovasi dari seorang pengusaha atau wirausaha. Oleh karena itu, ia memasukkan unsur entrepreneurship dalam teorinya.
Teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter berlainan dengan teori pertumbuhan ekonomi klasik yang digagas oleh para pendahulunya. Mereka lebih memfokuskan pada dampak pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Schumpeter justru menekankan pada usaha para aktor dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Dalam hal ini yang dimaksud adalah para pengusaha. Teori pertumbuhan ekonomi yang digagas oleh Schumpeter berfokus pada peranan seorang wirausaha yang memiliki sikap inovatif.
Intinya, keberadaan teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter mendobrak praktik-praktik lama dalam ekonomi agar sumber daya dan energi baru dapat dikembangkan lebih inovatif. Inovasi sangat dibutuhkan untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi menurut Schumpeter.
Menurutnya, pembangunan ekonomi merupakan hasil natural dari kekuatan dalam pasar yang diciptakan untuk mendapatkan keuntungan. Berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter memposisikan ekonomi sebagai hal yang bersifat dinamis dan organik.
Tentunya hal tersebut bertentangan dengan model matematika statis yang dirancang oleh Ilmu Ekonomi Tradisional Crambidge. Tujuan akhir dari pasar bukanlah bermuara pada keseimbangan. Sebaliknya, banyak perubahan yang naik turun dan berlangsung secara terus menerus kemudian dibentuk kembali dan digantikan oleh adanya persaingan atau inovasi.
Dengan adanya inovasi lewat cara mengenalkan teknologi, dapat memberikan kentungan lebih pada perusahaan. Di mana hal tersebut merupakan sumber pendapatan yang penting bagi total kapital pada perusahaan yang memperkenalkan teknologi baru.
Hanya saja, keuntungan yang dihasilkan bersifat monopolistik. Hal ini dikarenakan hanya beberapa perusahaan yang menggunakan teknologi baru tersebut. Keuntungan monopolistik itu tidak akan tetap, bisa saja bertambah atau justru menurun.
Hal ini dikarenakan seiring dengan waktu berjalan, pengenalan teknologi baru akan membuat adanya peniruan oleh beberapa perusahaan lain. Hal inilah yang akan membuat turunnya keuntungan monopolistik.
Sebab, inovasi yang dilakukan sudah menyebar dan dilakukan oleh beberapa perusahaan sehingga hal tersebut bukan lagi hal yang baru. Teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter berkaitan dengan penghancuran kreatif.
Di mana salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kewirausahaan. Wirausaha merupakan aktor dalam penghancuran kreatif. Seorang wirausaha merupakan seseorang akan mengembangkan produk, teknologi serta memperluas pasar yang telah ada.
Sebagai seorang agen dalam penghancuran kreatif, mereka yang akan bertanggung jawab dalam mengawasi pengaturan perubahan yang terjadi. Selain itu, mereka juga bertugas untuk memberikan pemahaman kepada para staff internal serta konsumen.
Mereka akan menjelaskan mengenai perubahan yang akan dilakukan dan bagaimana dengan dampaknya pada perusahaan. Dengan begitu, seorang wirausaha atau pengusaha yang akan mengendalikan penuh proses penghancuran kreatif.
Selanjutnya hal yang tidak kalah penting dalam teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter adalah modal. Untuk dapat melakukan perubahan secara menyeluruh dan besar-besaran membutuhkan biaya yang besar.
Ketika mengadakan perubahan, perusahaan harus siap dengan segala risikonya termasuk dengan biaya atau finansial yang akan dikeluarkan. Biaya-biaya ini akan digunakan untuk membuat produk baru, metode baru bahkan membuka pasar-pasar baru.
Selain itu, biasanya biaya juga digunakan untuk proses pengembangan iniovasi atau riset. Penelitian perlu dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan langkah bijak saat melakukan perubahan. Biasanya perusahaan akan menggunakan modal ventura saat melakukan penghancuran kreatif.