Daftar isi
Sosiologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial yang lahir sebagai akibat dari perkembangan sosial pada zamannya. Lahirnya sosiologi ini dikaitkan dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di Eropa Barat pada akhir abad XV.
Ada dua faktor utama yang melatarbelakangi lahirnya ilmu sosiologi, yakni kekuatan-kekuatan sosial dan kekuatan-kekuatan intelektual (perkembangan ilmu pengetahuan). Lebih jelasnya, sosiologi ini muncul karena adanya revolusi politik pasca revolusi Perancis, kebangkitan sistem kapitalisme, urbanisasi dan munculnya paham sosialisme.
Sosiologi berkembang menjadi dua kelompok yakni teori sosiologi klasik dan teori sosiologi modern. Kedua teori ini memiliki perbedaan dalam kajiannya. Teori sosiologi klasik memusatkan analisanya pada pemikiran tokoh-tokoh sosiologis pada awal perkembangan sosiologi. Sedangkan teori-teori sosiologi modern mengacu berfokus pada aliran-aliran pemikiran dalam sosiologi.
Ilmu sosiologi adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Sosiologi mempelajari manusia baik secara individu, maupun kelompok dalam interaksinya dengan yang lain. Untuk memahami manusia, dibutuhkan suatu konsep yang disebut teori.
Teori adalah seperangkat pernyataan-pernyataan yang secara sistematis saling berkaitan sebagai tinjauan fenomena dengan maksud memberikan eksplorasi danĀ prediksi. Dengan adanya teori, fenomena yang terjadi dapat diartikan dengan prediksi-prediksi yang muncul.
Oleh karena itu, pada akhirnya para sosiolog menciptakan sebuah teori yang nantinya akan terus digunakan ketika mengkaji ilmu sosiologi yang salah satunya disebut dengan teori sosiologi modern. Teori sosiologi modern merupakan teori yang sudah mengalami perkembangan.
Dinamakan teori sosiologi modern dikarenakan teori ini berkembang pada masa dunia memasuki tahap modern yakni selama pertengahan tahun 1900-an. Penggunaan teori juga memudahkan para sosiolog untuk mengamati peristiwa dan fenomena sosial lainnya yang ada dalam masyarakat.
Dalam teori sosiologi modern, perbedaan yang menonjol dari teori klasik sebelumnya ialah karena lebih terfokus pada tiap aliran-aliran pemikiran sosiologi. Adapun ciri-ciri teori sosiologi modern adalah, sebagai berikut:
1. Spesialisasi Bidang Ilmu
Ciri utama sosiologi modern adalah terjadinya spesialisasi terus menerus pada berbagai bidang ilmu sosiologi. Para sosiolog di era ini cenderung terfokus ke dalam beberapa aliran tertentu saja, sehingga fokus kajian dalam penelitiannya menghasilkan teori-teori baru yang mampu mengembangkan ilmu sosiologi.
Dalam artian, satu tokoh sosiologi biasanya hanya akan mengemukakan pandangannya dalam satu fenomena atau yang berkaitan dengan fenomena yang mereka amati.
2. Fokus Kajian Mendalam
Selanjutnya, ciri teori sosiologi modern ialah fokus kajian mendalam para sosiolog. Para tokoh sosiolog yang hanya terfokus dalam beberapa aliran saja, karena bertujuan untuk melakukan penelitian lebih jauh guna mendapatkan hasil yang diharapkan.
Hal ini dikarenakan para sosiolog di masa ini untuk mempelajari dan mengamati fenomena-fenomena sosial secara menyeluruh baik dari tindakan, struktur sosial, konflik, pertukaran sosial, perkembangan budaya hingga feminisme atau pergerakan kaum wanita.
3. Munculnya Teori-teori Sosiologi Baru
Pada era modern ini, sosiolog berhasil mencetuskan teori-teori sosiologi baru karena pengamatannya yang mendetail tehadap suatu fenomena sosial yang ada di masyarakat. Teori-teori yang dicetuskan oleh para sosiolog abad ini mampu menjadi teori yang hingga saat ini menjadi teori yang penting digunakan dalam mengamati fenomena sosial yang semakin kompleks seperti konflik-konflik masyarakat.
Karena dalam teori sosiologi modern ini tercipta teori-teori sosial baru, yang mana setiap teori tentu berawal dari ide atau pemikiran seorang sosiolog. Adapun tokoh-tokoh dalam teori sosiologi modern, antara lain:
1. George Herbett Mead
Tokoh sosiologi modern yang pertama ialah George Herbett Mead. G.H Mead adalah teoritikus terkenal yang mencetuskan teori interaksionisme simbolik. Lahir pada tahun 1863 di Massachussets, Amerika Serikat. Kontribusi besarnya ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap proses sosial masyarakat.
Mead dalam teorinya ini berasumsi bahwa manusia membentuk makna melalui proses komunikasi. Berkat adanya teori ini, interaksi sosial yang terjadi dapat dipahami melalui penggunaan simbol-simbol yang memiliki makna sehingga memicu interaksi antara individu datu dengan individu lainnya.
2. Harold Garfinkel
Salah seorang pemikir di era sosiologi modern ialah Harold Grafinkel yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 1917. KontribusiĀ yang diberikan Grafinkel adalah sebuah metodologi yang disebut ethnometodologi, yang dipengaruhi oleh aliran fenomenologi.
Etnometodologi merupakan sebuah metode yang fokus kajiannya pada tatanan sosial dalam perspektif stabilitas relasi sosial yang ada di masyarakat. Dalam artian, ethnometodologi ini digunakan sebagai cara atau teknik yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya dalam memaknai dunia sosial disekitarnya.
3. Jurgen Habermas
Tokoh sosiologi modern selanjutnya ialah Jurgen Habermas. Habermas merupakan tokoh teori kritis aliran Frankfurt generasi kedua yang lahir pada tahun 1929. Kontribusi yang ditorehkan Habermas dalam ilmu sosial ialah pemikirannya tentang tindakan komunikatif, ruang publik dan bahasa.
Kajiannya mengenai ruang publik menjelaskan proses bangkit dan terpuruknya ruang demokrasi di Eropa dari abad 18 sampai abad ke-20. Habermas megemukakan bahwa salon dan cafe sebagai ruang diskusi sosial dan politik pada masanya. Kemudian berkembang ke surat kabar dan sekarang beralih pada internet sebagai potensi terbau ruang publik yang ideal.
4. Erving Goffman
Erving Goffman merupakan sosiolog yang lahir di Manville, Kanada pada tahun 1992. Goffman dikenal sebagai salah satu tokoh sosiologi mikro dengan fokus kajiannya mengenai interaksi sosial. Kontribusi teoritis yang diberikan Goffman pada ilmu sosiologi adalah konsep yang dikenal dengan sebutan dramaturgi yakni sebuah teori yang melihat dunia seperti panggung sandiwara.
Goffman melihat adanya interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya sebuah panggung teater dengan tiap individu sebagai aktornya. Menurutnya, dalam interaksi sosial ini terdapat istilah depan panggung dan belakang panggung, yang mana individu yang berperan pada depan panggung memiliki setting dan audiens tertentu.
Sedangkan belakangĀ panggung sebagai tempat dimana individu melakukan peran sosialnya. Goffman menuliskan teori sosiologinya ini ke dalam sebuah buku yang disajikan dengan bahasa yang ringan.
5. Michel Foucault
Michel Foucault adalah salah satu pemikir yang memiliki pengaruh besar pada abad ke-20. Michel Foucault dilahirkan pada tahun 1926 di Perancis. Tidak hanya dibidang sosiologi, Foucault banyak menaruh minatnya dibidang pengetahuan, institusi, kriminologi filsafat dan politik.
Studinya mengenai genealogi ilmu, membuat Foucault berhasil memperiodisasikan sistem pemikiran masyarakat Barat, ke dalam tiga peride: era rennaisans, era klasik dan era modern. Ia juga menjadi pemikir dalam teori sosiologi poststrukturalisme yang menjadikannya tokoh sosiologi modern yang paling banyak dikutip.