Kenali 5 Faktor Penyebab Erosi

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kondisi geografis Indonesia yang bermacam-macam dapat memberi dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Jika dilihat dari dampak positif, Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna.

Namun, tidak menampik fakta bahwa kondisi geografis Indonesia juga memiliki potensi terjadinya bencana alam. Salah satu bencana alam yang mungkin terjadi di Indonesia adalah erosi. Lantas, apa pengertian dari erosi?

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), erosi adalah perubahan bentuk tanah atau batuan karena kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat, hingga organisme hidup. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), erosi merupakan pengikisan permukaan bumi oleh beberapa tenaga seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang.

Secara garis besar, erosi atau pengikisan adalah proses hanyutnya tanah. Erosi dapat terjadi secara alami maupun perbuatan manusia. Satu contoh dari erosi yang disebabkan oleh perbuatan manusia antara lain erosi di lereng gunung berapi yang terjadi karena penebangan pohon di hutan dalam jumlah besar.

Selain penggundulan hutan, aktivitas pembangunan yang dilakukan manusia juga berpengaruh pada keutuhan tanah. Bencana erosi dapat mengakibatkan beberapa hal, seperti lahan pemukiman yang terus menipis, hilangnya kandungan mineral dalam tanah, penurunan kemampuan tanah untuk menyerap air, hingga tanah menjadi tandus.

Faktor Penyebab Erosi

Erosi dapat terjadi karena faktor-faktor alami serta aktivitas manusia. Beberapa faktor alami penyebab erosi seperti topografi, iklim, kondisi tanah, dan vegetasi. Sementara faktor manusia terjadi karena kebutuhan yang terus berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasan faktor penyebab erosi.

  1. Topografi

Seperti yang diketahui, topografi adalah bentuk permukaan bumi atau kenampakan bumi secara alami maupun buatan. Relief atau kenampakan bumi berbeda-beda di setiap wilayahnya. Hal tersebut dikarenakan tinggi-rendahnya permukaan bumi, seperti permukaan laut, kemiringan, hingga bentuk lereng.

Mengapa topografi menjadi faktor penyebab erosi? Rupanya, kemiringan atau bentuk permukaan bumi yang berbeda itu memicu adanya erosi. Semakin besar kemiringan suatu lereng, maka erosi dapat terjadi dengan mudah. Lereng yang miring dapat menyebabkan energi kinetik aliran air semakin besar.

Misalnya saja di daerah dengan kemiringan tanah yang cukup tinggi, maka hujan yang turun di lokasi tersebut akan mudah mengikis tanahnya. Air atau hujan yang mengalir di lokasi dengan kemiringan yang tinggi akan menyebabkan erosi terjadi dengan cepat daripada lokasi dengan tanah yang datar.

  1. Iklim

Iklim menjadi tanda atau karakter cuaca yang terjadi di suatu daerah. Beberapa unsur di dalam iklim yang dapat menjadi penyebab erosi adalah curah hujan dan suhu. Intensitas hujan yang tinggi di suatu daerah akan menimbulkan erosi yang tinggi pula.

Energi kinetik akibat hujan yang jatuh ke atas tanah dapat memicu pecahnya agregat atau komponen pada tanah. Terlebih bila terjadi hujan deras dengan intensitas tinggi, dalam waktu singkat pun erosi kecil dapat terjadi. Jika jumlah hujan dan intensitas yang terjadi cukup tinggi, maka erosi tanah yang terjadi juga tinggi.

Tidak hanya intensitas hujan yang tinggi saja, daerah dengan frekuensi badai serta terpaan angin yang tinggi dapat mudah mengalami erosi. Partikel-partikel tanah dengan mudah terbawa oleh angin yang intensitasnya cukup besar.

Daerah yang mudah mengalami erosi karena faktor angin seperti misalnya di pantai dan gurun pasir. Partikel tanah yang berpasir di dua lokasi tersebut akan mudah berpindah menuju tempat lain karena diterpa angin yang besar.

  1. Kondisi Tanah

Kondisi tanah termasuk faktor penyebab erosi karena tekstur serta struktur tanahnya yang berbeda. Selain itu, jumlah bahan organik serta daya serap air juga berpengaruh pada mudah atau tidaknya suatu tanah terjadi erosi.

Tanah dengan tekstur halus umumnya paling rentan terhadap erosi. Ketika arus air lewat, tanah dengan tekstur halus akan mudah rusak. Selain itu, tanah dengan kandungan organik yang rendah serta kedap air juga rentan terjadi erosi.

Namun beda halnya dengan tanah berstruktur balok atau bundar, biasanya lebih tahan terhadap erosi. Hal tersebut dikarenakan tanah jenis ini dapat menyerap air lebih banyak. Tanah berstruktur balok juga memiliki daya serap air serta kandungan organik yang tinggi. Oleh karena itu, tanah jenis ini tahan terhadap erosi.

Tidak hanya tekstur tanah saja, aktivitas tektonik juga memicu terjadinya erosi. Aktivitas tektonik yang perlahan-lahan membentuk lanskap atau bentang alam dapat menimbulkan erosi pada suatu daerah.

  1. Vegetasi

Menurut KBBI, vegetasi adalah kehidupan tumbuh-tumbuhan. Kehidupan tumbuhan ini membentuk komunitas dalam suatu ekosistem. Vegetasi dapat menjadi faktor penyebab sekaligus memperlambat erosi.

Suatu daerah yang penuh dengan pohon, semak, serta tanaman, akan sulit terjadi erosi karena memiliki pelindung atau penyangga tanah. Daerah dengan vegetasi lebat dapat ditemukan di hutan rimba atau tanah dengan rumput tebal.

Sementara itu, daerah yang tidak memiliki vegetasi akan rawan terjadi erosi. Seperti misalnya pada gurun pasir yang tidak mempunyai vegetasi lebat, maka erosi mudah terjadi di daerah tersebut.

  1. Aktivitas Manusia

Faktor penyebab erosi yang terakhir adalah aktivitas manusia. Salah satu aktivitas yang marak terjadi belakangan ini adalah penggundulan hutan. Penggundulan hutan dengan cara penebangan pohon tentu memicu terjadinya erosi. Tidak adanya vegetasi di hutan dapat membuat tanah mudah terkikis karena tidak memiliki pelindung.

Selain penggundulan hutan, aktivitas manusia lainnya yang memicu erosi adalah hilangnya lahan pertanian yang diubah menjadi pemukiman. Penggunaan pupuk yang berpengaruh pada struktur tanah juga masuk ke dalam faktor penyebab erosi. Sebab, kondisi tanah akan berubah dan rentan dengan pengikisan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn