Daftar isi
Dalam menjalankan usahanya, sebuah perusahaan tentu membutuhkan sumber daya ekonomi sebagai modal dalam perputaran usahanya tersebut.
Diantara sumber daya ekonomi itu adalah aktiva atau asset yang dimiliki perusahaan, baik berupa benda ataupun hak yang dikuasai perusahaan yang merupakan hasil perolehan dari transaksi di periode sebelumnya.
Berdasarkan konvertibilitasnya, aktiva ini dibagi menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap.
Dan yang akan kita bahas kali ini adalah aktiva tetap atau yang sering disebut aktiva jangka panjang dan aktiva tidak lancar.
Pengertian Secara Umum
Aktiva lancar adalah setiap benda yang memiliki nilai ekonomis yang dimiliki perusahaan yang sifatnya tetap dan tidak mudah dikonversikan menjadi kas.
Pengertian Tetap Menurut Ahli
Beberapa penjelasan mengenai definisi aktiva tetap menurut para ahli adalah sebagai berikut :
“Aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terusmenerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”. (Sofyan Safri H. Akuntansi Aktiva Tetap. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, Hal 20)
Aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjualbelikan.
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif.
Dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aset tetap adalah aset yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Pengertian Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 paragraf 5
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. (Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta, 2004, No 16 Paragraf 5)
Beberapa karakteristik dari sebuah aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Menurut Jerry J. Weygandt (2007), karakteristik aktiva tetap adalah:
Menurut Soemarso S.R (2005), karakteristik aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Aktiva tetap bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
Aktiva tetap berwujud adalah segala aktiva yang mempunyai wujud fisik dan sifatnya relatif permanen serta dapat mengalami penyusutan nilai.
Contohnya antara lain:
Aktiva tetap tak berwujud yaitu aktiva yang tidak memiliki wujud fisik dan tidak mengalami penyusutan nilai.
Aktiva tetap tak berwujud biasanya berbentuk hak-hak usaha, seperti:
Ada beberapa cara dalam memperoleh aktiva tetap, yaitu sebagai berikut:
Secara umum, perolehan aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehan aktiva tersebut.
Harga perolehan aktiva tetap terdiri dari:
Adapun apabila ada potongan harga atau diskon maka akan mengurangi harga perolehan.
Untuk aktiva tetap yang diperoleh secara kredit dan menimbulkan beban bunga, maka beban bunga tersebut tidak dicatat ke dalam harga perolehan, melainkan harus dicatat tersendiri.
Beberapa jenis pengeluaran yang muncul dalam perolehan dan penggunaan aset tetap dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
Yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk mendapat manfaat yang akan didapat dalam lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran-pengeluaran ini harus dimasukkan ke dalam rekening aktiva yang bersangkutan (dalam harga perolehan).
Contohnya antara lain : biaya produksi untuk pembelian mesin produksi, biaya balik nama tanah, dan sebagainya.
Yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk mendapat manfaat yang hanya bisa dirasakan selama satu periode akuntansi.
Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dibukukan dalam rekening khusus, yaitu rekening biaya.
Contohnya adalah pembelian oli kendaraan, biaya reparasi mobil, dan lain sebagainya.
Harga perolehan aktiva tetap yaitu setiap pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap sampai aktiva tersebut siap digunakan.
Berikut beberapa ketentuan dari harga perolehan aktiva tetap :
1. Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai
Harga perolehan aktiva ditetapkan berdasarkan harga beli, ditambah dengan biaya-biaya yang muncul sampai aktiva tersebut siap digunakan seperti:
2. Aktiva tetap yang dibangun sendiri
Harga perolehannya adalah berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu pembangunan aktiva tersebut sampai siap digunakan, seperti biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, dan lain-lain.
3. Aktiva tetap yang diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva bukan kas
Harga perolehannya ditetapkan berdasarkan harga pasar aktiva yang diserahkan atau yang diterima, bergantung kepada harga pasar aktiva mana yang dianggap lebih wajar.
4. Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan
Harga perolehan aktiva ini didasarkan pada harga pasar aktiva yang diterima dengan harga taksiran yang wajar.
5. Aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan.
Harga perolehan aktivanya ditetapkan berdasarkan harga perolehan gabungan dengan perbandingan yang wajar.
Penggunaan aktiva tetap dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan penurunan manfaat atau aus.
Oleh karenanya perlu dilakukan penghitungan terhadap nilai penyusutan aktiva tetap tersebut.
Ada tiga jenis metode dalam penetapan penyusutan aktiva tetap, yaitu:
1. Metode Garis Lurus (Straigth Line Method)
Yakni metode penghitungan penyusutan yang ditetapkan sama setiap periodenya.
Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Umur Ekonomis
Metode garis lurus ini adalah metode penyusutan yang paling sederhana, akan tetapi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika menggunakan metode ini, yaitu:
2. Metode Jam Kerja (Service Hours Methode)
Yaitu metode penghitungan penyusutan aktiva tetap berdasarkan jumlah jam kerja yang digunakan.
Rumus untuk metode penyusutan jam jasa adalah:
Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Residu) : Jam Jasa
3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Your Digit Method)
Penentuan penyusutan melalui metode jumlah angka tahun adalah dengan mengalikan bagian pengurang yang nilainya selalu menurun pada tiap tahunnya dengan harga perolehan setelah dikurangi nilai residu.
4. Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Yakni penyusutan aktiva tetap didasarkan pada persentase tertentu yang dihitung dari harga buku tahun yang bersangkutan.
Rumusnya:
penyusutan aktiva tetap metode menurun ganda adalah Penyusutan = {2 x (100% : umur ekonomis)} x Harga buku aktiva tetap.
5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)
Yakni beban penyusutan aktiva tetap berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode tertentu.
Beban Penyusutan = Jumlah satuan produk yang dihasilkan × Tarif penyusutan per satuan produk
Tarif penyusutan per satuan produk = Harga Perolehan Nilai Residu ÷ j total produk yang dihasilkan
Soal 1
PT Nusa Bangsa membeli sebuah mesin produksi seharga Rp100.000.000 dengan biaya pajak pembelian sebesar 10%. Biaya yang dikerluarkan untuk mengangkut mesin tersebut ke pabrik adalah sebesar 1.500.000. tentukan harga perolehan aktiva tetap tersebut dan buatkan jurnalnya!
Jawab:
Harga perolehan aktiva :
Harga Beli = Rp100.000.000,00
PPn 10% = Rp 10.000.000,00
Beban pengangkutan = Rp 1.500.000,00
Jumlah harga perolehan = Rp 111.500.000,00
Kas yang dibayar Rp 111.500,00
Jurnal:
Peralatan | Rp. 111.500.000,00 |
Kas | Rp. 111.500.000,00 |
Soal 2
Perusahaan Maju Jaya membeli sebuah kendaraan untuk operasional perusahaan seharga Rp200.000.000 sudah termasuk pajak. Biaya balik nama kendaraan adalah Rp. 5.000.000 dan biaya pengangkutannya sebesar 500.000. dari jumlah itu baru dibayar tunai Rp50.000.000 dan sisanya akan diangsur dalam waktu 20 bulan.
Cicilan perbulan sebesar Rp10.000.000 dengan bunga flat sebesar Rp150.000 per bulan.
Hitunglah harga perolehan aktiva tetap dan buatkan jurnalnya.
Jawab :
Karena besarnya bunga sama setiap bulannya, maka:
Harga Perolehan awal :
Harga Kendaraan = Rp. 200.000.000
Biaya balik nama = Rp. 5.000.000
Biaya pengangkutan = Rp. 500.000
Total harga perolehan = Rp. 205.500.000
Saldo pinjaman = Harga perolehan – Uang muka = Rp 205.500.000 – Rp 50.000.000 = Rp 155.500.000
Harga Perolehan = Cicilan + Bunga
= (Rp10.000.000 x 20) + (Rp150.000 x 20)
= Rp200.000.000 + Rp 3.000.000
= Rp203.000.000
Jurnal pada saat transaksi:
Kendaraan | Rp. 220.000.000,00 |
Kas | Rp. 20.000.000,00 |
Hutang | Rp. 200.000.000,00 |
Jurnal pada saat cicilan pertama :
Hutang | Rp. 10.000.000,00 |
Bunga Pinjaman | Rp. 150.000,00 |
Cash | Rp. 10.150.000,00 |