3 Bentuk Organisasi Sosial dalam Masyarakat

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), organisasi merupakan kesatuan atau susunan yang terdiri dari bagian-bagian (struktur/orang) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu.

Sementara itu menurut Max Weber, organisasi diartikan sebagai suatu batasan-batasan (boundaries), oleh karena itu individu yang melakukan hubungan interaksi dengan individu lain tidak berdasarkan keinginan sendiri. Para individu tersebut dibatasi oleh berbagai aturan tertentu.

Organisasi memiliki berbagai bentuk, salah satunya yaitu organisasi sosial yang ada di dalam masyarakat. Soerjono Soekanto mendefinisikan organisasi sosial yaitu sebagai kesatuan-kesatuan hidup yang berdasarkan persamaan kepentingan dengan organisasi yang tetap sebagai sebuah asosiasi.

Asosiasi diartikan sebagai sekelompok individu yang memiliki persamaan kepentingan, tujuan, minat, hobi, dan membangun sebuah organisasi yang sifatnya permanen.

Karakteristik organisasi sosial menurut Steiner dan Berelson, yaitu sebagai berikut;

  • Hierarki, artinya adanya pola wewenang dan kekuasaan yang terstruktur. Setiap anggota organisasi memiliki peran dan status tertentu.
  • Formalitas, artinya terdapat aturan, metode, ketentuan, kebijakan, strategi, dan tujuan yang dipakai sebagai pedoman dalam berorganisasi.
  • Ukuran organisasi, apabila suatu organisasi memiliki jumlah anggota yang besar, maka hubungan yang terjalin antaranggota tidak dekat/intens.
  • Durasi, keberlangsungan suatu organisasi pada umumnya lebih lama daripada anggota yang bergabung.

Pada umunya, terdapat tiga bentuk organisasi sosial dalam masyarakat. Berikut penjelasannya.

1. Organisasi Sosial Kemasyarakatan

Organisasi sosial kemasyarakatan memiliki karakteristik sebagai berikut;

  • Sistem keanggotaan bersifat terbuka.
  • Terdapat struktur (tugas dan wewenang), aturan, serta hubungan kerja yang tersusun rapi.
  • Terdapat berbagai tujuan, visi, dan kepentingan yang sama pada setiap anggota organisasi.

Tujuan adanya struktur pada organisasi sosial kemasyarakatan yaitu untuk mengontrol, mengawasi, dan memotivasi setiap anggota dalam meraih tujuan bersama. Selain itu, tujuan struktur yang lain adalah untuk mengendalikan para anggota agar senantiasa bekerjasama dalam mengelola seluruh sumber daya dan potensi yang ada dalam organisasi.

Contoh organisasi sosial kemasyarakat, yaitu sebagai berikut;

  • Pemerhati Anak Nusantara (Pena Nusantara)
  • Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI)
  • Laskar Merah Putih Indonesia

2. Organisasi Sosial Keagamaan

Organisasi sosial keagamaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut;

  • Sistem keanggotaan bersifat semi terbuka, artinya hanya individu yang beragama tertentu bisa bergabung ke dalam bentuk organisasi ini.
  • Struktur dan aturan bersifat formal / resmi.
  • Implementasi/penerapan kegiatan organisasi bersifat terbuka dan kekeluargaan.

Contoh organisasi sosial keagamaan, yaitu;

Islam

  • Majelis Ulama Indonesia (MUI)
  • Dewan Masjid Indonesia (DMI)
  • Muslimat NU
  • Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI)
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Kristen

  • Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injil Indonesia (PGLII)
  • Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAK)
  • Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
  • Bala Keselamatan Indonesia

Katolik

  • Konferensi Waligereja Indonesia
  • Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK)

Hindu

  • Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
  • Prajaniti Hindu Indonesia
  • Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah Indonesia)

Buddha

  • Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi)
  • Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Megabudhi)

Khonghucu

  • Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin)

3. Organisasi Profesi

Organisasi profesi yaitu organisasi yang terdiri dari individu-individu yang memiliki profesi tertentu. Oleh karena itu, sistem keanggotaan pada organisasi ini bersifat tertutup, terbatas, dan eksklusif.

Struktur atau kedudukan dan relasi antaranggota dalam organisasi profesi bersifat persaudaraan. Selain itu, proses pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama (musyawarah).

Berikut adalah beberapa fungsi organisasi profesi, yaitu:

  • Sebagai sarana untuk bertukar ilmu dan meningkatkan ilmu pengetahuan.
  • Sebagai wadah untuk menyatukan berbagai pikiran dan pandangan.
  • Sebagai tempat untuk dapat saling membantu antaranggota organisasi dalam memenuhi kebutuhan hidup.
  • Meningkatkan kualitas pekerjaan.

Contoh organisasi profesi yang ada di Indonesia yaitu;

  • Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
  • Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
  • Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia
  • Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
  • Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
  • Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
  • Forum Wartawan Mingguan (Forwam)
  • Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)
  • Ikatan Advokat Indonesia (IKAOIN)
  • Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
  • Ikatan Perawat Anestesi Indonesia (IPAI)
  • Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI)
  • Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI)
  • Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI)
fbWhatsappTwitterLinkedIn