Biografi Erwin Schrodinger: Prestasi dan Penemuannya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Erwin Schrodinger merupakan salah satu ilmuwan yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan, terutama sains. Sumbangsihnya itu terbukti dengan diterimanya berbagai penghargaan termasuk nobel dalam bidang fisika.

Dalam artikel kali ini akan dibahas lebih jauh mengenai kisah hidup Erwin Schrodinger berserta beberapa pemikiran dan penemuannya yang terkenal.

Kisah Sukses Erwin Schrodinger, Ilmuwan Fisika Dari Austria – The Jombang Taste

Kelahiran Erwin Schrodinger

Erwin Rudolf Josef Alexander Schrodinger Lahir di Wina, Austria pada tanggal 12 Agustus 1887. Ia adalah putra tunggal dari pasangan Rudolf Schrodinger, seorang ahli botani, dan Georgine Emilia Brenda yang merupakan putri seorang profesor kimia.

Masa Remaja Hingga Dewasa Erwin Schrodinger

Pada tahun 1906 hingga 1910, Erwin Schrodinger belajar dibawah arahan Franz S. Exner dan Friedrich Hasenohrl. Selain itu, Erwin Schrodinger juga melakukan eksperimen bersama Karl Wilhelm Friedrich Kohkrausch. Pada tahun 1911, Erwin Schrodinger mendampingi Exner sebagai asistennya.

Dalam era perang dunia I, antara tahun 1914 hingga 1918, Erwin Schrodinger turut serta sebagai perwira yang bertugas di benteng artileri, Wina. Selepas itu, ia mengajar di Zurich, Swiss dan berhasil menjadi profesor pada tahun 1921.

Erwin Schrodinger kemudian menggantikan Max Planck di Berlin pada tahun 1927 sebelum kemudian meninggalkan Berlin ketika Nazi berkuasa pada tahun 1933 karena ketidaksukaannya kepada Nazi dan antisemitisme. Pada tahun 1935 ia melakukan korespondensi dengan Albert Einstein untuk mengusulkan mengenai eksperimen pikiran yang dikenal dengan istilah Kucing Schrodinger.

Prestasi Dan Penemuan Erwin Schrodinger

Pemikiran Erwin Schodinger banyak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan Arthur Schopenhauer. Hal ini dikarenakan ia banyak membaca karya-karya dari Schopenhaur sehingga ia menjadi sangat tertarik dengan filsafat dan teori warna.

Pada awal karirnya, Erwin Schrodinger banyak melakukan eksperimen mengenai teknik eletro, atmosfer listrik dan juga radioaktivitas. Saat bekerja sebagai asisten gurunya, Franz Exner, Schrodinger juga mempelajari statistika matematika dan teori gerak Brown.

Pada tahun 1912 ia menulis sebuah artikel yang berjudul “Dieelectrism”. Pada tahun yang sama, ia juga mengungkapkan sebuah persamaan teoritis mengenai distribusi zat radioaktif yang berguna dalam menjelaskan radioaktivitas atmosfer. Atas karyanya ini, pada tahun 1920, Erwin Schrodinger mendapatkan gelar Haytingera (Haitinger Preis) dari Austria Academy of Sciences.

Pada tahun 1914, Erwin Schrodinger mempelajari mengenai rumus kapiler tekanan di gelembung gas dan juga sifat-sifat lembut dari sinar beta radiasi yang muncul pada saat sinar gamma jatuh pada permukaan logam. Pada tahun 1919, bersama temannya yang bernama Fritz Kohlraush ia melakukan percobaan pada cahaya koheren. Itu merupakan eksperimen fisik terakhir yang dikerjakan Schrodinger sebelum kemudian ia fokus pada studi teoritis.

Persamaan Schrodinger

Dalam dunia sains, terutama fisika, Erwin Schrodinger banyak mengembangkan mengenai dasar-dasar mekanika kuantum. Salah satunya adalah dasar mekanika gelombang.

Pada tahun 1925, Erwin Schrodinger merumuskan sebuah persamaan yang kemudian dikenal dengan istilah persamaan Schrodinger. Persamaan Schrodinger merupakan persamaan gelombang sebagai model matematika dari pergerakan gelombang, yang bisa digunakan untuk menjelaskan mengenai sifat-sifat gelombang dari sebuah partikel. Selain itu, persamaan ini juga bisa menjelaskan mengenai perilaku elektron.

Persamaan yang diajukan pada tahun 1925 itu kemudian dipublikasikannya pada tahun 1926 melalui sebuah tulisan yang berjudul Annalen der physik, “ Quantisierung Eis Eigenwertproblem”. Berkat karyanya tersebut, Erwin Schrodinger mendapat penghargaan Nobel di bidang fisika pada tahun 1933.

Mekanika Kuantum

Salah satu karya ternama dari Erwin Schrodinger lainnya adalah mengenai mekanika kuantum yang diungkapkannya pada tahun 1935 melalui esai tiga bagian.

Teori mekanika kuantum yang dikemukakan oleh Erwin Schrodinger sendiri merupakan pengembangan dari teori de Broglie dan Heisenberg. Dalam teori yang dirumuskannya tersebut, Erwin Schrodinger menyatakan bahwa posisi dan momentum elektron tidak bisa ditentukan secara pasti, yang bisa ditentukan adalah probabilitas atau kemungkinan daerahnya dalam menemukan elektron. Adapun daerah dengan probabilitas terbesar untuk menemukan elektron disebut dengan istilah orbital.

Selain itu, Erwin Schrodinger juga mengemukakan tiga jenis bilangan kuantum yang digunakan untuk menemukan tingkat energi, bentuk dan orientasi orbital. Tiga jenis  bilangan kuantum yang dimaksud adalah bilangan kuantum utama, azimut, dan magnetik.

Schrodinger’s Cat

Schrodinger’s Cat merupakan salah satu ide dan pemikiran Erwin Schrodinger yang menjadi salah satu fenomena dalam dunia ilmu pengetahuan fisika sebab pemikiran tersebut mempertanyakan realitas dari teori kuantum yang dinilai cenderung tidak rasional terhadap dunia nyata. Pemikirannya tersebut ia kemukakan pada tahun 1935 dimana saat itu Einstein mempublikasikan sebuah makalah mengenai percobaan imajiner terkait persamaan mekanika kuantum.

Eksperimen imajiner Schrodinger’s Cat dari Erwin Schrodinger kemudian mendorong dilakukannya berbagai eksperimen fisika lainnya di bidang fisika kuantum guna membuktikan karakter fisika kuantum yang sebenarnya dengan berlandaskan rekonstruksi eksperimen imajiner yang telah dikemukakan oleh Einstein dan Schrodinger.

Karya Erwin Schrodinger lainnya ditulis pada tahun 1944, yakni sebuah buku yang ia beri judul “Apa itu Hidup?”. Dalam buku ini, Erwin Schrodinger membahas mengenai negentropy dan juga konsep molekul kompleks dengan kode genetik untuk organisme hidup.

Buku karya Erwin Schrodinger tersebut ternyata kemudian memberi inspirasi bagi James D Watson untuk melakukan penelitian gen hingga ia berhasil menemukan struktur heliks ganda DNA pada tahun 1953.

Beberapa buah pikiran Erwin Schrodinger di bidang fisika lainnya antara lain mengenai fisika dielectrics, statistik mekanika dan termodinamika, teori warna, ralativitas umum, elektrodinamika, dan upaya pengembangan teori unfield field.

Selain itu, Erwin Schrodinger juga membahas berbagai masalah diluar bidangnya fisika, seperti tentang genetika, membahas fenomena kehidupan dari sudut pandang fisika, filosofi sains, konsep-konsep filsafah kuno dan oriental, filsafat dan teoritis biologi, bahkan mengenai etika dan agama.

Wafatnya Erwin Schrodinger

Erwin Schrodinger meninggal akibat penyakit TBC yang dideritanya pada usia 73 tahun di Wina. Ia meninggal tepatnya pada yanggal 4 Januari 1961 dengan meninggalkan seorang istri yang bernama Annemarie Bertel (Anny). Meskipun bukan seorang penganut katolik, tetapi Erwin Schrodinger dimakamkan di sebuah pemakaman katolik yang terletak di Alpbach, Austria, setelah diizinkan oleh Imam yang mengurus pemakaman tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn