Bioteknologi Konvensional: Pengertian, Manfaat dan Contoh

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bioteknologi konvensional menjadi bidang keilmuan yang sangat melekat dan mendarah daging dengan kehidupan manusia. Bioteknologi berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat agar menjadi lebih maju, baik, dan sejahtera.

Ilmu bioteknologi sudah lahir dalam kehidupan manusia selama ribuan tahun. Bahkan Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa bioteknologi sudah ada sejak 8000 SM oleh bangsa Babilonia, Romawi, hingga Mesir dalam mengumpulkan benih yang nantinya ditanam kembali dengan kata lain mereka mempraktekkan pemuliaan selektif.

Belakangan ini bioteknologi semakin berkembang. Sejak 6000 SM, bioteknologi mulai dimanfaatkan dalam produksi bir, roti, fermentasi alkhol, hingga tempe. Diikuti oleh pembuatan yogurt dan keju dengan memanfaatkan bakteri asam laktat oleh bangsa China.

Seiring berkembangnya bioteknologi mulai berubah dari bioteknologi konvensional menjadi bioteknologi modern. Lantas apa itu bioteknologi konvensional? Mari simak pembahasan berikut ini!

Apa Itu Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang dalam proses fermentasinya menghasilkan suatu produk barang maupun jasa menggunakan organisme secara langsung dengan tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dalam bioteknologi konvensional, mikroorganisme yang digunakan secara langsung antara lain bakteri hingga jamur. Adapun enzim yang diperoleh dari mikroorganisme itu sendiri dilibatkan dalam proses fermentasi atau peragian dalam menghasilkan sebuah produk maupun jasa.

Dengan adanya bakteri asam laktat, manusia tidak bisa dibilang memanipulasi hal tersebut. Dalam kondisi tersebut, manusia hanya menciptakan sebuah keadaan dan menyediakan makanan yang tepat untuk dapat menumbuhkan bakteri dengan optimal.

Biasanya bioteknologi konvensional hanya diperuntukkan untuk produksi dalam jumlah sedikit dan dilakukan dengan cara yang sederhana.

Di dalam bidang pangan, fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam sebuah makanan atau bahan makanan yang tujuannya untuk mendapatkan produk yang diinginkan.

Fermentasi itu sendiri merupakan suatu proses produksi energi dalam bentuk sel yang ada dalam keadaan tanpa oksigen atau kondisi anaerobik.

Perbedaan Bioteknologi Konvensional dan Modern

Bioteknologi konvensional memiliki fokus terhadap seleksi alam dari suatu mikroorganisme, sedangkan pada bioteknologi modern rekayasa genetika disisipkan dalam suatu proses.

Rekayasa genetika memerlukan keterampilan khusus dari seorang manusia dalam memanipulasi organisme hidup yang digunakan dalam proses menghasilkan suatu barang atau jasa yang diharapkan terutama dalam bidang produksi pangan, salah satunya adalah tanaman transgenik.

Bioteknologi konvensional dan juga modern memiliki tujuan yang sama yakni mengawetkan makanan. Namun, pada bioteknologi konvensional ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan nilai gizi serta cita rasa dari sebuah bahan pangan. Dan pada bioteknologi modern ditujukan untuk menciptakan bahan pangan dalam kapasitas dan jumlah yang besar.

Ciri – Ciri tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Salah satu ciri utama dari bioteknologi konvensional merupakan macam bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme secara langsung untuk menciptakan produk makanan.

Berikut beberapa ciri – ciri bioteknologi konvensional.

  • Menggunakan Metode Fermentasi

Ciri pertama dari bioteknologi konvensional yakni menggunakan metode fermentasi. Menurut Science Learning Hub, fermentasi itu sendiri merupakan suatu proses perombakan gula menjadi energi dengan bantuan mikroorganisme.

Fermentasi ditemukan oleh manusia secara tidak sengaja dan dilakukan dalam waktu yang lama. Akan tetapi, hal tersebut baru disadari dan dipahami cara kerjanya sekitar tahun 1800 – an oleh Louis Pasteur.

  • Sudah Dilakukan Dalam Jangka Waktu yang Lama

Yang kedua ini merupakan salah satu ciri yang terpenting dari bioteknologi konvensional yakni sudah digunakan bahkan dikembangkan sejak lama oleh manusia, bahkan sejak sebelum adanya pembangunan peradaban modern.

Dalam buku History, Scope, and Development of Biotechnology (2018) yang ditulis oleh Saurabh Bhatia, bioteknologi telah lahir sejak 2000 SM saat manusia mulai mencoba memfermentasi untuk memproduksi makanan, obat – obatan, hingga produk lainnya.

  • Tidak Melakukan Modifikasi Secara Genetik

Ciri – ciri lain dari bioteknologi konvensional adalah tidak melakukan modifikasi genetik di dalam prosesnya. Tidak ada rekayasa genetika di dalam bioteknologi konvensional misalnya melakukan manipulasi gen dalam proses produksi produk.

  • Sebagian Besar Proses Bioteknologi Konvensional Diperuntukkan Untuk Produksi Makanan

Bioteknologi konvensional memiliki tujuan utama yakni memproduksi suatu makanan atau minuman. Beberapa makanan dan minuman yang diproduksi bioteknologi konvensional antara lain tahu, tempe, kecap, kimchi, keju, yogurt, mentega, tape, roti, bir, hingga nata de coco.

  • Menggunakan Mikroorganisme Secara Langsung

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa bioteknologi konvensional menggunakan mikooganisme secara langsung dan juga utuh. Yang dimaksud di sini adalah bakteri tidak melewati pra-manipulasi layaknya pada bioteknologi modern.

Manfaat tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Mengingat banyak sekali proses produksi pangan menggunakan bioteknologi, artinya bioteknologi memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia yang berdampak baik pada berbagai bidang. Berikut beberapa manfaat dari bioteknologi konvensional.

  • Meningkatkan nutrisi dan berbagai kandungan gizi pada produk pangan baik makanan maupun minuman.
  • Meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan memberikan dampak positif pada pendapatan masyarakat.
  • Mendorong peningkatan proses industri pertanian yang berperan sebagai komoditas produksi dan juga industri perdagangan.
  • Mengenalkan dan menyebarluaskan produk – produk pangan dalam negeri.

Kelebihan dan Kekurangan tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Menerapkan bioteknologi konvensional dalam produksi pangan tentunya memiliki kelenihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dari bioteknologi konvensional antara lain sebagai berikut.

  • Biaya produksi yang dikeluarkan relatif murah.
  • Metode yang digunakan relatif mudah.
  • Teknologi yang berperan cukup sederhana.
  • Dengan sistem yang sudah mapan, efek jangka panjangnya pasti sudah diketahui.

Namun, kita juga perlu mempertimbangkan beberapa kekurangan dari bioteknologi konvnsional.

  • Masalah inkompatibilitas genetik tidak terpecahkan.
  • Hasil yang didapatkan tidak bisa diprediksi.
  • Waktu yang digunakan dalam prosesnya cukup lama.
  • Terkadang ditemukan keterbatasan alami dalam mengatasi sistem tanaman, salah satunya hama.
  • Tidak terarahnya perbaikan sistem genetis.

Contoh tambahkan kata Bioteknologi Konvensional

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bioteknologi memiliki banyak manfaat terhadap berbagai bidang dan segala aspek kehidupan manusia. Tidak hanya berperan penting dalam bidang pangan, bioteknologi juga memiliki peran pada bidang lainnya mulai dari bidang pertanian, peternakan, bahkan kesehatan.

Berikut beberapa contoh bioteknologi yang diterapkan pada berbagai bidang.

Comtoh Bioteknologi pada Bidang Pangan

Bioteknologi yang diterapkan pada bidang pangan sudah ada sejak zaman dahulu kala. Contoh bioteknologi konvensional pada bidang pangan antara lain.

  • Kecap

Dalam pembuatan kecap, jamur Aspergillus goesia berperan penting di dalamnya. Jamur ini tumbuh pada dedak gandum pertama kalinya. Tak hanya jamur ini, bakteri asam laktat juga juga berperan merombak campuran biji – bijian. Jika telah terombak dalam proses fermentasi karbohidrat jangka panjang, saat itu juga kecap oncom terproduksi.

  • Tempe

Siapa sih di sini yang belum pernah makan tempe? Tempe menjadi salah satu makanan tradisional di Indonesia yang bisa temui kapan saja dan dimana saja.

Salah satu hidangan favorit ini memiliki nilai gizi yang baik karena tinggi protein dan dapat dijadikan sebagai alternatif protein nabati, terutama bagi kalangan vegetarian.

Tempe mengandung sejumlah asam amino yang dapat memenuhi kebutuhan asam amino tubuh manusia. Tempe dibuat dengan melalui proses fermentasi yang dibantu oleh jamur Rhizopus oryzae dan juga Rhizopus oligosporus yang ada pada kedelai. Ketika jamur bertumbuh, filsmen yang disebut hifa itu akan terbentuk.

  • Yogurt

Yogurt merupakan minuman susu fermentasi yang sangat baik untuk pencernaan. Pembuatan yogurt menggunakan bakteri Streptococcus thermophillus dan juga Lactobacillus bulgaricus.

Kedua bakteri tersebut akan memecah laktosa menjadi asam laktat. Tak hanya itu, selama proses fermentasi berlangsung, protein susu juga akan terpecah dan susu akan mengental yang nantinya akan menghasilkan yogurt yang asam dan kental.

  • Roti

Tahukan kalian bahwa roti juga termasuk dalam produk bioteknologi. Dalam pembuatannya, diperlukan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae yang akan memecah gula dalam adonan roti menjadi karbondioksida dan alkohol dan roti akan mengembang.

Dalam proses tersebut, tepung pada adonan tidak akan terurai menjadi gula karena tidak ada enzim amilase hang dihasilkan. Selain membuat roti menjadi mengembang dan menambah cita rasa saat dipanggang, uap karbondioksida yang dihasilkan dari fermentasi akan memberikan tekstur khas dan menciptakan tekstur ringan pada roti.

  • Keju

Keju diproduksi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan juga Streptococcus thermophillus yang akan memisahkan padatan dari susu akibat adanya proses koagulasi yang menghasilkan penebalan.

Penambahan bakteri ini akan menghasilkan enzim renin yang akan menggumpalkan dan memecahkan susu susu menjadi sebuah padatan maupun dadih.

Enzim tersebut juga memecah laktosa yang ada pada susu menjadi asam dan protein yang ada dalam dadih. Nantinya dadih akan mengalami pematangan dan pengemasan untuk menghasilkan produk keju itu sendiri.

  • Nata de Coco

Nata de coco adalah salah satu bahan pangan yang banyak digemari masyarakat karena rasa yang segar dan teksturnya yang unik.

Nata de coco merupakan ekstrak kelapa atau air kelapa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum yang akan menghasilkan serat hemiselulosa dan membentuk masa putih halus pada permukaan media cair tempat hidup bakteri itu sendiri.

  • Minuman Beralkohol

Tak hanya pada makanan, bioteknologi juga dapat diterapkan pada pembuatan minuman misalnya produk minuman beralkohol mulai dari sake, tuar, arak, anggur, hingga bir. Masing – masing minuman beralkohol dibuat oleh mikroorganisme dan bahan baku yang berbeda.

Anggur dan sake diproduksi dari hasil fermentasi beras ketan dengan Aspergillus oryzae. Wine dibuat dengan bahan baku anggur atau buah lainnya dengan ragi Saccharomyces cerevisiae dan juga Saccharomyces ayanus. Sedangkan bir terbuat dari butiran beras yang dipecah menjadi malt dengan kandungan enzim amilase.

Contoh Bioteknologi pada Bidang Pertanian

Dalam bidang pertanian, bioteknologi dapat diterapkan dalam hidroponik dan tumbuhan mustard alami. Berikut penjelasannya.

  • Hidroponik

Hidroponik merupakan salah satu metode pertanian yang saat ini sedang naik daun. Metode pertanian yang satu ini tidak memerlukan tanah melainkan menggunakan media lain seperti kerikil, sekam padi, batu apung, serbuk gergaji, hingga wol batu.

Menurut pengertian para ahli, teknik menanam hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, melainkan air yang menjadi media tumbuh sekaligus untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi dari tanaman.

Teknik ini sering kali digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan yang tidak memiliki banyak lahan dan area seperti di pedesaan.

Biasanya penerapan teknik ini dilakukan dalam skala yang kecil mulai dari hanya hobi hingga skala bisnis menengah ke atas yang bisa berkembang menjadi bisnis yang besar dan menguntungkan.

Untuk dapat melakukan hidroponik dalam skala besar, banyak hal harus diperhatikan, salah satunya adalah pemilihan tanaman hidroponik. Selain itu, teknik ini memerlukan air sebagai kebutuhan pokok nutrisi tanaman tanpa menggunakan lahan.

  • Tumbuhan Mustard Alami

Tumbuhan mustard alami yang melalui proses seleksi manusia dalam menghasilkan beberapa tanaman seperti kembang kol, brokoli, maupun kubis.

Contoh Bioteknologi pada Bidang Peternakan

Tidak hanya pertanian, bioteknologi juga dapat diterapkan pada bidang peternakan.

  • Sapi Jersey

Sapi jersey yakni sapi yang menghasilkan susu dengan kandungan krim yang tinggi setelah mengalami mutasi yang dilakukukan oleh manusia.

  • Domba Ankon

Domba ankon merulakan domba yang kakinya pendek dan bengkok karena mutasi alami.

Contoh Bioteknologi pada Bidang Kesehatan

Bioteknologi yang diterapkan dalam bidang kesehatan menghasilkan antibiotik dan vaksin. Antibiotik dapat diproduksi dengan bantuan jamur dan bakteri contohnya penisilin dan streptomisin.

Sedangkan vaksin yang digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan adanya mikroorganisme atau bagian dari mikroorganisme yang sudah dimatikan terlebih dahulu. Vaksin yang dihasilkan dapat berisifat mencegah atau memperbaiki (profilaksis) maupun terapeutik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn