Discovery Learning: Tujuan, Jenis dan Contoh Penerapan

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Discovery learning merupakan salah satu model pembelajaran yang kerap kita dengar. Model pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk mandiri dan terlibat aktif dalam pembelajaran.

Lalu, bagaimana penjelasan lebih lengkap terkait model pembelajaran ini? Selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Discovery Learning

Discovery learning merupakan model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

Hal ini juga senada dengan apa yang disampaikan Hanafi yakni model pembelajaran discovery learning merupakan serangkaian aktivitas pembelajaran yang melibatkan peranan peserta didik secara optimal yaitu dengan mencari, menyelidiki secara sistematis serta logis sehingga siswa akan menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilannya.

Ada beberapa ahli juga yang memberikan pendapat terkait pengertian ini. Seperti Rusman yang mendefinisikan pembelajaran discovery learning merupakan sebuah model pembelajaran yang memberikan dukungan kepada individu maupun kelompok untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri sesuai dengan pengalaman yang didapatkan.

Sedangkan Saefudin dan Berdiati mengatakan bahwa discovery learning adalah proses pembelajaran yang tidak disajikan dalam bentuk final merupakan dalam prosesnya.

Dari beberapa pendapat, dapat kita simpulkan bahwa discovery learning merupakan model pembelajaran yang di mana siswa menemukan sendiri pengetahuannya dengan jalan menemukan dan menyelidikinya sesuai dengan pengalaman yang telah dimilikinya.

Model pembelajaran discovery learning ini lebih menekankan pada pengalaman dan proses belajar siswa. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terkesan dan bermakna. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Syah (2017).

Perbedaan Discovery Learning dan Inquiry Learning

Pada discovery learning terdapat pengalaman yang disebut ahaa experience. Sementara itu, pada inquiry learning tidak selalu sampai pada tahapan ini. Hal ini dikarenakan pada proses akhir discovery learning adalah penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak pada kepuasan kegiatan meneliti.

Selain itu, discovery learning menekankan pada pengalaman seperti yang dialami oleh peneliti ketika melakukan penemuan suatu temuan. Inquiry berarti guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk melakukan prosedur yang digunakan oleh penelitian

Karakteristik Discovery Learning

Discovery learning memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan model ini dengan jenis model pembelajaran lainnya. Menurut Hosnan (2014) terdapat beberapa ciri-ciri utama model pembelajaran ini yakni sebagai berikut:

  • Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Kontrol pembelajaran sepenuhnya ada di atas kendali siswa.
  • Model jenis ini menggabungkan serta memecahkan masalah untuk kemudian menciptakan serta menggeneralisasi masalah tersebut menjadi sebuah pengetahuan.
  • Kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengkolaborasikan pengetahuan yang baru dan yang sudah mapan.

Tujuan Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning memiliki tujuan untuk siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terbukti berhasil sebab kenyataan di lapangan menyatakan bahwa keikutsertaan siswa dalam pembelajaran menjadi meningkat saat menggunakan model ini.

Lewat model ini, siswa belajar untuk menemukan pola yang abstrak dan konkret yang nantinya akan membentuk sebuah pengetahuan. Model pembelajaran ini membentuk siswa untuk saling berbagi informasi, kerja sama yang efektif serta pengaplikasian ide-ide.

Jenis-Jenis Discovery Learning

Secara umum, discovery learning terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Free Discovery Learning

Proses pembelajaran yang tidak disertai petunjuk atau arahan. Artinya, peserta didik harus memiliki kepekaan terhadap materi yang sedang dipelajari.

  • Guided Discovery Learning

Pembelajaran yang melibatkan peran guru sebagai fasilitator untuk menunjang terlaksananya pembelajaran.

Contoh Penerapan Discovery Learning

Berikut ini contoh penerapan discovery learning dalam pembelajaran.

  1. Pembelajaran dimulai dengan cara guru mengajukan pertanyaan, contoh, atau penjelasan singkat yang dapat mengarah pada permasalahan. Hal ini bertujuan agar siswa berada dalam kondisi siap belajar.
  2. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan pandangan atau pendapat terkait topik pembahasan.
  3. Siswa diberikan waktu untuk mengumpulkan data yang relevan. Data ini akan dibutuhkan untuk penunjang jawaban yang akan disampaikan.
  4. Kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan. Data tersebut kemudian siswa tafsirkan ke dalam topik yang dibahas.
  5. Siswa mempresentasikan hasil pengolahan data yang telah didiskusikan dengan kelompoknya. Siswa menyampaikan pandangan, kritik, saran serta pertanyaan akan topik tersebut.
  6. Guru membimbing siswa untuk dapat menarik kesimpulan yang telah dipresentasikan sehingga dapat diperoleh gambaran atas permasalahan atau topik yang diangkat.
  7. Guru memberikan ulasan kembali terkait hal-hal yang telah dipelajari hari itu. Tidak hanya itu, guru juga meluruskan hal yang keliru atau kurang dalam proses pembelajaran.

Langkah-Langkah Discovery Learning

Menurut Syah (2017) berikut ini langkah-langkah pelaksanaan discovery learning.

  1. Stimulus

Pada tahap ini siswa diberikan stimulus berupa pertanyaan, ajakan membaca buku, maupun aktivitas belajar lainnya yang dapat memicu stimulus siswa.

  1. Identifikasi Masalah

Pada tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang sesuai dengan bahan ajar. Kemudian salah satu dari permasalahan tadi dipilih dan dirumuskan ke dalam hipotesis.

  1. Pengumpulan Data

Siswa diperintahkan untuk mengumpulkan data-data yang dapat mendukung dan membuktikan benar tidaknya hipotesis tadi.

  1. Mengolah Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan wawancara, observasi maupun kegiatan lainnya diolah. Cara mengolahnya dengan menafsirkan data tersebut ke dalam hipotesis tadi.

  1. Pembuktian

Setelah data diolah, maka pada tahapan selanjutnya adalah pembuktian. Pada tahapan ini siswa diminta untuk menguji hipotesis. Apakah hipotesis tersebut benar atau tidak.

  1. Generalisasi

Setelah mendapatkan hasil pembuktian, maka dapat ditarik sebuah simpulan. Penarikan simpulan ini dinamakan dengan generalisasi. Simpulan yang didapatkan bisa dijadikan sebagai prinsip umum dan berlaku pada setiap masalah yang memiliki kesamaan dengan yang telah diuji .

Kelebihan Discovery Learning

  • Membantu peserta didik dalam mengembangkan, kesiapan serta penguasaan keterampilan saat proses kognitif.
  • Peserta didik mendapatkan pengetahuan secara individual sehingga pengetahuan tersebut dan dipahami dan bertahan lama.
  • Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar lebih semangat lagi menuntut ilmu.
  • Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan serta minatnya masing-masing.
  • Meningkatkan rasa percaya diri siswa sebab proses belajar terpusat pada siswa.

Kelemahan Discovery Learning

  • Tidak semua siswa memiliki kesiapan mental untuk mengetahui lingkungan sekitarnya. Padahal pada model ini memerlukan keberanian dalam diri siswa.
  • Metode ini sulit mencapai hasil yang maksimal pada kelas yang cenderung gemuk. Sebab, guru kesulitan mengkontrol dan memperhatikan setiap siswanya yang berjumlah banyak.
  • Siswa terbiasa menggunakan PBM model lama, sehingga model ini dianggap mengecewakan.
  • Ada kritik yang menyatakan bahwa discovery learning hanya memerhatikan pada pemahaman siswa saja. Perkembangan siswa serta keterampilannya tidak terlalu diperhatikan.

Discovery learning merupakan salah satu dari sekian banyak jenis model pembelajaran. Model jenis ini tentunya baik jika diterapkan. Namun, perlu memerhatikan beberapa hal sehingga kekurangan pada model ini bisa teratasi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn