Pembelajaran Konvensional: Karakteristik, Contoh dan Langkah-Langkah

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Model pembelajaran konvensional merupakan salah satu model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru. Model pembelajaran ini sudah ada sejak lama sehingga lebih akrab dibandingkan model pembelajaran lain.

Model pembelajaran konvensional terkesan mudah digunakan dan tidak ribet sehingga banyak guru yang menggunakannya. Meskipun, mereka tau model ini memiliki banyak kekurangan dan dianggap tidak lagi relevan.

Lalu, sebenarnya apa itu model pembelajaran konvensional dan bagaimana pengaruhnya bagi pembelajaran? Selengkapnya, mari kita ulas di bawah ini.

Pengertian Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional atau disebut juga dengan pendekatan pembelajaran klasik adalah pola pembelajaran yang menekankan pada kekuasaan pendidik dalam pembelajaran. Pola pembelajaran klasik ini banyak mendapatkan kritik dari kebanyakan orang. Meskipun begitu, pola pembelajaran masih banyak digunakan oleh para guru.

Menurut Djamarah, metode pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran tradisional karena metode pembelajaran ini dari dulu digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Sementara itu, menurut Paulo Freire, pola pembelajaran konvensional mengarah pada jenis pendidikan yang kerap disebut dengan bank, di mana peserta diberikan banyak materi pelajaran. Peserta didik hanya bisa menerima apa yang disampaikan dan diajarkan oleh guru.

Model pembelajaran ini mengharuskan siswa untuk menghafal banyak materi yang telah diberikan oleh guru. Model yang sering digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode expository seperti ceramah. Guru menyampaikan bahan ajar dan siswa menyimaknya.

Menurut Raka Rasana (dalam Suantini, 2013) berpendapat bahwa “pembelajaran konvensional (tradisional) dapat disebut sebagai model pembelajaran karena terdapat sintaks, sistem sosial, prinsip-prinsip reaksi, dan sistem dukungan”.

Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang umum dilakukan dalam proses pembelajaran, yakni dilakukan dengan cara pendidik menjelaskan dan murid mendengarkan. Model pembelajaran ini banyak dilakukan di negara negara yang belum maju atau belum memiliki sarana prasarana yang lengkap, namun tentu saja terdapat kelebihan dan kelemahannya.

Burrowes (2003) menyampaikan bahwa model pembelajaran konvensional menekankan pada penjelasan materi, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk secara dua arah memahami materi materi yang diberikan oleh pengajar atau pendidik, dan menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau menerapkan kepada situasi kehidupan nyata.

Menurut Brooks & Brooks (1993), penyelenggaraan model pembelajaran konvensional ini lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan dan penggambaran secara umum, sehingga proses belajar dilihat sebagai proses menghafal, meniru, dan mengulang kembali sesuai apa yang disampaikan pengajar atau pendidik dan peserta didik dituntut untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes biasa.

Karakteristik Pembelajaran Konvensional

Menurut Santyasa, model pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Peserta didik merupakan penerima informasi secara pasif. Artinya, peserta didik hanya menerima pengetahuan dari guru.
  2. Perilaku dibangun berdasarkan pada kebiasaan.
  3. Kebenaran memiliki sifat absolut dan pengetahuan bersifat final.
  4. Guru menjadi penentu keberlangsungan proses pembelajaran.
  5. Interaksi yang terjadi pada peserta didik.

Sementara itu, menurut Wortham (dikutip Wardarita, 2010) berpendapat bahwa model pembelajaran konvensional memiliki ciri tertentu, yaitu tidak kontekstual, tidak menantang, cenderung pasif dan bahan pembelajarannya atau materi tidak didiskusikan dengan peserta didik.

Langkah-Langkah Pembelajaran Konvensional


Langkah-langkah menerapkan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut.

  • Pembukaan

Seperti biasa guru menyiapkan kelas dengan mengabsen, memberikan apersepsi dan motivasi. Pada kegiatan ini, siswa diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pembelajaran. Bisa dengan mengajak siswa untuk mengeluarkan buku paket atau buku bacaan lain yang dapat mendukung jalannya pembelajaran.

  • Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan pembelajaran. Pembelajaran dijelaskan atau dibawakan guru dengan verbal. Sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan guru.

Jika nantinya ada yang tidak paham maka siswa dapat menanyakan hal tersebut pada guru. Selain itu, pada kegiatan inti juga terdapat kegiatan pemberian tugas. Pemberian dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa akan materi.

  • Kegiatan Penutup

Pada kegiatan ini, guru memberikan evaluasi pada proses pembelajaran. Guru dapat menanyakan ulang apa yang telah dijelaskannya pada siswa. Kemudian, guru juga membuat ringkasan materi yang dibawakan pada hari ini.

Contoh Pembelajaran Konvensional

Di dalam model pembelajaran konvensional memiliki ragam jenis metode pembelajaran. Adapun jenis-jenis metode tersebut adalah sebagai berikut.

Menurut Sinarno Surakhmad dalam Suryobroto (2009), yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya.

Selama ceramah berlangsung, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar-gambar agar uraiannya menjadi lebih jelas. Metode utama yang digunakan dalam hubungan antara guru dengan peserta didik adalah berbicara.

Metode ceramah memiliki beberapa kelebihan seperti guru dapat dengan mudah menguasai kelas, mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas, pembelajaran ini dapat diikuti oleh jumlah peserta didik yang besar, mudah mempersiapkan dan melaksanakan dan guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

Namun, metode ceramah memiliki beberapa kekurangan seperti mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), membosankan, sering terjadi mis komunikasi dan menyebabkan peserta didik pasif.

  • Metode Tanya Jawab

Menurut Djamarah dan Zain (2006), metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dengan mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

Metode ini memiliki kelebihan seperti dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, dapat merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan dan mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Sementara itu, kekurangan metode tanya jawab adalah kurang dapat mendorong peserta didik untuk berani, menyebabkan peserta didik menjadi takut bertanya, tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berfikir dan mudah dipahami peserta didik dan waktu banyak terbuang.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Konvensional

Menurut Subaryana (2005) mengatakan bahwa pembelajaran konvensional dalam proses belajar mengajar dapat dikatakan efisien tetapi hasilnya belum memuaskan. Pembelajaran konvensional memiliki kelebihan seperti efisien, tidak mahal, karena hanya menggunakan sedikit bahan ajar dan mudah disesuaikan dengan keadaan peserta didik.

Sementara itu, kelemahan pada pembelajaran ini adalah kurang memperhatikan bakat dan minat peserta didik, bersifat pengajar centris dan sulit digunakan dalam kelompok yang heterogen.

Adapun secara umum, pembelajaran konvensional memiliki kelebihan berikut ini.

  1. Dalam pembelajaran konvensional, informasi mudah ditemukan. Artinya, tidak semua informasi bisa didapatkan dalam metode pembelajaran.
  2. Menyampaikan informasi dengan cepat. Dengan menggunakan pembelajaran konvensional penyampaian informasi lebih cepat karena pembelajaran hanya dilaksanakan searah.
  3. Dapat membangkitkan minat akan informasi. Dengan menggunakan pembelajaran konvensional, dapat membangkitkan minat siswa untuk menggali informasi. Sehingga, informasi yang didapatkan akan lebih banyak.
  4. Mudah digunakan dalam proses pembelajaran.

Sementara itu, menurut Suyitno, pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelemahan yakni sebagai berikut.

  1. Kegiatan pembelajaran hanya sebatas memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa
  2. Tugas guru hanya memberi sementara tugas peserta didik hanya menerima
  3. Kegiatan pembelajadan seperti mengisi botol kosong dengan pengetahuan
  4. Peserta didik hanya bisa menerima pengetahuan yang pasif.
  5. Pembelajaran ini cenderung mengkotak-kotakkan siswa
  6. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada hasil bukan pada proses pembelajaran. Sebab, proses pembelajaran sepenuhnya ada di tangan guru.
  7. Kegiatan pembelajaran dianggap tidak lagi relevan karena dewasa ini siswa dituntut lebih aktif.
  8. Pembelajaran konvensional menekankan pada teacher oriented.

Itulah informasi mengenai pembelajaran konvensional. Pembelajaran tipe ini merupakan pembelajaran yang sering digunakan karena pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang lebih dulu digunakan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn