Daftar isi
Di era perkembangan teknologi seperti ini, tentunya sebagian masyarakat beranggapan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Akan marak sekali rasa individualisme yang muncul di kalangan masyarakat. Hal itu tentunya sangat dipengaruhi oleh dampak modernisasi yang terjadi.
Sikap individualis dan apatisme ini banyak sekali muncul di daerah perkotaan tentunya. Kecenderungan kecenderungan seperti inilah yang menyebabkan adanya rasa ingin menarik diri dari masyarakat. Tentunya hal tersebut sangat bertentangan dengan hakikat sifat dari manusia yang dinyatakan sebagai makhluk sosial.
Tindakan menarik diri dari masyarakat umum ini disebut dengan eksklusivisme. Tahukah kalian apa itu eksklusivisme? Dan apa saja dampak yang ditimbulkan apabila eksklusivisme ini terus berlanjut? Berikut pemaparan mendetail mengenai eksklusivisme.
Pengertian Eksklusivisme
Pengertian Secara Umum
Eksklusivisme merupakan suatu paham yang menekankan adanya kecenderungan untuk memisahkan diri dari lingkungan sekitar. Dalam kata lain, adanya keinginan untuk menarik diri dari segala bentuk interaksi yang ada seperti individualisme. Mereka akan berkecenderungan untuk melakukan segala sesuatunya secara sendiri, tanpa meminta bantuan dari orang lain.
Selain itu, orang orang yang memegang pemahaman ini seringkali mementingkan kepentingannya pribadi daripada kepentingan kelompok. Hal itu dikarenakan, menurut mereka kepentingan pribadi merupakan kepentingan mutlak yang harus diutamakan. Bahkan tak jarang, mereka beranggapan bahwa mereka dapat bertahan hidup tanpa bantuan manusia yang lain.
Dia lebih memilih untuk mengeksklusifkan dirinya sendiri. Kebanyakan orang yang menganut paham ini, akan mencari orang lain yang juga memiliki prinsip yang sama dengan mereka. Hal itu, tentunya dilakukan untuk mempermudah dan mendukung mereka untuk melakukan hal yang mereka sudah yakini.
Pengertian Menurut Para Ahli
Untuk menambah wawasan kita mengenai paham eksklusivisme ini. Berikut ada beberapa pendapat para ahli dan sumber terpercaya mengenai pengertian dari eksklusivisme.
- Menurut El Rais (2012), eksklusivisme ini merupakan serangkaian pemahaman yang berkecenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari masyarakat.
- Menurut Raimundo Pannikar , eksklusivisme ini bukanlah sebuah paham yang instan, disebabkan karna paham ini memerlukan rasionalitas serta juga kelanjutan terhadap adanya doktrin-doktrin keagamaan.
- Menurut Wikipedia, Eksklusivisme juga diartikan sebagai salah satu cara pandang dari suatu agama terhadap agama lain.
Faktor Penyebab Berkembangnya Eksklusivisme
Tindakan menarik diri dari interaksi sosial yang ada tidak mungkin terjadi tanpa hal hal yang melatarbelakanginya. Berikut merupakan faktor penyebab semakin maraknya paham eksklusivisme ini.
- Munculnya kesenjangan sosial yang begitu tajam diantara lapisan masyarakat.
- Adanya kecemburuan sosial antar masyarakat.
- Timbul anggapan bahwa norma yang ada tidak bersesuaian dengan kepribadian seseorang.
- Adanya perbedaan status dan strata di lingkungan sosial.
- Adanya anggapan bahwa paham yang diyakini merupakan paham yang paling benar.
- Tekanan dari orang orang disekitar.
- Adanya trauma masa lalu yang berhubungan dengan jalinan interaksi antar sesama.
- Perkembangan teknologi yang memfasilitasi segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Ciri-ciri Eksklusivisme
Adapun karakteristik yang menggambarkan makna dari paham eksklusivisme ini. Karakteristik tersebut mempermudah kita untuk mengklasifikasikan berbagai permasalahan sosial yang ada kaitannya dengan eksklusivisme ini.
Berikut merupakan ciri ciri eksklusivisme.
- Adanya kecenderungan untuk mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan kelompok.
- Cenderung untuk menghindari kegiatan kegiatan yang menghubungkan berbagai banyak orang.
- Lebih bersikap apatis terhadap keadaan dan kondisi yang terjadi di sekitarnya.
- Menarik diri secara perlahan dari lingkar pergaulannya.
- Lebih menjunjung tinggi pendapat dan keyakinannya.
Bentuk Eksklusivisme
Dalam perkembangannya, terdapat dua bentuk dari tindakan eksklusivisme. Berikut merupakan kedua bentuk dari eksklusivisme.
Eksklusivisme dalam Bidang Agama
Tindakan eksklusivisme yang erat kaitannya dengan bidang agama ini seringkali disebabkan karena timbulnya batasan. Batasan batasan yang dibuat tentunya berhubungan dengan boleh atau tidaknya seorang individu untuk bergaul dengan individu lainnya. Eksklusivisme dalam bidang agama ini tentunya menekankan pada sifat intoleran.
Yang mana dalam kehidupan sehari hari, seorang individu yang berbeda iman atau keyakinan dilarang untuk berteman. Timbulnya pemisah ini yang mengakibatkan suatu agama cenderung mengeksklusifkan dirinya dari perbedaan perbedaan yang ada.
Eksklusivisme dalam Bidang Kebudayaan
Eksklusivisme dalam konteks kebudayaan ini seringkali terjadi di wilayah terpencil yang jauh dari kata modern. Wilayah wilayah ini cenderung mempertahankan kebudayaan dan adat istiadat yang sudah ada sejak jaman nenek moyang. Untuk mempertahankan budaya tersebut, mereka lebih memilih untuk menutup diri dari berbagai perkembangan dan modernisasi yang ada.
Mereka tidak ingin, apabila semua kebudayaan asli mereka memudar akibat arus globalisasi dan perkembangan lainnya.
Contoh Sikap Eksklusivisme
Berikut merupakan contoh sikap eksklusivisme yang berkembang di masyarakat.
- Lebih mementingkan kepentingan kelompok yang memiliki persamaan pendapat daripada dengan kelompok yang berbeda pendapatnya.
- Masyarakat suku Baduy yang cenderung mengisolasi diri dari berbagai perubahan dan perkembangan teknologi yang ada.
- Tindakan yang sifatnya merujuk ke fanatisme dan juga radikalisme.
Dampak Eksklusivisme
Berikut merupakan dampak yang diakibatkan dari perkembangan paham eksklusivisme yang ada di Indonesia.
Dampak Positif Eksklusivisme
Berikut dampak positif dari eksklusivisme.
- Munculnya keyakinan untuk terus mempertahankan keaslian dari kebudayaan yang ada.
- Munculnya rasa kepercayaan yang tinggi terhadap kelompok dan organisasinya yang memiliki persamaan misi.
- Adanya kemampuan untuk dapat membedakan dirinya sendiri dengan orang lain yang ada di sekitarnya.
- Munculnya pemahaman yang kuat, sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh dampak lainnya.
Dampak Negatif Eksklusivisme
Berikut dampak negatif dari eksklusivisme.
- Munculnya anggapan bahwa kepentingan pribadi dirasa sangat penting dibandingkan dengan kepentingan lainnya.
- Adanya kecenderungan untuk menutup diri dari berbagai perkembangan yang ada.
- Menyebabkan pola pikir masyarakat tidak berkembang atau dapat dibilang berkecenderungan statis.
- Rawan memicu adanya koflik atau permasalahan yang sifatnya internal.
Cara Mengatasi Eksklusivisme
Berikut cara mengatasi perkembangan dari paham eksklusivisme.
- Mengembangkan pola pemikiran sebagai masyarakat multikultural.
- Membuka pikiran dan pandangan terhadap segala perkembangan dan perubahan yang terjadi (open minded).
- Saling menghargai perbedaan dan juga keberagamanan.
- Tidak berprasangka buruk terhadap pendapat orang lain, sebelum mendapatkan penjelasannya.
- Menjalin banyak sekali relasi dan juga interaksi.
- Menyaring segala bentuk paham radikal yang masuk di Indonesia untuk disesuaikan terlebih dahulu dengan pancasila.