Jenis-jenis Angin: Proses dan Wilayah Terjadinya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya karena adanya tekanan udara.

Angin bergerak dari tekanan udara yang tinggi menuju ke suatu wilayah atau daerah dengan tekanan udara yang rendah.

Kecepatan angin dapat diukur dengan alat yang dikenal dengan nama anemometer.

Angin di bagi menjadi beberapa jenis tergantung arah angin tersebut bertiup. Beberapa jenis angin adalah sebagai berikut.

1. Angin Muson

Angin muson dikenal sebagai penanda adanya perubahan iklim secara musiman.

Hal ini dikarenakan angin muson berganti arah secara berlawanan di setiap setengah tahun.

Pada setengah tahun pertamanya, bertiup angin darat yang memiliki sifat kering dan selanjutnya bertiup angin laut yang bersifat basah.

Sebagai contohnya, pada bulan April hingga Oktober, wilayah Asia memiliki tekanan udara yang rendah sedangkan wilayah Afrika Selatan dan Australia memiliki tekanan udara yang tinggi.

Pada saat itu, angin muson berpindah dari Afrika Selatan dan Australia menuju ke wilayah Asia.

Angin muson terbagi menjadi dua yaitu:

  • Angin Muson Barat

Angin Muson Barat yang berpindah dari wilayah bagian barat bumi. Angin ini jika melewati Indonesia tidak mengandung uap air yang tinggi.

  • Angin Muson Timur

Angin Muson Timur yang berpindah dari wilayah bagian timur bumi. Angin ini membawa cukup banyak uap air karena melewati daerah Samudera Pasifik.

Proses Terjadinya Angin Muson

Angin muson terjadi ketika daratan memiliki suhu yang mulai hangat dan sejuk lebih cepat dari pada air.

Sehingga suhu udara di darat menjadi lebih panas dan mengakibatkan suatu daerah bertekanan rendah.

Dari proses ini kemudian terbentuklah angin yang bertiup menuju arah daratan.

Saat ini pula udara laut menjadi lebih lembab. Begitu juga pegunungan yang pada akhirnya menyebabkan proses pendinginan dan pengembunan.

Memasuki musim dingin, udara di darat menjadi lebih sejuk namun udara di laut menjadi panas dengan waktu yang lebih lama.

Akibatnya udara panas yang ada di laut naik dan menciptakan daerah yang memiliki tekanan udara yang rendah.

Perbedaan suhu antara laut dan darat ini menjadikan angin muson bergerak dari laut ke daratan.

Wilayah Terjadinya

Angin Muson biasa terjadi di benua Asia, Australia, dan Afrika yang beriklim tropis dan beberapa negara dengan iklim subtropis serta lautan dan samudera yang ada di wilayah tersebut.

2. Angin Passat

Angin passat merupakan angin yang bertiup konstan dari daerah subtropis menuju daerah khatulistiwa.

Angin ini bertiup dari suatu daerah dengan tekanan maksimum subtropis menuju daerah dengan tekanan rendah di daerah ekuator.

Angin Passat terdiri dari dua jenis yaitu:

  • Angin Passat Timur, yang bertiup dari arah timur laut atau dari wilayah iklim tropis di belahan bumi utara.
  • Angin Passat Tenggara, yang bertiup dari arah tenggara.

Selanjutnya kedua angin ini berkumpul di sekitar khatulistiwa yang mengakibatkan temperatur di daerah beriklim tropis menjadi lebih tinggi. Alhasil, massa udara di daerah ini dipaksa naik.

Daerah yang menjadi pertemuan dua angin ini disebut dengan daerah teduh khatulistiwa.

Sebutan lainnya adalah Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT).

Proses Terjadinya Angin Passat

Angin Passat dapat terjadi karena adanya ruang kosong di udara karena naiknya udara panas di wilayah khatulistiwa yang selanjutnya ruang tersebut terisi udara.

Udara tersebut bersifat dingin dari daerah yang memiliki iklim subtropis.

Wilayah Terjadinya

Dikarenakan angin passat merupakan angin yang konstan bertiup setiap tahunnya dan merupakan angin yang bertiup dari timur dan tenggara, maka seluruh wilayah bumi akan mengalami angin Passat. Angin ini kemudia bertemu di wilayah khatulistiwa.

3. Angin Siklon Tropis

Angin siklon tropis merupakan salah satu angin yang cukup berbahaya karena berpotensi menjadi badai dengan kekuatan yang besar.

Bahkan radius yang terbentuk oleh angin ini bisa mencapai 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan dengan suhu permukaan air laut yang hangat berkisar 26,5 derajat Celcius.

Angin siklon tropis memiliki kecepatan kurang lebih 63 km/jam. Angin siklon tropis memiliki masa hidup sekitar 3 smapai 18 hari.

Angin ini akan semakin melemah ketika memasuki wilayah yang bersuhu dingin atau telah mencapai daratan.

Di masyarakat, angin ini lebih dikenal dengan istilah badai tropis, typhoon, atau topan jika terbentuk di Samudera Pasifik Barat.

Memiliki nama cyclone jika terbentuk di India atau Australia. Sedangkan jika terbentuk di Samudera Atlantik dikenal dengan hurricane.

Proses Terjadinya Angin Siklon Tropis

Berikut beberapa syarat sehingga siklon tropis dapat terbentuk:

  • Suhu permukaan laut setidaknya 26,5 derajat Celcius pada kedalaman hingga 60 meter
  • Terbentuknya awan Cumulonimbus yang berpotensi untuk menghasilkan guntur. Awan ini sebagai penanda bahwa wilayah tersebut berkonvektif kuat.
  • Pada ketinggian 5 km di atmosfer, suhu sekitar haruslah lembab karena aktivitas badai tidak terbentuk ketika dalam keadaan kering.
  • Siklon tropis dapat terbentuk pada jarak setidaknya 500 km dari khatulistiwa.
  • Kondisi angin di sekitar pusaran siklon tropis terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan kondisi angin yang tidak stabil akan menghambat badai guntur.

Wilayah Terjadinya

Wilayah pembentukan siklon tropis terjadi di Samudera Pasifik Barat, Australia, India, dan Samudera Atlantik.

4. Angin Gunung dan Angin Lembah

Seperti namanya, angin ini merupakan angin yang bergerak dari gunung menuju lembah.

Proses ini terjadi di malam hari, berbeda dengan angin lembah yang terjadi di siang hari.

Seperti halnya sifat angin yang bertiup dari tekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah, angin gunung pun demikian.

Pada malam hari, tekanan udara di lembah minimum. Ini yang menyebabkan angin berpindah dari gunung ke lembah.

Selanjutnya adalah angin lembah. Angin lembah adalah angin yang bertiup dari lembah menuju gunung. Proses angin lembah terjadi ketika siang hari.

Hal ini di karenakan daerah gunung saat itu lebih cepat menerima panas sehingga suhu di gunung lebih tinggi dibandingkan lembah.

Suhu yang tinggi di gunung menyebabkan tekanan udaranya menjadi rendah.

Karena tekanan udara di lembah lebih tinggi dibandingkan di gunung, berembuslah angin dari lembah menuju gunung.

Proses Terjadinya

Angin lembah terjadi ketika suhu udara di gunung lebih tinggi dibandingkan suhu udara di lembah. Perbedaan suhu ini mengakibatkan adanya perbedaan tekanan udara pula.

Tekanan udara di gunung relatif rendah dan tekanan udara di lembah lebih tinggi. Perbedaan tekanan ini membuat angin bertiup dari lembah yang bertekanan tinggi ke gunung yang bertekanan rendah.

Sedangkan angin gunung terjadi ketika suhu udara di lembah lebih tinggi dibandingkan suhu udara di wilayah gunung. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di gunung lebih tinggi di bandingkan di lembah. Alhasil, angin bertiup dari gunung menuju lembah.

Wilayah Terjadinya

Angin lembah dan angin gunung terjadi di seluruh dataran tinggi atau pegunungan yang terdapat di permukaan Bumi. Jenis angin ini adalah angin yang umum terjadi tanpa ada faktor wilayah yang mempengaruhi

fbWhatsappTwitterLinkedIn