Daftar isi
Secara umum, puisi dapat didefinisikan sebagai sebuah karya sastra yang berasal dari curahan hati atau ungkapan hati dari sang penyairnya. Karya sastra ini mengandung irama, seperti rima dalam puisi, dan juga terdapat lirik di dalam setiap baitnya.
Dapat diartikan juga jika puisi adalah ungkapan rasa sang penyair yang dikemas menggunakan bahasa imajinatif yang dapat menambah kualitas estetis dalam makna yang semantis.
Jenis-jenis puisi sendiri dikelompokkan berdasarkan dari jamannya. Dan setiap jenis-jenis puisi tersebut pun juga berbeda. Berikut ini jenis masing-masing dari puisi.
1. Puisi Lama
Karya sastra yang termasuk ke dalam bentuk puisi lama juga terbagi menjadi beberapa jenis dengan ciri-ciri yang berbeda. Berikut ini jenis-jenis puisi lama.
Pantun
Pantung merupakan salah satu karya sastra yang termasuk jenis puisi lama dengan sajak a-b-a-b. Di dalam setiap baitnya memiliki 4 baris dan terdiri atas 8-12 suku kata. Baris 1-2 adalah sampiran sedangkan baris 3-4 adalah isi.
Contohnya :
Di jalan tak sengaja berjumpa daun sugi
Ingat manfaat, lantas cepat dibawa
Tiada belajar tiada yang rugi
Kecuali diri sendiri di masa tua
Syair
Merupakan jenis karya sastra lama yang berasal dari Negara Arab. Tiap baitnya terdiri dari 4 baris dengan sajak a-a-a-a. Biasanya syair berisikan tentang cerita atau nasihat.
Berasal dari kata syu’ur yang memiliki arti “perasaan”, sehingga dapat disimpulkan jika syair merupakan ekspresi perasaan maupun pikiran sang pembuatnya.
Contohnya :
Jika tuan menjadi air
Kakang menjadi ikan di pasir
Kata nin tiada kakanda mungkir
Kasih kakang batin dan lahir
Gurindam
Merupakan puisi lama yang setiap baitnya memiliki 2 baris. Biasanya menggunakan sajak a-a-a-a. Kebanyakan dari gurindam biasanya berisikan tentang nasehat.
Contoh :
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
Mantra
Berasal dari bahasa sansekerta yaitu “mantra” atau “manir”, mantra merupakan kumpulan kata-kata yang diyakini mamiliki kekuatan mistis/gaib.
Mantra termasuk dalam jenis puisi lama, namun pada masyarakat Melayu sebuah mantra tidak dikaitkan dengan karya puisi lama melainkan dengan kepercayaan dan adat istiadat.
Contoh :
Sihir lontar pinang lontar
terletak diujung bumi
Setan buta jembalang buta
aku sapa tidak berbunyi
Seloka
Merupakan puisi Melayu klasik yang didalamnya berisikan tentang pepatah atau perumpamaan yang mengandung ejekan, sindiran, maupun senda gurau.
Umumnya seloka ditulis dalam 4 bari, akan tetapi ada pula yang menulisnya lebih dari 4 baris. Uniknya, seloka memiliki beberapa bait di dalamnya yang saling berkaitan.
Baris kedua pada bait pertama menjadi baris pertama untuk bait selanjutnya. Sedangkan baris keempat pada bait pertama nantinya menjadi baris ketiga pada bait selanjutnya.
Contoh :
Pergi ke pasar membeli nanas
Saat dijalan ketemu trantib
Selalu taatilah lalu lintas
Supaya jadi pengendara yang tertib
Talibun
Pantun genap yang mana setiap baitnya terdiri atas 6,8, hingga 10 baris. Jenis puisi lama ini memiliki sampiran dan isi yang identik dengan jumlah barisnya genap.
Bersajak abc-abc ataupun abcd-abcd yang disesuaikan dengan jumlah barisnya.
Contoh :
Berjalan di terik hingga lena
Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti
Karmina
Jenis puisi lama lainnya yang bentuknya seperti pantun kilat dikarenakan isinya yang sangat pendek. Pantun karmina sering digunakan untuk kalimat kiasan yang tujuannya menegur dengan bahasa yang lebih sopan.
Hanya saja banyak orang yang belum memahami jika hal yang dimaksud merupakan pantun karmina. Ciri-ciri pantun karmina sendiri adalah terdiri atas 2 baris dan bersajak a-a.
Contoh :
Dahulu parang, Sekarang besi
Dahulu sayang, Sekarang benci
2. Puisi Baru
Jenis puisi baru sendiri memiliki 2 macam, yaitu berdasarkan dari isi dan berdasarkan dari bentuknya. Berikut ini adalah jenis-jenis puisi baru:
Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isi
1. Balada
Merupakan jenis puisi baru yang didalamnya berisikan tentang cerita atau kisa. Terdiri atas 3 bait dan setiap baitnya berisikan 8 baris dengan sajak a-b-a-b-b-c-c-b.
Kemudian rima tersebut berubah menjadi bentuk a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir di dalam bait pertama menjadi refrain dalam bait-bait berikutnya.
Pusi baru ini bersifat objektif, yang mana menggambarkan perilaku orang lain melalui dialog ataupun monolog sehingga di dalamnya mengandung gambaran kisah tertentu.
Contoh :
Pembungkus Tempe
Fermentasi asa
Mengharap sempurna
Bentuk utuh nan konyol
Rasa, karsa tempePembungkus yang berjasa
Penuh kisah bertulis sedih lara
Dibuang tanpa dibacaPembungkus tempe
Bukan plastik tapi kertas lama tak terpakai
Masihkah ada yang membelai sebelum membuangnya?
2. Himne
Puisi baru yang di dalamnya berisikan pemujaan terhadap Tuhan atau Dewa, tanah air, pahlawan-pahlawan dan hal lainnya yang dianggap sakral dan penting.
Seiring dengan perkembangan zaman, himne tak hanya menjadi sebuah puisi saja namun menjadi puisi yang dapat dinyanyikan.
Contoh :
Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu
Amin
3. Ode
Puisi baru yang berisikan tentang sanjungan atau pujian untuk orang-orang yang bersaja. Gaya dan nada yang digunakan dalam puisi ini bersifat sangat resmi.
Biasanya membahas tentang sesuatu hal yang mulia, bersifat menyanjung kepada pribadi maupun peristiwa tertentu, serta bernada anggun.
Contoh :
Generasi Sekarang
Karya: Asmara Hadi
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
4. Romansa
Merupakan jenis puisi yang berisikan tentang luapan perasaan miliki sang penyair mengenai cinta kasih. Umumnya puisi ini dapat menimbulkan efek romantisme.
Contoh :
Kisah ini hanya kau dan aku
Tak ada ketiga, keempat, kelima
Aku adalah kau
Kau adalah aku
Senyummu adalah bahagiaku
Tangismu adalah laraku
Citamu adalah wajibku
Karena kau…
Adalah tulang rusukku
5. Epigram
Puisi baru yang berisikan ajaran-jaran hidup serta tuntunna-tuntunan. Dalam hal ini pula, Epigram juga berarti unsur pengajaran, nasehat, ikhtbar, yang dapat membawa ke dalam jalan kebenaran serta terdapat unsur teladannya.
Contoh :
Hari itu tak ada tempat berlari
Tak ada tempat bersembunyi
Tak ada memohon belas kasih
Semua sudah menyatu
Amal satu-satunya penolong
Amal satu-satunya cahaya
Merintih tiada berarti
Menyesal tiada berguna
Barulah sadar dunia yang fana
6. Satire
Puisi baru yang berisikan tentang sindran atau kritikan yang ditujukan kepada seseorang maupun sesuatu. Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang disampaikan dalam bentuk parodi, ironi, atau sarkasme.
contoh :
Lihatlah kami
Peluh dan keringat adalah kawan kami
Banting tulang adalah kesetiaan kami
Kekurangan adalah kelebihan kami
Penderitaan adalah keseharian kami
Tapi lihatlah dirimu
Tertawa di atas peluh keringat kami
Bersantai di atas remuknya tulang kami
Berfoya di atas kekurangan kami
Kau curi semua hak kami
Kau curi sesuap nasi kami
Kau berlimpah harta atas nama kami
Kau berjanji atas nama kami
Kami hanya cukup diam
Di atas sajadah kami
Semoga Tuhan membalas kezhaliman ini
7. Elegi
Syair atau nyanyian yang mengandung ungkapan duka cita dan ratapan, khususnya yang ditujukan pada peristiwa kematian. Biasnaya puisi ini digunakan sebagai bentuk ungkapan sebuah rasa duka maupun keluh kesah dikarenakan kematian maupun kepergian seseorang.
Contoh :
Dalam erangan jiwa
Aku menangis mengingat-Mu
Dalam pilunya hati
Aku bersujud kepada-Mu
Dalam ratap tangisku
Aku berserah kepada-Mu
Renungi semua dosa dan khilaf
Takutku dan sesalku
Merangkai doa selalu kupanjatkan
Ya Tuhan…
Ampunilah dosaku
Ampunilah khilafku
Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya
Setelah membahas apa saja jenis puisi baru berdasarkan dari isinya, maka kini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai puisi baru yang berdasarkan bentuknya.
- Distikon. Merupakan puisi yang setiap baitnya terdiri atas 2 baris. Biasanya puisi ini disebut sebagai puisi 2 seuntai.
- Terzina. Merupakan bentuk puisi yang setiap baitnya terditi atas 3 baris. Puisi ini juga disebut sebagai puisi 3 seuntai.
- Kuatrain. Kuatrain merupakan jenis puisi baru setiap baitnya berisikan 4 baris. Puisi ini juga dikenal sebagai puisi 4 seuntai.
- Kuint. Puisi baru setiap baitnya terdiri atas 5 baris. Puisi ini juga dikenal sebagai puisi 5 seuntai.
- Sektet. Merupakan jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 6 baris atau ang juga disebut sebagai puisi 6 seuntai
- Septime. Merupakan jenis puisi baru yang setiap baitnya terdiri dari 7 baris atau yang disebut pula sebagai puisi 7 seuntai.
- Oktaf. Merupakan puisi baru yang setiap baitnya terdiri atas 8 baris. Puisi ini biasa disebut sebagai double kuatrain atau puisi 8 seuntai
- Soneta. Merupakan jenis puisi baru yang terdiri atas 14 baris. Dalam puisi ini terbagi menjadi 2, dua bait pertama berisikan 4 baris dan dua bait kedua yang berisikan masing-masing 3 baris. Yang menjadi pegangan dalam pembuatan Soneta adalah jumlah baris di dalamnya yaitu 14 baris.
Nah itu tadi penjelasan mengenai puisi, jenis, dan ciri-ciri dari masing-masing bentuk puisi. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.