Kabinet Sukiman-Suwirjo: Susunan – Program Kerja dan Penyebab Jatuhnya

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setelah membahas mengenai Kabinet Natsir yaitu kabinet pertama yang terbentuk setelah pembubaran Negara Republik Indonesia Serikat, kali ini kita akan membahas mengenai kabinet Sukiman-Suwirjo.

Kabinet Sukiman-Suwirjo adalah kabinet kedua setelah Negara RIS dibubarkan. Kabinet ini bertugas dari 27 April 1951 hingga 3 April 1952. Kabinet ini diketuai oleh Sukiman Wirjosandjojo dan wakilnya Suwirjo.

Susunan Kabinet Sukiman-Suwirjo

Adapun susuna kabinet Sukiman-Suwirjo adalah sebagai berikut:

  • Kepala Pemerintahan: Sukiman Wirjosandjojo
  • Wakil Kepala Pemerintahan: Suwirjo
  • Menteri Luar Negeri: Achmad Subardjo
  • Menteri Dalam negeri: Iskak Tjokroadisurjo
  • Menteri Pertahanan: Sewaka (ditunjuk pada 9 Mei 1951)
  • Menteri Kehakiman: Mohammad Yamin (mengundurkan diri 14 Juli 1951), Melkias Agustinus Pellaupessy (merangkap jabatan), dan Mohammad Nasrun (diangkat 20 November 1951)
  • Menteri Penerangan: Arnold Mononutu
  • Menteri Keuangan: Jusuf Wibisono
  • Menteri Pertanian: Suwarto
  • Menteri Perdagangan dan Perindustrian: Sujono Hadinoto (berhenti Juli 1951) dan Wilopo (diangkat Juli 1951)
  • Menteri Perhubungan: Djuanda Kartawidjaja
  • Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Ukar Bratakusumah (merangkap sewaktu Djuanda di luar negeri)
  • Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana
  • Menteri Sosial: Sjamsuddin Sutan Makmur
  • Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Wongsonegoro
  • Menteri Agama: Wahid Hasjim
  • Menteri Kesehatan: J. Leimena
  • Menteri Negara:
    • Urusan Umum: Agustinus Pellaupessy
    • Menteri Urusan Pegawai: Pandji Suroso
    • Menteri Urusan Agraria: Gondokusumo

Program Kabinet

Program-program Kabinet Sukiman-Suwirjo antara lain:

  • Menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin keamanan dan ketenteraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara.
  • Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi rakyat serta memperbaharui hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani.
  • Mempercepat usaha penempatan mantan pejuang dalam lapangan pembangunan.
  • Menyelesaikan persiapan pemilu untuk membentuk dewan konstituante dan menyelenggarakan pemilu dalam waktu singkat serta mempercepat agar otonomi daerah dapat terlaksana secepatnya.
  • Menyiapkan undang-undang tentang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama (collective arbeidsovereenkomst), penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian perburuhan.
  • Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta menuju perdamaian dunia, menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dan Belanda dari unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian internasional biasa, mempercepat peninjauan kembali persetujuan hasil Konferensi meja Bundar (KMB), serta meniadakan perjanjian-perjanjian yang merugikan rakyat dan negara.
  • Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Keberhasilan Kabinet Sukiman-Suwirjo

Keberhasilan yang dicapai oleh Kabinet Sukiman-Suwirjo anatara lain:

  • Memperhatikan usaha untuk memajukan perusahan kecil.
  • Memperhatikan buruh.
  • Memperluas pendidikan dengan mendirikan berbagai macam sekolah.
  • Melanjutkan program kerja Kabinet Natsir

Permasalahan yang Dihadapi Kabinet Natsir

  • Adanya krisis moral seperti korupsi di lembaga-lembaga pemerintahan.
  • Program mengenai masalah Irian Barat tidak berhasil.
  • Hubungan yang tidak baik dengan militer.

Penyebab Jatuhnya Kabinet Sukiman-Suwirjo

Selain permasalah yang dihadapi oleh kabinet Sukiman yang telah disebutkan di atas, penyebab lain jatuhnya kabinet sukiman-suwirjo adalah mosi tidak percaya yang diberikan seluruh partai politik atas dugaan penyelewengan teknis dan ideologi terkait dana bantuan asing, Mutual Security Act (MSA).

Menteri Luar Negeri, Ahmad Subardjo menandatangani sebuah perjanjian dengan MSA dari Amerika Serikat terkait pemberian bantuan ekonomi dan senjata yang kemudian memicu munculnya pertentangan dari Partai Masyumi dan PNI sehingga mereka tidak lagi mendapat dukungan. Kerja sama tersebut dinilai merugikan politik bebas aktif Indonesia. Sukiman pun terpaksa harus mengembalikan mandatnya kepada presiden sebagai tanda berhentinya Kabinet Sukiman-Suwirjo dan digantikan oleh Kabinet Wilopo.

fbWhatsappTwitterLinkedIn