Sejarah Indonesia Masuk G20

√ Edu Passed Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Untuk pertama kalinya Indonesia memegang Presidensi Group of 20 (G20), sebuah forum kerja sama 2 ekonomi utama dunia. Periode presidensi ini berlangsung selama satu tahun lamanya yakni mulai dari tanggal 1 Desember 2021 sampai 30 November-desember 2022.

Serah terima Presidensi G20 berlangsung pada KTT G20 yang dilaksanakan di Roma Italia pada tanggal 31 Oktober 2021. Penyerahterimaan ini diberikan oleh Perdana Menteri Mario Draghi sebagai Presidensi Italia kepada Presiden Republik Indonesia yakni Joko Widodo.

Alasan Indonesia bergabung menjadi anggota G29 karena saat ini Indonesia menempati posisi ke-16 berdasarkan PDB. Dengan posisi seperti itu, menunjukkan bahwa Indonesia sejajar di antara China dan India yang pertumbuhan ekonominya selalu di atas rata-rata dalam perekonomian global. Sedangkan Negara-negara maju lainnya, memiliki pertumbuhan ekonomi yang cenderung dinamis.

G20 sendiri merupakan sebuah forum internasional yang memiliki fokus pada bidang koordinasi kebijakan di bidang ekonomi serta pembangunan. G20 berdiri pada tahun 1999 sebagai respons atas krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1997-1998.

Tujuan pembentukan Indonesia masuk ke G20

Tujuan pembentukan G20 adalah :

  • Untuk memastikan dunia keluar dari krisis dan menciptakan pertumbuhan ekonomi global yang kuat dan berkesinambungan.
  • G20 mempresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia di mana anggotanya mencakup 80% PDB dunia, 75% ekspor global dan 60% populasi global.

Anggota G20 terdiri dari 19 negara dan 1 kawasan yakni :

  • Indonesia,
  • Argentina,
  • Australia,
  • Brasil,
  • Kanada,
  • Republik Rakyat Tiongkok (RTT),
  • Prancis,
  • Jerman,
  • India,
  • Jepang,
  • Italia,
  • Republik Korea,
  • Meksiko,
  • Rusia, Arab Saudi,
  • Afrika Selatan,
  • Turki,
  • Inggris,
  • Amerika Serikat
  • Uni Eropa.

Semula, G20 merupakan pertemuan antara menteri keuangan dengan gubernur bank sentral. Namun, kini G20 telah berkembang dengan pembahasan dalam berbagai bidang pembangunan. Sejak tahun 2008, G20 mulai menghadirkan kepala negara dalam pertemuan KTT.

Kehadiran kepala negara ini guna mewujudkan tujuan dalam melakukan pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan. Saat ini dunia tengah dihadapkan dengan krisis multidimensional karena adanya pandemi Covid-19.

Dalam hal ini, G20 sebagai kumpulan Ekonomi utama dunia yang memiliki kekuatan baik secara politik maupun ekonomi, memiliki kapasitas untuk mendorong adanya pemulihan paska pandemi covid-19. Maka dari itu, sebagai presidensi G20, Indonesia mengusung sebuah semangat untuk pulih bersama setelah pandemi covid-19.

Indonesia mengangkat tema pada G20 kali ini adalah Recover, Together, Recover Stronger. Tema ini diangkat oleh Indonesia sebagai Presidensi G20 dengan alasan bahwa dunia masih berada dalam tekanan akibat pandemi Covid-19. Maka dari itu, perlu adanya sebuah upaya bersama dan inklusif untuk mencari jalan keluar atas solusi atas pemulihan dunia.

3 Sektor kunci pemulihan G20 di Indonesia

Guna mencapai target tersebut, Indonesia berfokus pada tiga sektor yang menjadi prioritas. Ketiga sektor ini dinilai menjadi kunci dari pemulihan yang kuat dan berkelanjutan. Adapun ketiga kunci tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penguatan arsitektur kesehatan global

Melihat kejadian pandemi yang masih berlangsung, arsitektur kesehatan global harus diperkuat lagi. Hal ini tidak hanya sebagai upaya untuk menanggulangi pandemi saja melainkan juga guna mempersiapkan dunia jika sewaktu-waktu terjadi kondisi yang serupa dengan pandemi. Sehingga dunia memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan ke depannya.

2. Transformasi Digital

Ketika pandemi, dunia digitalisasi semakin dibutuhkan. Banyak bidang kehidupan yang memerlukan kecanggihan digital. Oleh sebab itu transformasi digital menjadi salah satu solusi nyata dalam menggerakkan ekonomi di kala pandemi.

Bahkan transformasi digital menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi yang baru. Banyak sekali bidang pekerjaan baru yang bermunculan YouTuber, food vlogger, data analyst, content writer, content creator dan masih banyak lagi.

Hal inilah yang kemudian membuat peningkatan pada pertumbuhan ekonomi sekalipun di tengah krisis kesehatan global. Maka dari itu Presidensi Indonesia berfokus pada peningkatan kemampuan digital dan literasi digital guna memastikan tranformasi digital yang inklusif serta dapat dinikmati oleh seluruh negara.

3. Transformasi Energi

Presidensi Indonesia tidak hanya berfokus pada bidang ekonomi saja melainkan juga lingkungan. Guna memastikan masa depan yang berkelanjutan, Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbaru.

Transisi energi ini guna mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan. Hal ini dilakukan sebagai upaya nyata dalam menangani perubahan iklim global. Fokus pada pemulihan paska pandemi tidak hanya terlihat pada 3 sektor prioritas saja melainkan juga tergambarkan pada logo Presidensi Indonesia.

Logo Presidensi G20 Indonesia memiliki warna dasar merah putih dengan desain yang memadukan siluet gunungan. Hal ini menunjukkan identitas bangsa Indonesia. Pada siluet gunungan menggambarkan kehidupan alam semesta khususnya perpindahan menuju hal yang baru.

Hal ini mencerminkan optimisme dan semangat untuk pulih dari pandemi dan memasuki kehidupan baru dengan pembangunan hijau yang inklusif. Selain itu terdapat pula motif Kawung yang menggambarkan semangat untuk menyebarkan manfaat bagi sesama.

Siluet gunung menjadi latar belakang logo G20. Adapun siluet gunung tersebut adalah Gunung Agung dan Gunung Abang yang ada di Bali. Di mana pada gambar menggunakan gradasi warna merah biru yang terinspirasi dari warna saat matahari terbit. Pemilihan warna ini menunjukkan adanya pengharapan akan hadirnya hari-hari baru yang kaya akan perubahan yang positif.

Logo Presidensi G20 Indonesia menggambarkan sebuah dorongan untuk melakukan pemulihan dunia setelah dua tahun lamanya berjuang melawan pandemi covid 19. Guna mendukung adanya proses pemulihan, G20 hadir secara inklusif untuk kepentingan dunia. Layaknya DNA politik luar negeri Indonesia, bentuk tanaman merambat menggambarkan Presidensi Indonesia sebagai bridge builder dan part of solution.

Prinsip G20 di Indonesia

G20 yang dilaksanakan di Indonesia memiliki prinsip inklusivitas. Guna mendukung prinsip ini, presidensi Indonesia mengundang berbagai negara tamu serta organisasi internasional untuk berpartisipasi dalam G20. Inklusivitas ini menjadi prioritas kepemimpinan Indonesia dalam G20 guna mewujudkan leave no one behind.

Hal inilah yang terus disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan. Adapun visi dalam G20 kali ini adalah

Presidensi G20 yamg bermanfaat tidak hanya bagi anggota saja melainkan untuk semua pihak termasuk negara berkembang, negara pulau-pulau kecil dan kelompok rentan“.

Guna mewujudkan visi tersebut, Indonesia memberikan perhatian besar kepada negara-negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia.

Selain itu, presidensi Indonesia juga mengundang sembilan negara undangan yakni :

  • Spanyol
  • Ketua Uni Afrika,
  • Ketua ASEAN,
  • Ketua the African Union Development Agency-NEPAD (AU NEPAD),
  • Singapura,
  • Belanda,
  • Persatuan Emirat Arab,
  • Ketua Pasific Island Forum (PIF), dan
  • Ketua The Caribbean Community (CARICOM).

Terdapat pula 10 organisasi internasional undangan seperti :

  • Asian Development Bank (ADB),
  • Financial Stability Board,
  • Internasional Labour Organization,
  • Internasional Monetary Fund,
  • Islami Development Bank,
  • World Bank,
  • WHO,
  • WTO,
  • United Nation dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Di dalam G20 terdapat dua pilar yang menjadi pembahasan yakni pilar keuangan atau yang dinamakan Finance Track dan Pilar Sherpa Treck yang membahasa masalah ekonomi dan pembangunan non keuangan.

Setiap pilar yang dimaksud memiliki kelompok kerja atau Working Groups. Selain itu, terdapat pula Engagement Groups atau 10 kelompok komunitas dari berbagai kalangan profesi yang mengangkat topik pembahasan. Setiap kelompok engagement group memiliki peranan penting dalam pemilihan global terutama melalui gagasan dan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran bagi para pemimpin G20.

Presidensi G20 Indonesia menjadwalkan lebih dari 180 kegiatan utama termasuk di dalamnya pertemuan Engagement Group, Pertemuan Working Groups, Pertemuan Tingkat Deputies, Pertemuan Tingkat menteri hingga pertemuan Tingkat Kepala Negara (KTT) di Bali.

Rangkaian kegiatan G20 di Indonesia

Di mana rangkaian kegiatan tersebut akan disebar di lebih dari 20 kota yang ada di Indonesia. Pada sherpa meeting yang pertama akan digelar di Jakarta pada tanggal 7 sampai 8 Desember 2021. Sementara itu, puncak kegiatan presidensi G20 yang dalam hal ini adalah KTT akan digelar di Bali pada tanggal 15-16 November 2022.

Rangkaian pertemuan forum G20 telah diatur berdasarkan Keputusan Presiden No 12 Tahun 2021 mengenai Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022. Berikut ini penjelasan dari berbagai kegiatan selama presidensi G20 Indonesia.

1. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) adalah pertemuan klimaks yang dihadiri oleh seluruh kepala pemerintahan atau kepala negara anggora G20. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) menjadi puncak acara dari rangkaian kegiatan G20. KTT digelar di Bali pada tanggal 15-16 November 2022.

2. Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur Bank Sentral

Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur Bank Sentral merupakan pertemuan yang dihadiri oleh menteri dan gubernur bank sentral pada pembahasan substansi finance track dan pertemuan tersebut akan dihadiri oleh menteri atau pejabat setingkat menteri pada pembahasan substansi di sherpa track.

3. Pertemuan Tingkat Sherpa

Pertemuan Tingkat Sherpa merupakan pertemuan dengan fokus pada isu-isu yang lebih luas seperti keterlibatan politik, anti korupsi, perdagangan, pembangunan energi perubahan iklim, kesetaraan gender dan isu-isu lainnya.

4. Pertemuan Tingkat Working Group

Pertemuan Tingkat Working Group adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Kementrian atau lembaga focal point pada sherpa track dan finance track. Substansi pembahasannya akan menjadi bahan masukan dalam pertemuan tingkat menteri dan gubernur bank sentral, pertemuan tingkat sherpa dan pertemuan tingkat deputi.

5. Pertemuan Tingkat Deputi

Pertemuan Tingkat Deputi adalah pertemuan yang dilakukan dengan melibatkan deputi negara anggota G20 dengan pembahasan substansi pada Sherpa Track dan Finance Track.

6. Pertemuan Tingkat Engagement Group

Pertemuan Tingkat Engagement Group adalah suatu pertemuan yang dilaksanakan dengan melibatkan perwakilan lembaga negara atau non pemerintah pada rangkaian presidensi G20 Indonesia.

Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam G20, terdapat banyak manfaat yang akan diperoleh oleh Indonesia sebagai presidensi G20. Keuntungan tersebut dapat diukur dari berbagai aspek khususnya ekonomi, politik luar negeri serta pembangunan sosial. Dalam bidang ekonomi, dengan adanya G20 diharapkan dapat meningkatkan penerimaan devisa negara.

Hal ini dilihat dari lebih dari 20 ribu delegasi internasional yang diperkirakan akan menghadiri pertemuan yang akan dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Terlebih pada presidensi sebelumnya yang dilaksanakan di Turki, Argentina, Jepang dan Tiongkok yang menunjukkan adanya peningkatan kunjungan lebih dari 13 ribu.

Pada bidang politik, dengan adanya G20, Indonesia dapat menjalin kerja sama dan menginisiasi hasil nyata pada tiga sektor yang menjadi prioritas dalam pemulihan paska pandemi. Hal inilah yang kemudian menjadi momentum bagi Indonesia untuk mendapatkan kepercayaan dunia dalam memimpin pemulihan global.

Kepercayaan merupakan modal yang sangat berharga bagi diplomasi dan politik luar negeri. Selain itu, G20 juga berpengaruh pada bidang pembangunan ekonomi dan sosial berkelanjutan. Presidensi G20 menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa Indonesia ia open for business.

Dengan adanya G20, para pemimpin dunia akan melihat kemajuan pembangunan Indonesia yang dapat menjadi potensi untuk berinvestasi di Indonesia. Hal inilah yang akan berpeluang menciptakan multiplier effect bagi perekonomian daerah karena dapat berkontribusi bagi sektor pariwisata, hotel, transportasi, ekonomi kreatif dan UMKM lokal.

fbWhatsappTwitterLinkedIn